Sukses

Ekspor Indonesia Sentuh USD 22,21 Miliar di Juli 2024, Ada yang Melonjak hampir 4.000%

Ekspor Indonesia untuk komoditas logam mulia dan perhiasan ataupun permata naik 51,11 persen. Bahkan ada komoditas yang ekspornya naik hingga 3.973,44 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada Juli 2024 mencapai USD 22,21 miliar, mengalami peningkatan sebesar 6,55 persen dibanding bulan sebelumnya.

"Pada Juli 2024 nilai ekspor mencapai USD 22,21 miliar atau naik 6,55 persen dibandingkan Juni 2024," kata Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti dalam konferensi pers BPS, Kamis (15/8/2024).

Untuk rinciannya, nilai ekspor migas tercatat USD 1,42 milair atau naik 15,57 persen. Nilai ekpsor non migas juga naik sebesar 5,98 persen dengan nilai USD 20,79 miliar.

Peningkatan ekspor Juli 2024 secara bulanan terutama didorong oleh peningkatan ekspor non-migas yaitu pada komoditas biji logam, terak dan abu (HS26) yang naik sebesar 3.973,44 persen dengan andil 3,32 persen.

Selanjutnya, logam mulia dan perhiasan ataupun permata (HS 71) naik 51,11 persen dengan andil 1,28 persen, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) naik sebesar 14,89 persen dengan andil 0,81 persen.

"Sementara itu, peningkatan ekspor migas terutama didorong oleh peningkatan nilai ekspor hasil minyak dnegan andil sebesar 0,82 persen," ujarnya.

Secara tahunan nilai ekpor Juli 2024 mengalami peningkatan sebesar 6,46 persen. Kenaikan ini didorong oleh penignkatan ekspor non igas terutama pada logam mulia dan permata (HS 71); bijih logal, terak dan abu (HS 26), dan kakao serta olahannya (HS 18).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jokowi Lepas Ekspor Perdana 16.000 Pasang Sepatu ke Amerika Serikat

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo secara resmi melepas ekspor perdana 16 ribu pasang sepatu merek Hoka ke Amerika Serikat, Jumat (26/7/2024).

Sepatu-sepatu tersebut diproduksi oleh PT Yih Quan Footwear Indonesia, sebuah perusahaan alas kaki terkemuka asal Taiwan yang baru saja memulai investasi pertamanya di Indonesia.

"Hari ini kita akan melepas ekspor perdana 16 ribu pasang sepatu merk Hoka ke Amerika yang diproduksi oleh perusahaan Yih Quan Footwear Indonesia, salah satu produsen alas kaki terkemuka asal Taiwan," ujar Jokowi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, Jumat.

Dia mengatakan opersional pabrik Yih Quan Footwear Indonesia di KIT Batang merupakan langkah penting bagi Lai Yih Group setelah 20 tahun berinvestasi di Vietnam.

Investasi Lai Yih Group di KIT Batang saat ini mencapai Rp1,7 triliun dan menjadikannya sebagai investasi padat karya pertama di kawasan tersebut.

"Investasi Lai Yih Group di KIT Batang ini senilai Rp1,7 triliun merupakan investasi padat karya pertama di KIT Batang yang mampu nantinya akan menyerap kurang lebih 13 ribu pekerja/karyawan, termasuk tenaga kerja konstruksi," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Resmikan KITB

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan operasional Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (26/7/2024).

Jokowi mengatakan kawasan industri akan dibangun dengan luas 4.300 hektare yang dapat membuka lapangan pekerjaan untuk 2.500 pekerja.

"Sekarang total dalam perencanaan adalah 4.300 hektare yang nantinya akan menampung industri, menampung pabrik-pabrik, yang akan membuka lapangan kerja kurleb sebanyak tadi Pak Menteri Investasi sudah sampaikan kurang lebih 250.000 pekerja karyawan yg bisa bekerja di Kawasan Industri Terpadu Batang ini. Goalnya ke situ," jelas Jokowi saat peresmian sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (26/7/2024).

"Karena memang kita harus membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya bagi rakyat kita," sambungnya.

Menurut dia, total investasi saat ini mencapai Rp14 Triliun yang berasal dari 18 perusahaan. Untuk tahap awal, Jokowi menyebut KITB sudah menampung 19.000 pekerja.

"Dengan investasi yang sekarang masuk sudah 14 Triliun dan menyangkut kurang lebih 19.000 pekerja. Ini baru awal-awal," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini