Sukses

5 Tantangan Sektor Ritel di Era Digitalisasi

Tantangan pertama adalah kompetisi harga dalam industri ritel.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS, Laksmi Kusumawati, mengungkapkan lima tantangan utama yang dihadapi sektor ritel di Indonesia.

"Kita tidak bisa mengesampingkan teknologi dan digitalisasi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis ritel. Namun, ada beberapa tantangan yang akan dihadapi para pelaku bisnis ritel di Indonesia terkait dengan pengembangannya di era digitalisasi," kata Laksmi dalam Gambir Trade Talk dengan tema 'Transformasi Ritel Modern di Era Digitalisasi: Peluang dan Tantangan,' Rabu (14/8/2024).

Tantangan pertama adalah kompetisi harga dalam industri ritel. Menurutnya, persaingan yang ketat memaksa para peritel untuk menurunkan harga dan margin keuntungan mereka.

Tantangan kedua adalah mempertahankan loyalitas konsumen. Dengan banyaknya pilihan dan penawaran yang tersedia di e-commerce, pengusaha ritel harus fokus pada strategi untuk mempertahankan loyalitas konsumen.

Tantangan ketiga adalah keamanan data. Ini penting untuk membangun dan menjaga kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan ritel.

Tantangan keempat adalah adaptasi teknologi. Peritel harus berinvestasi dalam pembaruan dan pelatihan terkait teknologi baru agar tidak kalah bersaing dengan kompetitor lainnya.

Perilaku Konsumen

Tantangan terakhir adalah perubahan perilaku konsumen. Sejak pandemi COVID-19, tren belanja online mengalami peningkatan yang signifikan.

"Para peritel perlu mencari cara untuk berinteraksi dengan pelanggan yang disesuaikan dengan strategi bisnis dan pemasarannya," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bappenas Ramal Penjualan Ritel Bakal Meningkat

Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional Bappenas Laksmi Kusumawati, memproyeksikan sektor ritel akan mengalami peningkatan penjualan ke depannya.

"Dilihat dari indeks kondisi ekonomi saat ini, optimisme dari indeks ekspektasi konsumen, masyarakat pun memiliki ekpektasi bahwa stabilitas ekonomi akan terjaga dan sektor ritel mengalami peningkatan penjualan ke depannya," kata Laksmi dalam Gambir Trade Talk 'Transformasi Ritel Modern di Era Digitalisasi: Peluang dan tantangan,' Rabu (14/8/2024).

Proyeksi peningkatan penjualan ritel tersebut dilihat dari indeks keyakinan konsumen pada Juli 2024 mencapai 123,4 sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya berkisar 123,3.

Peningkatan Indeks Keyakinan konsumen tersebut, menunjukkan kepercayaan konsumen yang lebih tinggi terhadap kondisi ekonomi, sehingga mampu mendorong peningkatan belanja di sektor ritel.

Selain itu, kinerja ritel pada 2024 juga diperkirakan akan semakin baik dengan penjualan ritel ke depan akan mengalami peningkatan.

 

3 dari 3 halaman

Survei Bank Indonesia

Berdasarkan survei penjualan eceran (SPE) yang dilakukan Bank Indoensia, kinerja penjualan eceran pada Juli 2024 diperkirakan meningkat.

Hal ini tercermin dari indeks penjualan riil (IPR) Juli 2024 yang diperkirakan mencapai 212 atau secara tahunan tumbuh 4,3 persen. Beberapa kelompok barang yang mengalami pertumbuhan IPR pada Juli 2024 diantaranya, suku cadang dan aksesori, makanan, minuman, dan tembakai, bahan bakar kendaraan bermotor, sub kelompok sandang dan barang lainnya.

"Pada 3 bulan ke depan dan 6 bulan ke depan, diperkirakan ekspektasi penjualan eceran akan terus mengalami peningkatan," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.