Sukses

Gen Z Sering Curhat Kerjaan di Medsos, Kemnaker: Itu Potensi, Tapi Salah Tempat

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) turut memberikan perhatian kepada kalangan Gen Z yang mulai memasuki dunia kerja.

 

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) turut memberikan perhatian kepada kalangan Gen Z yang mulai memasuki dunia kerja. Generasi ini memiliki keunikan tersendiri dalam pola kerjanya.

Salah satu fenomena yang sering ditemui adalah penyampaian keluhan atau kritik melalui media sosial. Sekretaris Jenderal Kemnaker, Anwar Sanusi, menilai bahwa penyampaian gagasan tersebut sebenarnya memiliki potensi untuk menghasilkan ide-ide baru. Namun, menurutnya, lokasi penyampaiannya yang kurang tepat.

"Sebetulnya itu adalah potensi, hanya saja salah menempatkannya," kata Anwar dalam sesi diskusi Naker Fest di Jakarta, Minggu (25/8/2024).

Pernyataan Anwar merespons fenomena Gen Z yang sering berbagi kondisi kerja mereka di berbagai platform media sosial. Padahal, menurutnya, hal tersebut sebaiknya disampaikan dalam forum diskusi di tempat kerja.

Dengan begitu, diharapkan dapat muncul ide-ide lain. Selanjutnya, ide-ide tersebut diuji bersama untuk menentukan langkah yang tepat bagi perusahaan.

"Artinya, jika gagasan-gagasan kritis tersebut ditempatkan bukan untuk sementara waktu hanya menyerang, kita bisa menciptakan tantangan baru. Mungkin saat ini semua setuju, kemudian kita adu ide-ide tersebut untuk melihat mana yang paling mampu memberikan jawaban yang tepat," jelasnya.

"Saya rasa ini lebih baik daripada saling me-roasting," tambahnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jadi Solusi

Melalui diskusi soal ide dan gagasan tersebut, Anwar menilai cara ini dapat menjadi upaya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi perusahaan. Mengingat bahwa setiap tantangan yang ada tidak bisa diselesaikan oleh satu orang saja.

"Apalagi sekarang, saya yakin dengan kondisi saat ini, semua masalah tidak mungkin hanya dipecahkan dari satu sisi. Oleh karena itu, analisis big data sangat diperlukan untuk bisa melihat fenomena apa pun dari berbagai perspektif sehingga menghasilkan gagasan yang lebih baik, sesuatu yang lebih tepat," ujar Anwar Sanusi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini