Sukses

Luhut: E-Catalog jadi Keberhasilan Terbesar Indonesia dan Bersejarah

Pemerintah mendorong transformasi pengelolaan rantai suplai minyak Dan gas bumi (migas) dengan menerapkan digitalisasi,hal ini merupakan langkah adaptif guna menghadapi tantangan energi di masa depan.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mendorong transformasi pengelolaan rantai suplai minyak Dan gas bumi (migas) dengan menerapkan digitalisasi,hal ini merupakan langkah adaptif guna menghadapi tantangan energi di masa depan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa percepatan digitalisasi di berbagai sektor, termasuk dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, harus terus dilanjutkan.

"Penerapan e-catalog adalah salah satu keberhasilan terbesar yang telah kita capai, dan ini adalah pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah pemerintahan kita," kata Luhut pada pembukaan acara Supply Chain & National Capacity Summit 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, dikutip Jumat (16/8/2024).

Pada kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif menegaskan pentingnya rantai suplai yang efektif dan efisien sebagai fondasi suksesnya industri migas.

"Kita membutuhkan pengelolaan rantai suplai yang tidak hanya tangguh tetapi juga fleksibel beradaptasi dengan perubahan pasar," ungkap Arifin.

Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo, memaparkan bahwa tantangan ketahanan energi nasional diproyeksikan terus meningkat hingga tahun 2050. Meskipun ada perubahan dalam komposisi energy mix, gas diperkirakan tetap menjadi sumber energi dominan. SKK Migas, lanjutnya, fokus pada optimalisasi aset dan percepatan produksi sebagai langkah antisipatif memenuhi kebutuhan energi nasional.

“Di tengah tantangan yang ada, peluang untuk pertumbuhan dan inovasi di sektor hulu migas masih menjanjikan. SKK Migas berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan industri ini melalui strategi yang berkelanjutan dan berorientasi pada masa depan,” paparnya.

Dalam rencana jangka panjang, lanjut Wahju, SKK Migas menerapkan empat strategi utama untuk memastikan keberlanjutan produksi, yakni meningkatkan nilai aset yang ada, mengubah sumber daya menjadi produksi, meningkatkan kapasitas lokal, dan melakukan eksplorasi untuk menemukan cadangan minyak dan gas baru.

 

2 dari 3 halaman

Tantangan Energi di Masa Depan

Dua pelaku utama hulu migas yang turut hadir di sesi COO Forum, yakni Direktur SDM & Penunjang Bisnis PT Pertamina Hulu Energi, Whisnu Bahriansyah serta Direktur & COO Medco Energi, Ronald Gunawan memperkuat pandangan tersebut. Mereka memaparkan strategi menghadapi tantangan energi di masa depan.

Whisnu menjelaskan, peran Pertamina dalam perekonomian nasional semakin signifikan dengan kontribusi besar terhadap penerimaan negara melalui pajak dan PNBP. "Pertamina mendukung program pemerintah dengan mengintegrasikan teknologi digital di setiap lini operasi perusahaan. Upaya ini tidak hanya mendukung visi pemerintah dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi, tetapi juga memperkuat peran Pertamina memperkuat ketahanan energi nasional," ujarnya.

Sementara itu, Ronald Gunawan dalam paparannya menjelaskan, Medco terus berinovasi dalam mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi operasional, sebagai bagian dari komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan.

“Hal ini sejalan dengan komitmen global untuk pengurangan emisi karbon, sekaligus memperkuat posisi Medco sebagai pemain utama di industri energi," urainya.

 

3 dari 3 halaman

Bisnis Energi dan SDA

Secara keseluruhan, lanjutnya, Medco berkomitmen mengembangkan bisnis energi dan sumber daya alam yang berkelanjutan, dengan fokus pada pengembangan proyek berskala besar dan energi rendah karbon seperti CCS, LNG, dan hidrogen.

Sebelumnya, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, digitalisasi dalam pengelolaan rantai suplai menjadi salah satu pilar strategis industri hulu migas.

"Kami telah mengimplementasikan platform IOG e-Commerce untuk pengadaan barang dengan nilai hingga Rp 1 miliar. Inisiatif ini diharapkan mempercepat proses pengadaan, memperluas pasar bagi penyedia barang lokal, dan menciptakan kompetisi yang sehat,” urainya.