Sukses

Ini Dia Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Terbesar di ASEAN

PT Kayan Hydro Energy (PT KHE) segera merealisasikan pembangunan bendungan PLTA Kayan Cascade di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Proyek ini dinilai sangat penting dalam mendukung transisi energi Indonesia dari fosil ke energi hijau.

 

Liputan6.com, Jakarta PT Kayan Hydro Energy (PT KHE) segera merealisasikan pembangunan bendungan PLTA Kayan Cascade di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Proyek ini dinilai sangat penting dalam mendukung transisi energi Indonesia dari fosil ke energi hijau.

Sebagaimana diketahui, Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan sendiri digadang-gadang menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di Asia Tenggara.

“Proyek ini sangat penting untuk Indonesia, terutama dalam kaitannya dengan transisi energi dari fosil ke energi hijau. Kami dari Kayan Hydro Energy berkomitmen untuk merealisasikan proyek ini secepatnya sesuai dengan program yang telah dicanangkan pemerintah Indonesia,” kata Eko Permanahadi, perwakilan holding perusahaan yang menaungi PT KHE, dikutip Selasa (20/8/2024).

Eko menegaskan bahwa tujuan dari forum ini untuk membangun kemitraan setara dengan pihak Jepang. "Kami berada dalam posisi yang sama dengan mereka. Bukan hanya sekadar mencari investor, tapi kami juga berinvestasi dan berkomitmen dalam proyek ini," jelasnya.

Sementara Deputi Menteri Koordinator Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Edi Prio Pambudi menekankan bahwa perizinan bukanlah masalah utama dalam proyek ini, melainkan pengelolaan Sungai Kayan yang menjadi sumber energi PLTA tersebut.

"Pengelolaan Sungai Kayan sangat penting karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Kami tidak ingin sungai ini dikendalikan oleh pihak luar," tegasnya.

Sedangkan, Komite Eksekutif PT KHE Steven Kho menjelaskan bahwa perizinan untuk proyek PLTA Kayan Cascade cukup kompleks dan berlapis karena belum ada preseden proyek sebesar ini di Indonesia maupun Asia Tenggara.

"Proses perizinan sangat panjang, dengan lebih dari 60 izin yang diperlukan, dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan," ujarnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kendala Terbesar

Steven menambahkan bahwa kendala terbesar adalah memastikan proyek ini tetap berada di bawah kendali Indonesia. "Meskipun sulit, pemerintah dan PT KHE terus berkomitmen untuk memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi pengendali utama dalam proyek ini," lanjutnya.

Dr. Edi Prio Pambudi kembali menegaskan pentingnya menjaga kepemilikan Sungai Kayan. "Kita tidak ingin mengulang trauma masa lalu di mana kontrol atas sumber daya penting jatuh ke tangan pihak luar. Pemerintah akan terus mendukung dan mendampingi KHE dalam proyek ini untuk memastikan posisi Indonesia tetap kuat dan berdaulat," tutupnya.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah, proyek PLTA Kayan Cascade diharapkan menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian energi berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan.

3 dari 4 halaman

PLTA Kayan akan Pasok Listrik Hijau ke IKN

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan digadang-gadang menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di Asia Tenggara. Rencananya, pasokan listrik dari PLTA tersebut akan menyuplai listrik hijau bagi warga Pulau Kalimantan, industri hingga  Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Target (IKN), salah satunya iya. Kan kita ditanya, kalau harus mendukung IKN, ya jawabannya mesti siaplah,” ujar Eksekutif Komite PT Kayan Hydro Energy (KHE) di sela syukuran PLTA Kayan di Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara, Kamis (30/5/2024).

Steven mengingatkan jika IKN merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang harus mendapatkan dukungan dari semua pihak. Pihaknya berencana bekerjasama dengan PLN untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke IKN.

Adapun pembangunan PLTA akan dibagi menjadi 5 tahap dan ditargetkan selesai pada 2035. Di mana tahap pertama berkapasitas 900 Megawatt (MW), tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW sehingga total kapasitas mencapai 9.000 MW.

Tahap pertama pembangunan PLTA akan menghabiskan anggaran USD 3 miliar sampai USD 4 miliar. Dengan target selesai pada 2029.

 

4 dari 4 halaman

PLTA Kayan Cascade

Saat memberikan sambutan, Direktur Utama PT Kayan Hydro Energy, Andrew Sebastian Suryali, menegaskan bahwa PLTA Kayan Cascade merupakan proyek yang sangat penting bagi kemajuan bangsa, terutama dalam sektor energi terbarukan.

"Dengan kapasitas yang luar biasa, PLTA ini diharapkan mampu memberikan kontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," jelas Andrew.

Proyek ini tidak hanya akan menyediakan listrik, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Dia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh masyarakat adat dan masyarakat Kalimantan Utara yang telah memberikan dukungan dan partisipasi aktif dalam setiap tahap proses pembangunan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.