Sukses

AEML Kumpulkan Pelaku Ekosistem Kendaraan Listrik, Cari Solusi Capai Net Zero Emission

Terdapat dua diskusi panel dalam kegiatan AKEF 2024, yang menghadirkan sejumlah pembicara kompeten dari berbagai lembaga terkemuka di dalam dan luar negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML) menggelar AEML Knowledge Exchange Forum (AKEF) 2024 pada Kamis, 22 Agustus 2024.

Mengangkat tema Navigating The EV Ecosystem and Financing Innovations in Indonesia, AKEF merupakan forum diskusi lintas industri yang hadir untuk membahas isu-isu penting dalam mendorong percepatan mobilitas listrik di Indonesia.

AEML mencatat, penjualan kendaraan listrik di Indonesia tumbuh signifikan dari tahun 2022 ke 2023, sebesar 262% untuk motor listrik dari 17,198 menjadi 62,409 dan 43% untuk mobil listrik dari 8,562 di 2022 menjadi 12,248 di 2023.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rachmat Kaimuddin menyambut baik diselenggarakannya forum AEML Knowledge Exchange Forum (AKEF) 2024 dalam mengumpulkan masukan positif guna mencapai target pemerintah untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060 atau lebih awal.

“Sebagai rangkaian dari perhelatan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, hasil dari AEML Knowledge Exchange Forum juga akan menjadi masukan terhadap hasil dari ISF 2024. Industri EV merupakan sektor baru yang sangat penting untuk Indonesia karena akan membawa dampak ekonomi yang masif seperti pembukaan lapangan kerja baru,” ujar Rachmat dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (22/8/2024).

"Namun, kita perlu memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi negeri konsumen EV tapi juga produsen, seiring dengan tren dunia yang mulai beralih ke kendaraan listrik,” sambungnya.

Ketua Umum AEML, Dannif Danusaputro mengungkapkan bahwa AKEF 2024 bertujuan untuk mendorong keterlibatan lebih banyak pihak untuk transisi ke kendaraan listrik yang lebih masif.

“Transisi ke kendaraan listrik dapat menjadi salah satu langkah jitu untuk mewujudkan target pemerintah untuk mencapai net zero emission pada 2060 atau lebih awal, yang nantinya akan berdampak pada penguatan solusi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, seraya membangun masa depan berkelanjutan yang dapat meningkatkan ketahanan nasional,” ujar dia

Wadah diskusi seperti AKEF 2024 ini diharapkan dapat berkontribusi untuk memberikan masukan yang bermanfaat bagi pemerintah untuk dipertimbangkan dalam pembuatan kebijakan terkait kendaraan listrik di masa mendatang,” jelasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hadirkan 2 Diskusi Panel

Terdapat dua diskusi panel dalam kegiatan AKEF 2024, yang menghadirkan sejumlah pembicara kompeten dari berbagai lembaga terkemuka di dalam dan luar negeri.

Sesi pertama diskusi mengangkat tema “Inovasi Pembiayaan dan Strategi Investasi untuk Adopsi EV” dihadiri oleh perwakilan dari International Finance Corporation (IFC), Rocky Mountain Institute (RMI), dan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI).

Sementara itu, sesi kedua dengan tema “Mitigasi Risiko Finansial dalam Investasi atau Pembiayaan EV” menghadirkan pembicara dari pihak AEML, perusahaan fleets-as-a-service (FaaS) KALISTA, merek kendaraan listrik lokal Electrum, PLN, dan Bank DBS Indonesia.

Kedua sesi tersebut menyoroti pentingnya dukungan dari sektor pembiayaan dan perbankan, serta subsidi dan insentif pemerintah, dapat mendorong adopsi kendaraan listrik (EV) di Indonesia.

Para pembicara menekankan perlunya skema pembiayaan inovatif, seperti leasing, obligasi hijau, penyediaan crowdfunding, buy back guarantee, dan battery as a service (BaaS), untuk meningkatkan aksesibilitas EV dan mengurangi biaya awal.

 

3 dari 3 halaman

Panel Diskusi AKEF 2024 Bahas Sederet Tantangan Investasi EV

Selanjutnya, para pembicara juga mendorong pentingnya strategi manajemen risiko yang inovatif dan kemitraan lintas sektor untuk mengatasi tantangan dalam investasi EV.

Tantangan itu seputar infrastruktur, volatilitas biaya produksi, dan perubahan regulasi, guna menciptakan ekosistem EV yang stabil dan berkelanjutan.

“Seiring dengan kemajuan Indonesia dalam perjalanan menuju pembangunan sektor kendaraan listrik (EV), Bank DBS Indonesia memahami pentingnya tidak hanya memberikan solusi pembiayaan yang inovatif, namun juga berperan sebagai mitra tepercaya untuk mendorong dan mengadvokasikan regulasi yang mendukung pertumbuhan sektor EV,” tutur Institutional Banking Director PT Bank DBS Indonesia, Kunardy Darma Lie.

“Sebagai Indonesia’s Best Bank for ESG berdasarkan EuroMoney Awards 2024, Bank DBS Indonesia berkomitmen berkontribusi secara aktif demi masa depan dan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan melalui kolaborasi dengan para pemangku kepentingan dalam forum AEML KEF,” katanya.

“Kami percaya bahwa asosiasi ini bukan ditujukan untuk sekedar meningkatkan awareness terhadap adopsi EV di Indonesia, tapi betul-betul akan menghasilkan kontribusi nyata atas perjalanan transisi clean transportation di Indonesia,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.