Sukses

Wamentan Minta Petani di Deli Serdang Optimalkan Lahan Tidur Guna Jadi Produktif

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono meminta kepada para petani di Deli Serdang untuk mengoptimalkan lahan tidur yang tersedia untuk dijadikan lahan produktif.

Liputan6.com, Deli Serdang Dalam rangka melakukan penguatan pangan di Indonesia, Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono meminta kepada para petani di Deli Serdang untuk mengoptimalkan lahan tidur yang tersedia untuk dijadikan lahan produktif.

"Kita semua wajib mengubah lahan 'nganggur' menjadi lahan produktif, kalau ada lahan produktif di Sumatea Utara, ada lahan kosong, lahan nganggur, mungkin kurang air dan lain-lain segera laporkan ke kepala dinasnya dan nanti dari Kementan akan melakukan treatment apakah itu pompanisasi supaya lahannya basah kemudian bisa ditanami tanaman pangan dan lain-lain," ujar Sudaryono.

Dirinya pun menyebut, potensi lahan tidur di Deli Serdang masih sangat terbuka dan dapat menghasilkan kecukupan pangan yang sangat besar, apalagi Indonesia pada beberapa bulan ke depan masih harus menghadapi kekeringan panjang akibat El Nino terparah sepanjang sejarah.

"Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementan melakukan sejumlah upaya untuk mengamankan ketersediaan pangan lewat program penambahan areal tanam (PAT) dengan memaksimalkan pompanisasi," sebut Sudaryono.

"Ini kita mau push lagi sampai dengan September sebisa mungkin 97 ribu itu kelar semua, jadi titik-titiknya kita sudah ada," jelasnya.

Sudaryono mengungkapkan bahwa pihaknya tengah berkoordinasi dan banyak dibantu oleh Dinas Pertanian di Kabupaten Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan juga Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Sebagaimana diketahui, Provinsi Sumatra Utara memiliki target PAT sebesar 97 ribu hektare dan sampai saat ini sudah terealisasi 58 ribu hektare.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kejar Masa Tanam

Sudaryono mengatakan bahwa kelompok tani yang mendapatkan bantuan pompa agar sesegera mungkin digunakan dalam mengejar masa tanam dengan memanfaatkan sumber air yang ada.

"Di pertanian ini waktu adalah komponen penting, di mana pupuknya harus tepat waktu, tanamnya tepat waktu, airnya juga harus tepat waktu, tanaman itu scheduling-nya jelas dan pda saat Anda butuh pupuk, harus ada pupuk, saat nanam, harus ada air Kalau tidak ada air, tak bisa nanam," katanya.

Di sisi lain, Sudaryono menjelaskan, 65 bendungan yang dibangun Presiden Joko Widodo bisa dimanfaatkan secara maksimal sampai ke irigasi tersier hingga masuk ke persawahan.

"Bukan hanya pompa tapi juga irigasi yang rusak kita perbaiki, yang belum ada kita tambah dan sekarang ini baru 20% lahan dari 7.4 juta yang kena dampak irigasi, kita mau meningkatkan dari 20% menjadi 50%, artinya dari yang tadinya 1,5 juta yang kena irigasi, kita mau tingkatkan tambah 2,1-2,2 juta lagi," jelasnya.

"Sehingga totalnya bisa hampir 4 juta hektare, itu bisa irigasi, panen 3 kali, sehingga kita harapkan nanti swasembada pangan dalam hal ini adalah beras itu betul-betul dapat segera," imbuh Sudaryono.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.