Sukses

Yuguo Bantu UMKM Indonesia Kembangkan Usaha di e-Commerce

YIEE 2024 bertujuan untuk memberdayakan UMKM di Indonesia. Sekaligus membantu mereka mencari peluang baru dalam transformasi era digitalisasi dan pengembangan internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Yuguo Indonesia menggelar pameran e-commerce Yuguo Indonesia E-Commerce Exhibition (YIEE) 2024, dengan tujuan membuka peluang bisnis baru bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM.

Pameran yang mengusung tema Pameran Pilihan Produk yang Membawa Peluang Baru ini akan berlangsung pada 30 Agustus sampai 1 September 2024 di ICE BSD, Tangerang.

Co-Founder and Vice President of Yuguo Ecommerce Nancy Shen mengatakan, YIEE 2024 bertujuan untuk memberdayakan UMKM di Indonesia. Sekaligus membantu mereka mencari peluang baru dalam transformasi era digitalisasi dan pengembangan internasional.

"Ada enam kategori produk yang akan dipamerkan mencangkup di bidang fashion, elektronik, kecantikan dan healthcare, perlengkapan hewan peliharaan, makanan/minuman, serta alat alat rumah tangga," kata Nancy dalam keterangan tertulis, Kamis (22/8/2024).

Menurut dia, pameran ini bukan hanya kesempatan untuk memamerkan produk, tapi juga akan berdampak mendalam pada industri e-commerce Indonesia. Dengan fokus pada kebutuhan inti UMKM Indonesia, pameran ini akan mendorong perusahaan dalam transformasi digital dan peningkatan pengetahuan di bidang e-commerce.

“Kami berharap pameran ini dapat membantu perusahaan mengatasi hambatan dalam hal sumber daya, skill, dan ekspansi pasar, serta mendorong modernisasi dan pertumbuhan bisnis di Indonesia,” ungkapnya.

Melalui pengintegrasian sumber daya, model inovatif, dan optimalisasi servis, ia menyebut pameran ini menyediakan dukungan menyeluruh bagi pelaku-pelaku bisnis di Indonesia. "Ini bukan hanya sebuah pameran produk, tetapi juga memberikan kesempatan untuk membangun koneksi dan kerjasama mendalam bagi pelaku-pelaku bisnis di Indonesia," imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menilai, pameran ini bajal memainkan peran positif dalam perkembangan jangka panjang UMKM Indonesia. Selain mendorong transformasi digital, pameran ini juga akan memfasilitasi peningkatan perusahaan lokal dan ekosistem e-commerce, yang membantu perusahaan Indonesia untuk lebih stabil di pasar global.

“Kami berharap dapat bertemu dengan anda bagi yang ingin meningkatkan efisiensi dan kinerja bisnis di Pameran 2024 Yuguo Indonesia E-Commerce Exhibition,” pungkas Nancy.

2 dari 3 halaman

Potensi Penjualan Pasar e-Commerce Tembus Rp 21,9 Kuadriliun

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mendorong transformasi ritel modern di era digital. Pasalnya, saat ini telah terjadi pergeseran pola perilaku konsumen dalam membeli produk ritel, khususnya melalui e-commerce.

Terlebih, pasar e-commerce punya potensi penjualan hingga mencapai USD 1,4 triliun, atau setara Rp 21.945 triliun (kurs Rp 15.675 per dolar AS) dalam 3 tahun ke depan.

Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan, Kasan, menilai bahwa situasi ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pelaku usaha sektor ritel agar tetap bertahan dalam menjalankan bisnis.

"Kami mendorong transformasi ritel modern di era digital dengan memanfaatkan semua sarana pemasaran, termasuk niaga elektronik (e-commerce)," kata Kasan dalam keterangan tertulis, Kamis (15/8/2024).

Kasan mengungkapkan bahwa digitalisasi menjadi keharusan pada era baru pasca pandemi dalam tatanan perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Berbagai sektor perdagangan tetap harus terus beradaptasi dan berinovasi untuk memanfaatkan situasi saat ini, termasuk ritel modern.

3 dari 3 halaman

Data Bank Indonesia

Berdasarkan data Bank Indonesia, penjualan produk ritel pasca pandemi sudah mengalami peningkatan, yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juli 2024 yang diperkirakan mencapai 212, tumbuh 4,3 persen secara tahunan (YoY).

"Meningkatnya penjualan eceran didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta subkelompok sandang. Selain itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Juli 2024 tercatat sebesar 123,4, sedikit menurun dibandingkan tahun lalu yang sebesar 123,5," terangnya.

"Meski demikian, angka tersebut masih menunjukkan posisi optimistis terhadap kondisi ekonomi ke depan. Dengan melihat potensi konsumsi masyarakat yang masih tinggi dan tingkat penjualan ritel yang masih prospektif, perlu upaya mendorong sektor ritel modern," sambung Kasan.