Liputan6.com, Jakarta Panen raya pada tahun 2024 ini membawa berkah tersendiri bagi para petani. Namun, di balik keberhasilan panen yang melimpah, terdapat tantangan berupa penurunan harga jual hasil panen akibat lonjakan pasokan di pasaran.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) mengembangkan Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai solusi untuk meningkatkan pendapatan petani dari penjualan hasil panen mereka.
Baca Juga
"Seperti yang kita ketahui, harga komoditas cenderung turun saat panen raya. Namun, jika petani dapat memanfaatkan Sistem Resi Gudang beserta ekosistem pendukungnya, mereka bisa menunda penjualan sambil menunggu pergerakan harga yang lebih menguntungkan. Selain itu, mereka juga dapat memperoleh pembiayaan untuk produksi komoditas selanjutnya," ujar Direktur Utama KBI, Budi Susanto, dalam keterangannya, Senin (19/8/2024).
Bisa Jadi Jaminan
Budi menjelaskan bahwa Resi Gudang adalah instrumen penting dalam perdagangan komoditas serta Ketahanan Pangan Nasional.
Advertisement
SRG memungkinkan petani, pengusaha, dan pemilik komoditas untuk menjadikan barang yang disimpan di gudang sebagai jaminan keuangan atau komoditas yang siap diperdagangkan.
KBI, melalui anak perusahaannya, PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia (PT KPBI), yang merupakan lembaga pembiayaan non-bank, turut berperan dalam meningkatkan kesejahteraan petani melalui pemberian pembiayaan komoditas.
"Komoditas yang sudah disimpan di gudang Resi Gudang dapat diperjualbelikan di pasar lelang, sehingga tercipta transparansi harga yang pada akhirnya menjadi acuan harga (price reference) bagi bursa komoditas. Kami juga memproyeksikan pemanfaatan Resi Gudang akan terus meningkat di masa mendatang," tambahnya.
Menurut Budi, potensi besar komoditas yang belum dioptimalkan ini menjadi pekerjaan rumah bersama, tidak hanya bagi pemerintah tetapi juga seluruh pihak terkait dari pusat hingga daerah.
Pemanfaatan Resi Gudang yang Semakin Meluas
Untuk memperluas pemanfaatan SRG, KBI terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada instansi terkait serta masyarakat umum mengenai Sistem Resi Gudang dan keterkaitannya dengan Pasar Lelang Komoditas.
Data KBI menunjukkan bahwa pada bulan Juli 2024, jumlah penerbitan Resi Gudang mencapai 688, meningkat 154,8 persen dibandingkan dengan Juli 2023 yang tercatat sebanyak 270. Dari sisi pembiayaan, juga terjadi peningkatan sebesar 224 persen secara tahunan, dari Rp 339 miliar pada Juli 2023 menjadi Rp 1,1 triliun pada Juli 2024, dengan peningkatan keseluruhan sebesar 95 persen.
Budi memastikan bahwa dengan sistem registrasi yang dikelola oleh KBI, setiap Resi Gudang yang terdaftar dijamin keamanannya, keasliannya, serta dapat diakses dengan mudah oleh para pelaku pasar.
Advertisement
Dukung Petani Kedelai melalui Program TJSL
Selain itu, PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI), satu-satunya Lembaga Kliring di bawah naungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia, juga mengambil langkah strategis untuk memajukan petani kedelai di Indonesia sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungannya.
Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PT KBI tidak hanya fokus pada jasa kliring dan penjaminan transaksi, tetapi juga pada keberlanjutan produksi pertanian.
Sejak tahun 2023, PT KBI telah menjalankan program yang berfokus pada pemberdayaan petani kedelai di Yogyakarta dan Jawa Tengah, bekerja sama dengan Fakultas Teknologi Pertanian dan Biosistem Universitas Gadjah Mada (UGM), kelompok tani, pelaku usaha, dan Asosiasi Masyarakat Kedelai Lokal Nusantara (Asmakara).
"Tujuan utama dari program ini adalah memberikan dukungan awal berupa pembibitan, pembinaan, serta pendampingan kepada petani dalam menghasilkan kedelai unggul," jelas Budi.
Budi juga menambahkan bahwa pada tahun lalu, program ini berhasil melibatkan 21 petani kedelai di tiga kabupaten. "Tahun ini, kami sedang melakukan riset di ekosistem komoditas di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Klaten dan Boyolali, dengan tujuan untuk menjangkau lebih banyak petani dan wilayah," tutupnya.