Sukses

Menko Airlangga Sebut Ada 4 Modal Besar Ekonomi yang Akan Terus Dijaga

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan optimisme dan konsistensi pada semester II 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, ada 4 modal besar pertumbuhan ekonomi yang akan terus dijaga yakni modal fisik, modal manusia, modal natural, dan modal sosial. 

Hal tersebut dapat dicapai dengan peningkatan konektivitas melalui pengembangan infrastruktur transportasi dan logistik, perbaikan tata kelola peningkatan kapasitas SDM yang lebih holistik.

"Kemudian mendorong perlindungan bagi seluruh tenaga kerja, optimalisasi insentif untuk transisi energi yang lebih ramah lingkungan, serta peningkatan kepatuhan dan transparansi dalam pengungkapan terkait perubahan iklim (carbon related),” kata Airlangga dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2025, dikutip dari siaran pers, Minggu (18//2024).

Airlangga menambahkan, perlu dilakukan juga melalui optimalisasi kerangka strategi perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat serta perbaikan dan peningkatan kualitas institusional yang didukung oleh ketahanan nasional dan stabilitas politik.

Airlangga turut menjelaskan, memasuki paruh kedua 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan optimisme dan konsistensi, seiring peningkatan daya saing yang didukung oleh efisiensi bisnis dan Pemerintah. 

Hal ini mencerminkan keberhasilan Reformasi Struktural serta sejalan dengan hasil asesmen berbagai lembaga rating internasional yang menilai ekonomi Indonesia masih atraktif, bahkan asesmen terbaru dari S&P yang melengkapi hasil seluruh Sovereign Credit Rating memperlihatkan Indonesia berada satu tingkat di atas Level Investment Grade. 

"Proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2025 juga diperkirakan akan sedikit membaik dibandingkan 2024, dengan tingkat inflasi yang mulai memperlihatkan penurunan,” pungkasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ramalan Terbaru Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2025, Tembus Berapa?

Sebelumnya, Citi Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,1-5,2 persen di tahun 2025 mendatang. Sebagai informasi, ekonomi Indonesia sempat mengalami perlambatan di kuartal II-2024 dengan pertumbuhan 5,05 persen.

“Untuk ke depan di 2025 kami pada dasarnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan meningkat mungkin antara 5,1-5,2 persen,” kata Chief Economist Citibank Indonesia, Helmi Arman dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/8/2024).

Helmi menyebut, melemahnya kinerja ekonomi di kuartal II-2024 salah satunya disebabkan oleh penurunan belanja pemerintah usai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Namun, ia optimistis, ekonomi akan kembali terdorong karena oleh sentimen positif para investor setelah pergantian pemerintah baru.

"(Ekonomi) mungkin akan lebih didorong oleh peningkatan investasi, peningkatan pertumbuhan investasi yang selama tahun pemilu agak relatif tertahan. Pergantian pemimpin sudah selesai, sehingga siklus investasi akan meningkat dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” sebutnya.

Selain itu, Citi Indonesia juga memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan September mendatang.

 

3 dari 4 halaman

Sentimen Suku Bunga

Helmi mengungkapkan, penurunan suku bunga ini hanya akan terjadi satu kali di sisa tahun 2024.

"Kami memperkirakan suku bunga kebijakan BI yang 7 hari atau BI Rate akan mulai turun di bulan September tahun ini sebesar 25 basis poin," bebernya.

Ia lebih lanjut memaparkan, penurunan juga akan terjadi pada suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk tenor 12 bulan. Helmi memproyeksi suku suku bunga SRBI untuk tenor 12 bulan akan turun lebih tajam dibandingkan suku bunga acuan BI.

Penurunan suku bunga BI akan terjadi di bulan yang sama ketika The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 bps, kata Helmi.

"Perkiraan kami dengan asumsi bahwa The Fed menurunkan suku bunga ke arah 3,25 persen hingga pertengahan tahun depan, perkiraan kami BI rate akan bisa turun ke arah 5 persen dalam siklus penurunan suku bunga ini," imbuhnya.

 

4 dari 4 halaman

Ekonomi Singapura Tumbuh di Bawah Indonesia

Perekonomian negara tetangga Indonesia di Asia Tenggara (ASEAN), Singapura tumbuh sebesar 2,9% pada periode April-Juni atau kuartal kedua 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian ini sesuai dengan perkiraan resmi dan di atas ekspektasi pasar, menurut data pemerintah negara itu yang dirilis pada hari Selasa 13 Agustus 2024.

Pertumbuhan ekonomi Singapura yang sebesar 2,9% ini di bawah pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk periode yang sama yang berada di atas 5%. 

Mengutip US News, Rabu (14/8/2024) Kementerian Perdagangan Singapura mengatakan telah menyesuaikan kisaran perkiraan pertumbuhan PDB untuk tahun 2024 menjadi 2,0% hingga 3,0%, dari sebelumnya 1,0% hingga 3,0%.

Pada kuartal kedua 2024 dengan penyesuaian musiman, PDB Singapura meningkat 0,4% pada periode April hingga Juni, juga sesuai dengan perkiraan sebelumnya.

"Secara seimbang, prospek permintaan eksternal Singapura diperkirakan akan kuat hingga sisa tahun ini," ungkap Kementerian Perdagangan Singapura.

Namun pihaknya juga melihat masih ada risiko-risiko penurunan akibat semakin intensifnya konflik geopolitik dan perdagangan atau jika kondisi keuangan global masih belum stabil.

"Dengan latar belakang ini, sektor manufaktur Singapura diperkirakan akan mengalami pemulihan bertahap pada paruh kedua tahun ini," kata kementerian tersebut.

Bulan lalu, Otoritas Moneter Singapura (MAS) atau dikenal sebagai bank sentral negara itu memperkirakan perekonomian akan menguat selama sisa tahun 2024, dengan pertumbuhan mendekati tingkat potensinya antara 2% sampai 3%.

Sepanjang tahun 2023, PDB Singapura tumbuh sebesar 1,1%, lebih lambat dibandingkan 3,8% pada tahun 2022.

MAS menahan kebijakan moneter tidak berubah pada bulan lalu dalam tinjauan ketiganya tahun ini karena tekanan inflasi di Singapura terus melambat dan prospek pertumbuhan membaik.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.