Â
Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengusulkan tiga strategi untuk mengejar target nol emisi karbon (net zero emission) di masa depan. Usulan tersebut disampaikan Airlangga Hartarto dalam acara The 2nd Asia Zero Emission Community (AZEC) Ministerial Meeting di St. Regis Hotel, Jakarta, Rabu (21/8/2024).
Baca Juga
Pertama, Airlangga mengajak berbagai negara untuk mengintegrasikan sistem energi bersih. Indonesia, dalam hal ini, akan memperkuat konektivitas jaringan listrik guna mendongkrak fleksibilitas dan ketahanan energi.
Advertisement
"Secara bersamaan, kita akan berinvestasi dalam teknologi baru, seperti hidrogen dan amonia, dengan memanfaatkan sumber daya terbarukan yang melimpah di wilayah kami," ujar Airlangga.
Selanjutnya, Indonesia juga tengah melakukan transformasi sektor transportasi dengan mempromosikan kendaraan berbahan bakar ramah lingkungan.
"Kita juga akan fokus mengembangkan infrastruktur yang diperlukan serta mendukung kebijakan untuk memungkinkan transisi ini di seluruh wilayah perkotaan dan pedesaan," tambah Airlangga.
Kurangi Konsumsi Energi
Terakhir, guna mempromosikan efisiensi energi di seluruh sektor, Pemerintah RI akan mendorong pengurangan konsumsi energi yang signifikan dengan berfokus pada proses industri, konstruksi, hingga produk konsumen.
"Inisiatif ini akan melibatkan penerapan standar ambisius, pemberian insentif, dan pengembangan inovasi dalam teknologi hemat energi," tegas Airlangga.
Â
Landasan Pemerintah Indonesia
Menurutnya, inisiatif ini menjadi landasan bagi Pemerintah RI untuk mencapai target dekarbonisasi. Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Airlangga mengusulkan fokus pada dua area utama.
"Pertama, kita harus mengembangkan platform keuangan kolaboratif guna mengatasi tantangan dalam hal keuangan dan transisi energi di Asia. Ini akan memobilisasi modal dalam negeri serta menarik investasi internasional untuk menciptakan instrumen keuangan inovatif yang disesuaikan dengan kebutuhan di kawasan kita," jelasnya.
"Kedua, kita harus bekerja sama untuk membangun mekanisme berbasis pasar yang efektif, seperti harga karbon dan sistem perdagangan emisi. Hal ini akan mempercepat proses transisi kita menuju ekonomi rendah karbon sembari mempertahankan daya saing," pungkas Airlangga.
Â
Advertisement