Sukses

2 Komoditas Laut Indonesia Ini jadi Incaran Dunia, Bikin China dan Vietnam Kepincut

Melimpahnya sumberdaya alam laut Indonesia menjadi incaran banyak negara. Salah duanya ada potensi rumput laut dan benih lobster yang terus dilirik oleh Tiongkok dan Vietnam untuk dikembangkan.

 

Liputan6.com, Jakarta Melimpahnya sumberdaya alam laut Indonesia menjadi incaran banyak negara. Salah duanya ada potensi rumput laut dan benih lobster yang terus dilirik oleh Tiongkok dan Vietnam untuk dikembangkan.

Bahkan saking seksinya potensi benih lobster di tanah air, Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Republik Sosial Vietnam, Mr Phùng Đức Tiếnz turun langsung ke Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, 4 Agustus lalu.

"Ada enam perusahaan yang berminat berusaha budidaya di dalam negeri dan sudah kami ajak rapat. Kalau PT memang perusahaan yang melakukan kegiatan pembudidayanya. Mereka ini bermitra dengan koperasi untuk suplay benur nya," terang Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) TB Haeru, saat dihubungi melalui saluran telepon, Rabu (7/8/2024).

Ada pun tujuan Wakil Menteri Phùng Đức Tiến untuk melihat langsung potensi yang ada di Laut Flores, Tano, Desa Rhee Loka, Kecamatan Rhee, Kabupaten Sumbawa – Nusa Tenggara Barat yang merupakan milik PT PMI.

Dengan penuh semangat, Pemerintah Kabupaten Sumbawa yang dirima oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Sumbawa, Dr, Budi Prasetiyo. Dia mengaku telah bertemu secara langsung dengan Phùng Đức Tiến dan mengajaknya melihat secara langsung sejumlah potensi yang ada di Kabupaten Sumbawa.

Menurut Sekda, kedatangan perwakilan pemerintahan Vietnam tersebut ingin memastikan bahwa potensi-potensi investasi di Kabupaten Sumbawa bisa dijadikan peluang kerja sama, guna memberikan kontribusi positif terutama di bidang pertanian, kelautan dan perikanan.

Lanjut Sekda, Pemeritah Vietnam berharap kunjungan ini mendapat dukungan dari Pemda Sumbawa. Karena itu, para pihak terkait diharapkan dapat memberikan dukungan dan memastikan Kabupaten Sumbawa ramah investasi.

“Kerena memang banyak Sekali potensi yang ada di Sumbawa. Memang sudah banyak yang melirik, baik dari investasi dalam maupun luar negeri,” ujarnya.

 

 

2 dari 3 halaman

Tenaga Kerja Lokal

Meski Pemda Sumbawa memberikan dukungan, terang sekda, namun ada sejumlah persyaratan utama yang harus dipenuhi. Seperti melibatkan tenaga kerja lokal, serta tranformasi dan transfer keahlian kepada tenaga kerja yang ada di Kabupaten Sumbawa.

"Yang pasti langkah ini kami respon positif. Mudah-mudahan akan banyak lagi yang melihat potensi Sumbawa. Terutama di empat potensi yang kita miliki yaitu pertanian, kelautan dan perikanan, pertambangan, serta pariwisata,” imbuhnya.

Atas potensi kerjasama ini, lanjut sekda, Pemda Sumbawa tetap berkomunikasi dengan kementerian terkait di pusat. Sehingga Sumbawa bisa dijadikan lokus penguatan sumber daya pertanian, kelautan, perikanan, dan pengembangan pedesaan.

PT. Pacific Maritime Indonesia merupakan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) antara Perusahaan asal Indonesia dengan Perusahaan asal Vietnam sebagai tenaga ahli dalam melakukan budidaya lobster Indonesia. Tahun 2024, Keramba Jaring Apung (KJA) telah terinstal sebanyak 197 Unit. PT PMI memiliki kapsitas budidaya sebanyak 100.000 BBL dan berencana menambah 1000 KJA dengan kapasitas 1 - 1.5 juta BBL.

 

3 dari 3 halaman

Budidaya Lobster

BBL yang dibudidayakan PT PMI selama ini berasal masyarakat lewat Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang sudah berijin di Provinsi NTB baik di Pulau Sumbawa maupun Pulau Lombok.

Harapan PT Pacific Maritime Indonesia, dengan budidaya lobster di Sumbawa ini bisa memberikan dampak ekonomi untuk masyarakat sekitar, bisa memenuhi permintaan lobster di dalam dan luar negeri. Serta bisa meningkatan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dari budidaya lobster.

"Budidaya lobster PT PMI di Sumbawa menggunakan teknologi yang ramah lingkungan, seperti penggunaan pakan alami, pengendalian penyakit tanpa obat kimia, tapi tetap bisa menghasilkan produk berkualitas dan berkelanjutan. Upaya budidaya ini akan memberi nilai tambah pada komoditas lokal yaitu BBL dengan menciptakan rantai pasok yang akan melibatkan banyak sumber daya manusia dan sumber daya alam lokal," ujarDr. Arief Budi Witarto, B.Eng., M.Eng.Chief Technology Officer/ Direktur Teknologi PT PMI.

"Melalui teknologi transfer dari Vietnam yang sudah punya 30 tahun pengalaman dalam budidaya, dan potensi daerah yang besar beserta dukungan masyarakat sekitar serta Pemda setempat, kolaborasi Indonesia-Vietnam membuka peluang juara Sektor perikanan global. Maka keberhasilannya dapat diharapkan dalam waktu dekat, kami yakin," pungkasnya. (*)