Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan apresiasi kepada pihak yang dinilai memiliki komitmen dalam mendukung pemerataan literasi dan inklusi keuangan. Salah satu Perusahaan yang dianggap berkontribusi dalam mendukung Gerakan Nasional Cerdaskan Keuangan adalah PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
PNM terus berkomitmen memberdayakan pelaku usaha ultra mikro dengan pemberian tiga modal yaitu modal finansial, intelektual, dan sosial. Modal intelektual diberikan melalui berbagai pelatihan literasi keuangan, literasi usaha, literasi sosial dan literasi digital kepada nasabah ultra mikro binaannya secara gratis.
Baca Juga
Layanan PNM ini dinilai oleh OJK layak menerima apresiasi dalam Financial Literacy Award 2024 kategori program Literasi Keuangan Terbaik.
Advertisement
Hadir menerima penghargaan ini, Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengucapkan terima kasih kepada OJK atas kepercayaannya kepada PNM. Pihaknya akan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas program literasi dan inklusi keuangan pada kelompok subsisten. Selain PNM, sebagai bagian dari Holding Ultra Mikro, BRI dan Pegadaian juga mendapatkan penghargaan dari OJK.
Sekretaris Perusahaan PNM L. Dodot Patria Ary turut menyampaikan terima kasihnya kepada nasabah PNM Mekaar yang seluruhnya adalah perempuan. Menurutnya, perempuan lebih memiliki semangat juang dalam berusaha dan meningkatkan kapasitas dirinya dengan rutin berpartisipasi dalam program literasi yang digalakkan oleh PNM.
“Tentu ini akan menjadi penyemangat bagi Keluarga Besar PNM untuk terus berinovasi menyajikan program literasi dan inklusi yang bermanfaat dan mudah diterima oleh para nasabah kami. Karena kami di PNM juga mendukung inklusi keuangan yang lebih merata,” ujar Dodot dikutip Jumat (23/8/2024).
Sepanjang semester I tahun 2024, PNM telah menggelar pelatihan dasar sebanyak 4,8 juta kali melalui kegiatan PKM Bermakna. Sedangkan pelatihan lanjutan telah dilakukan sebanyak 7.357 kali. Sebanyak 388.125 nasabah PNM Mekaar kini mendapat penghasilan tambahan dengan menjadi agen BRILink Mekaar dan 17,6 juta nasabah dibantu untuk memiliki rekening Simpedes UMi.
“Hasil dari literasi secara masif yang kami lakukan berujung pada inklusi yang juga berdampak pada peningkatan ekonomi keluarga. Inilah yang kami jaga, membantu mereka berdaya dan mencapai kesejahteraan keluarga,” pungkasnya.
OJK Rilis Gerakan Nasional Cerdas Keuangan, Kejar Target Inklusi dan Literasi Keuangan
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi meluncurkan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan atau GENCARKAN. Langkah ini digalakkan guna meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan secara merata di Indonesia.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menyampaikan program GENCARKAN disiapkan sebagai upaya bagi seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Pada akhirnya, mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Mengingat, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 yang diselenggarakan OJK bersama BPS yang mencatat tingkat inklusi keuangan di Indonesia saat ini sebesar 75,02 persen, sementara itu indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen.
"Hasil SNLIK 2024 menunjukkan bahwa masih terdapat ruang untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Kami meyakini bahwa penguatan keduanya adalah kunci untuk meningkatkan likuiditas dan pendalaman pasar, yang akan berdampak pada pengembangan sektor jasa keuangan, termasuk peningkatan penyaluran pembiayaan. Jika ini kita dorong terus maka memberikan daya ungkit bagi pertumbuhan ekonomi nasional," kata Mahendra dalam Peluncuran GENCARKAN di Jakarta, Kamis (22/8/2024).
Pencanangan GENCARKAN dengan tema “Masyarakat Cerdas Keuangan Menuju Indonesia Emas 2045” dilaksanakan sekaligus memperingati Hari Indonesia Menabung (HIM) Tahun 2024. Kegiatan pencanangan juga diikuti oleh lebih dari 1.300 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, pelaku UMKM dan anggota komunitas lainnya.
Selain itu, OJK juga melihat masih maraknya aktivitas keuangan ilegal dan judi online serta kelompok masyarakat rentan keuangan yang perlu mendapat perhatian khusus. Misalnya kaum perempuan, pemuda dan pelajar, UMKM, masyarakat 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar), serta kelompok disabilitas dan pekerja migran Indonesia.
Untuk itu, diperlukan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan mulai Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan pelaku usaha jasa keuangan untuk berkolaborasi menjalankan GENCARKAN secara masif dan merata di seluruh daerah.
Advertisement
Pesan Menko Airlangga
Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartanto menilai program GENCARKAN ini merupakan salah satu wujud nyata dari bentuk kolaborasi dan koordinasi pelaksanaan Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).
Ketua Harian Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) ini turut mengapresiasi inisiasi OJK dalam membuat terobosan percepatan dan pemerataan literasi dan inklusi keuangan melalui program GENCARKAN.
“DNKI selalu dan bersama dengan OJK mendorong semua pihak, semua Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, industri, masyarakat, akademisi, serta media untuk berpartisipasi, berkolaborasi, untuk mensukseskan program Pencanangan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan ini," kata dia.
"Selanjutnya, kami yakin bahwa literasi dan inklusi keuangan akan membantu jutaan masyarakat kita untuk bisa lepas dari kemiskinan dan juga tentu pada akhirnya akan mengubah kemajuan perekonomian Indonesia,” sambung Menko Airlangga.
Target Inklusi 98 Persen
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi berharap program GENCARKAN dapat menjangkau seluruh Kabupaten/kota.
Serta mampu menyasar seluruh kelompok prioritas dengan dukungan jaringan kantor PUJK yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
“Program GENCARKAN juga mendorong lahirnya 2 Juta Duta dan Agen Literasi dan Inklusi Keuangan yang dapat memberikan multiplier effect melalui beragam kegiatan edukasi keuangan bagi masyarakat luas. Program GENCARKAN juga akan dilakukan secara multikanal sehingga diharapkan dapat menjangkau hingga 50 juta rakyat Indonesia,” kata Friderica.
Melalui program GENCARKAN, ditargetkan pada tahun 2025 sebanyak 90 persen pelajar Indonesia telah memiliki tabungan. Selanjutnya, melalui tabungan Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMuda), diharapkan sebanyak 2,5 juta kelompok mahasiswa dan pemuda telah memiliki rekening.
Progam ini juga turut mendorong pembukaan akses kredit UMKM melalui program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) sehingga dapat menjangkau 1,6 juta debitur; serta mengakselerasi penggunaan produk keuangan oleh 30 persen kelompok penyandang disabilitas.
“End-state yang kita harapkan melalui Program GENCARKAN ini adalah indeks inklusi keuangan Nasional dapat mencapai 98 persen pada perayaan Indonesia Emas tahun 2045,” kata Friderica.
Advertisement