Sukses

Intip Perbaikan Runway Bandara Sorong yang Retak, Sempat Ganggu 22 Penerbangan

Kementerian Perhubungan mencatat ada kerusakan pada landasan pacu atau runway di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong, Papua Barat

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan mencatat ada kerusakan pada landasan pacu atau runway di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong, Papua Barat. Tim bandara tersebut telah melakukan perbaikan sementara untuk menunjang operasional.

Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Domine Eduard Osok (DEO), Cece Tarya mengatakan, demi keselamatan operasional bandara sempat disetop sementara. Kejadian itu didapati pada Minggu, 11 Agustus 2024, sekitar pukul 08.30 WIT.

Menurutnya, sebagai tindakan darurat, pihak bandara segera menerbitkan Notice to Airmen (NOTAM) penutupan runway dan melakukan pembersihan Foreign Object Debris (FOD) di area yang rusak.

"Tim teknis pun langsung melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk AirNav Indonesia, kontraktor pelaksana, konsultan, dan Direktorat Bandar Udara (DBU) untuk melakukan perbaikan," ucap Cece dalam keterangannya, Senin (12/8/2024).

Dia menyebut, perlu evaluasi dan perbaikan lebih lanjut. Maka, perbaikan sementara yang sudah dilakukan sebelumnya akan dibongkar kembali. Pengerjaan perbaikan runway akan mempertimbangkan kondisi cuaca di lokasi.

"Seluruh pekerjaan overlay yang telah dilakukan kemarin akan dibongkar kembali untuk memastikan kualitas perbaikan dan mencegah terjadinya kerusakan serupa di kemudian hari," kata dia.

Cece Tarya mengatakan, pekerjaan overlay tidak akan diizinkan untuk dilanjutkan sampai dipastikan tidak ada hujan selama proses pengerjaan. Kondisi cuaca yang mendukung sangat penting untuk memastikan hasil perbaikan yang optimal.

Perhatikan Kondisi Cuaca

Selain itu, proses perizinan pekerjaan overlay akan dievaluasi secara menyeluruh, terutama terkait dengan pelaksanaan pekerjaan di tengah kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.

"Evaluasi juga akan dilakukan terhadap tenaga kerja yang terlibat, khususnya terkait dengan pengabaian prosedur pengeringan yang benar setelah hujan dan tidak melakukan pengecekan kondisi tack coat setelah hujan sebelum memulai pekerjaan," urainya.

"Kami telah melakukan kerja sama dengan seluruh stakeholder dalam mengatasi masalah seperti ini. Saya mengapresiasi koordinasi yang telah dilakukan antara pihak bandara, AirNav Indonesia, kontraktor, konsultan, dan Direktorat Bandar Udara. Mari kita terus bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pelayanan penerbangan di Indonesia," sambung Cece Tarya.

 

2 dari 3 halaman

22 Penerbangan Sempat Ditunda

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Perhubungan mencatat adanya kerusakan pada landasan pacu atau runway Bandara Domine Eduard Osok (DOE) Sorong, Papua Barat. Akibatnya, ada 22 penerbangan yang terkendala kondisi tersebut.

Diketahui, kerusakan yang ditemukan berupa retaknya runway di salah satu titik. Kendala ini didapat pada Minggu, 11 Agustus 2024 sekitar pukul 08.30 WIT.

Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Domine Eduard Osok (DEO), Cece Tarya memohon maaf atas ketidaknyamanan yang timbul akibat gangguan operasional ini.

"Kami sangat menyayangkan terjadinya insiden kerusakan runway di Bandara DEO. Keselamatan dan keamanan penerbangan adalah prioritas utama kita," ujar Cece dalam keterangannya, Senin (12/8/2024).

Dia mencatat, ada 10 penerbangan menuju Bandara DOE Sorong yang ditunda ataupun dialihkan. Termasuk, ada 12 penerbangan keberangkatan dari bandara tersebut yang juga ditunda atau dialihkan.

Dia mencatat, pada pukul 14.30 WIT bandara kembali beroperasi secara normal.

"Berikut daftar penerbangan yang terdampak yaitu 10 keberangkatan dan 12 kedatangan dari dan menuju Sorong" katanya.

 

3 dari 3 halaman

Dilaporkan Pilot Pelita Air

Kronologi kejadian bermula saat pilot pesawat Pelita Air melaporkan adanya kerusakan runway kepada pihak Air Traffic Control (ATC).

Tim Bangunan dan Landasan (Bangland) Bandara DEO kemudian melakukan pengecekan dan menemukan adanya kerusakan tersebut.

"Kami telah menginstruksikan tim terkait untuk segera melakukan investigasi menyeluruh dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Hal ini menjadi pembelajaran dan memastikan hal serupa tidak terulang kembali," ujar Cece Tarya.