Sukses

X Setop Bisnis di Brasil Imbas Masalah Sensor

Platform media sosial X telah menutup kantor di Brazil karena sengketa sensor. Selain itu, hakim juga berikan denda.

Liputan6.com, Jakarta - Platform media sosial X, dahulu bernama Twitter menangguhkan bisnis di Brazil karena sengketa sensor.

Mengutip laman BBC, ditulis Senin (19/8/2024), platform media sosial X telah menutup kantor di Brasil karena sengketa sensor. X menuturkan, seorang hakim Mahkamah Agung Brazil, Alexandre de Moraes mengancam perwakilan hukumnya di Brasil dengan penangkapan jika tidak mematuhi perintah sensornya.

Mahkamah Agung Brazil belum berkomentar. Namun, masyarakat Brasil masih memakai X, demikian disampaikan manajamen platform media sosial milik Elon Musk itu pada Sabtu, 17 Agustus 2024. Moraes telah memerintahkan akun-akun X yang dituduhnya menyebarkan disinformasi. Banyak pendukung mantan presiden sayap kanan Jair Bolsanaro harus diblokir saat sedang diselidiki.

Setelah pemilik X Elon Musk kritik Moraes, hakim memerintahkan denda 100.000 real atau setara USD 19.774 per hari untuk setiap akun yang dikembalikan oleh X. Selain itu, pihaknya menekankan kemungkinan tanggung jawab perwakilan hukum perusahaan di Brazil, jika hal ini terjadi. Ia juga memerintahkan Elon Musk untuk diselidiki atas tuduhan termasuk halangi keadilan.

Dalam sebuah pernyataan, X menyatakan staf Brasil tidak bertanggung jawab atau atas kendali apakah konten di blokir. Namun, Moraes telah memilih untuk mengancam staf di Brasil.

"Akibatnya, untuk melindungi keselamatan staf kami, kami telah membuat keputusan untuk menutup operasi kami di Brasil, efektif segera," kata X.

"Tanggung jawab sepenuhnya berada di tangan Alexandre de Moraes.

"Tindakannya tidak sesuai dengan pemerintahan yang demokratis."

Elon Musk mengunggah di X "tidak diragukan lagi Moraes harus pergi".

Ia menambahkan, keputusan untuk menutup kantor di Brasil itu "sulit", tetapi jika perusahaan menyetujui "tuntutan Moraes, tidak mungkin kami dapat menjelaskan tindakan kami tanpa merasa malu".

Moraes tidak disukai oleh penggemar mantan presiden Bolsonaro. Selama masa jabatannya, ia memerintahkan penyelidikan terhadap beberapa sekutu presiden.

 

 

2 dari 4 halaman

Elon Musk Rencana Investasi Tesla ke Startup xAI, Nilainya Sentuh Rp 81,4 Triliun

Sebelumnya, orang terkaya di dunia, Elon Musk mengungkapkan bahwa dewan direksi Tesla Inc. akan membahas investasi senilai USD 5 miliar atau sekitar Rp 81,4 triliun ke perusahaan rintisan kecerdasan buatan yang didirikan sang miliarder, xAI.

Melansir The Economic Times, Jumat (26/7/2024) Elon Musk membagikan sebuah jajak pendapat kepada pengguna media sosial X untuk mengetahui apakah mereka setuju dengan kesepakatan itu.

Setelah lebih dari dua pertiga responden memberikan suara setuju, Musk mengatakan bahwa tampaknya "publik mendukung" dan Tesla akan mempertimbangkan investasi tersebut.

Dalam jajak pendapat awal yang diunggah pada hari Selasa, Musk mengatakan bahwa persetujuan dewan direksi Tesla dan suara pemegang saham akan diperlukan sebelum investasi dilakukan.

Pertanyaan itu diajukan tak lama setelah Tesla melaporkan laba yang mengecewakan selama empat kuartal berturut-turut, dan Musk telah ditanya selama panggilan pendapatan apakah perusahaan akan berinvestasi di xAI atau mengintegrasikan bot obrolannya, yang disebut Grok, ke dalam perangkat lunak Tesla.

"Tesla belajar banyak dari xAI," ungkap Musk, seraya menambahkan bahwa hal itu telah membantu memajukan Full Self-Driving, serangkaian fitur bantuan pengemudi. Sebagai informasi, Musk mendirikan xAI pada awal tahun 2023 atau beberapa bulan setelah OpenAI mengawali ledakan AI dengan peluncuran ChatGPT.xAI.

xAI sendiri mengumumkan telah mengumpulkan modal sebesar USD 6 miliar dalam putaran pendanaan yang menilai perusahaan rintisan tersebut sekitar USD 18 miliar.

Sequoia Capital dan Andreessen Horowitz termasuk di antara perusahaan yang mengambil bagian dalam salah satu investasi terbesar sejauh ini dalam AI generatif.

 

 

3 dari 4 halaman

Saham Tesla Merosot Usai Umumkan Kinerja Kuartal II

Tesla (TSLA) melaporkan hasil kinerja kuartal II yag beragam. Dari sisi pendapatan Tesla pada periode tersebut tercatat sebesar USD 25,05 miliar, di atas perkiraan USD 24,63 miliar, dan sedikit lebih tinggi dari USD 24,93 miliar yang dilaporkan Tesla tahun lalu.

Tesla membukukan EPS yang disesuaikan sebesar USD 0,52, meleset dari ekspektasi USD 0,60, dengan laba bersih non-GAAP sebesar USD 1,8 miliar. Saham Tesla turun lebih dari 4% menyusul pengumuman itu.

Meski begitu, Tesla mengatakan rencana untuk kendaraan baru, termasuk model yang lebih terjangkau, tetap berada pada jalur yang tepat untuk memulai produksi pada paruh pertama 2025.

"Kendaraan ini akan memanfaatkan aspek platform generasi berikutnya serta aspek platform kami saat ini dan akan dapat diproduksi. pada jalur manufaktur yang sama dengan jajaran kendaraan kami saat ini," kata Tesla dalam laporan pendapatan kuartal II, dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (24/7/2024).

 

4 dari 4 halaman

Respons Analis

Banyak analis dan pengamat industri berpendapat bahwa debut dan peluncuran kendaraan listrik yang lebih murah akan mendorong penjualan kendaraan listrik ke tingkat yang lebih tinggi. Sesuatu yang bahkan telah dikatakan oleh CEO Tesla Elon Musk sebelumnya.

Musk mengatakan perusahaan akan memperkenalkan robotaxi-nya pada 10 Oktober, yang awalnya dijadwalkan pada 8 Agustus. Musk mengatakan waktu tambahan itu memungkinkan Tesla untuk menambahkan beberapa hal lain ke robotaxi sebelum peluncurannya.

Sedangkan untuk kendaraan lainnya, Tesla mengatakan produksi Cybertruck meningkat tiga kali lipat dibandingkan kuartal I, dan kendaraan tersebut berada di jalur yang tepat untuk mencapai profitabilitas pada akhir tahun. Tesla mengatakan pabrik Semi juga berada di jalur yang tepat untuk memulai produksi pada akhir 2025.