Liputan6.com, Jakarta Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae menjelaskan bahwa pemanfaatan Teknologi Informasi (IT) seperti Artificial Intelligence (AI) memberikan efisiensi bagi sektor perbankan.
"Saya kira memang perbaikan pelayanan melalui perbaikan IT dan dalam waktu yang sama juga efisiensi perbankan semakin meningkat karena penggunaan IT," kata Dian dalam acara Peluncuran Buku Panduan Resiliensi Digital OJK, Selasa (20/8/2024).
Meskipun penggunaan AI penting untuk efisiensi, menurut Dian, AI merupakan suatu persoalan yang juga tidak mudah dimengerti oleh banyak orang. Di samping itu, AI juga mengandung risiko, misalnya serangan siber dan risiko lain seperti third party risk atau risiko pihak ketiga.
Baca Juga
Selain meningkatkan efisiensi, Dian menjelaskan bahwa penggunaan AI dapat meningkatkan pendapatan sektor perbankan.
Advertisement
Pengembangan Produk
Dian menuturkan, menurut survei McKinsey & Company pada 2023, di berbagai industri, AI paling banyak diterapkan pada fungsi pengembangan produk dan layanan.
Sementara itu, secara khusus pada industri jasa keuangan, pemanfaatan AI tersebar pada fungsi layanan, manajemen risiko, dan pengembangan produk.
"Pemanfaatan generatif AI pada industri perbankan diproyeksikan memberikan kenaikan pendapatan sekitar 2,8% hingga 4,7%, lebih tinggi dibandingkan dengan industri lainnya seperti informasi, pendidikan, telekomunikasi, dan lain sebagainya," jelasnya.
Â
Panduan Resiliensi Digital
OJK telah meluncurkan buku Panduan Resiliensi Digital untuk pelaku industri sektor perbankan. Secara umum, panduan resiliensi digital ini berisi kerangka digitalisasi yang terdiri dari tiga poin utama.
Ketiga poin tersebut adalah resiliensi bank dari dinamika bisnis era digital sehingga bisnis bank tetap relevan, resiliensi bank dari gangguan seperti serangan siber, dan menjaga nasabah perbankan dari gangguan seperti penipuan atau phishing.
Â
Â
Advertisement