Sukses

Harga Minyak Dunia Anjlok, Libya jadi Biang Kerok

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Oktober sebesar USD 75,53 per barel, turun USD 1,89 atau 2,44%. Sepanjang tahun ini, harga minyak mentah AS telah naik 5,4%.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah AS turun lebih dari 2% hingga ditutup di bawah USD 76 per barel pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta), seetelah melonjak pada sesi perdagangan sebelumnya karena laporan anggota OPEC Libya akan menghentikan produksi dan ekspor minyak.

Dikutip dari CNBC, Rabu (28/9/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Oktober sebesar USD 75,53 per barel, turun USD 1,89 atau 2,44%. Sepanjang tahun ini, harga minyak mentah AS telah naik 5,4%.

Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak Oktober sebesar USD 79,55 per barel, turun USD 1,88 atau 2,31%. Sepanjang tahun ini, patokan harga minyak global tersebut naik 3,3%.

Libya memproduksi minyak sekitar 1,2 juta barel per hari dengan sebagian besar minyak mentahnya diekspor ke pasar global, dan negara-negara Eropa menjadi pembeli utama. Harga minyak AS melonjak karena merupakan pengganti terbaik bagi importir yang ingin mengganti pasokan Libya yang hilang.

Namun, patokan AS sedikit menurun karena pasar memperkirakan gangguan bertahap daripada seluruh produksi Libya tiba-tiba terhenti.

Goldman Sachs memperkirakan gangguan di Libya hanya berlangsung sebentar, karena pasokan di pasar turun 600.000 barel per hari pada September dan 200.000 barel per hari pada Oktober.

Libya Hentikan Produksi

Libya terbagi antara pemerintah yang bersaing di Tripoli dan Benghazi. Pemerintah Benghazi mengumumkan penghentian produksi pada hari Senin di tengah perselisihan dengan pemerintah Tripoli mengenai siapa yang harus memimpin bank sentral. 

“Dalam kasus Libya, pemerintah kawasan timur dapat mematikan produksi Libya seperti mematikan lampu,” kata Kepala Strategi Komoditas Global RBC Capital Markets, Helima Croft.

 ″(Jenderal Khalifa Haftar) dia adalah pemimpin milisi di wilayah timur. Jika dia ingin menutupnya, dia mengendalikan semua terminal di wilayah timur, infrastrukturnya — jadi mereka dapat menutupnya,” lanjut Croft.

Goldman memangkas perkiraan harga minyak Brent sebesar USD 5 ke kisaran USD 70 hingga USD 85 per barel dan memperkirakan harga acuan global akan mencapai rata-rata USD 77 pada tahun 2025, turun dari USD 82 sebelumnya.

 

2 dari 3 halaman

Harga Minyak Mentah Terbang, Terbaik dalam 2 Pekan

Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) naik 3% pada perdagangan hari Senin. Ini kenaikan harga minyak terbaik dalam dua pekan.

Kenaikan harga minyak mentah ini didorong oleh laporan penghentian produksi di Libya dan setelah Israel dan Hizbullah saling serang di perbatasan.

Pemerintah Libya timur di Benghazi mengatakan pada hari Senin bahwa produksi dan ekspor minyak di negara Afrika Utara itu akan ditutup, di tengah perselisihan dengan pemerintah barat yang diakui secara internasional di Tripoli mengenai siapa yang harus memimpin bank sentral.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) yang menjadi acuan AS mencapai tertinggi selama sesi perdagangan di USD 77,60 per barel, level tertinggi sejak 16 Agustus.

Mengutip CNBC, Selasa (27/8/2024), berikut ini harga energi pada penutupan perdagangan hari Senin:

  • Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontak Oktober ditutup USD 77,42 per barel, naik USD 2,59 atau 3,46%. Dari awal tahun hingga saat ini harga minyak mentah AS telah naik 8,05%.
  • Harga minyak Brent untuk kontrak Oktober ditutup USD 81,43 per barel, naik USD 2,41 atau 3,05%. Dari awal tahun hingga saat ini harga minyak patokan global ini telah naik 5,7%.
  • Harga Bensin RBOB untuk kontrak September dipatok USD 2,28 per galon, tidak banyak berubah. Dari awal tahun hingga saat ini harga bensin naik 8,4%.
  • Harga gas alam untuk kontrak September ditutup USD 1,95 per seribu kaki kubik, turun lebih dari 6 sen atau 3,26%. Tahun ini harga gas sudah turun 22,2% 
3 dari 3 halaman

Libya

Kepala analis minyak untuk Amerika di Kpler Matt Smith menjelaskan, Libya memproduksi sekitar 1,2 juta barel per hari, dengan lebih dari 1 juta barel per hari diekspor ke pasar global.

“Keadaan kahar pada produksi dan ekspor Libya berpotensi berdampak signifikan pada pasar global,” kata Smith kepada CNBC.

Smith memperkirakan, minyak mentah AS kemungkinan akan menjadi penerima manfaat terbesar dari penghentian produksi, dengan Eropa membeli minyak AS untuk menggantikan pasokan Libya yang hilang.

Israel melancarkan gelombang besar serangan udara di Lebanon pada hari Minggu, menggambarkan operasi itu sebagai serangan pendahuluan untuk mencegah Hizbullah menembakkan rentetan rudal.

Hizbullah mengatakan telah meluncurkan ratusan rudal ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan salah satu komandan senior milisi pada bulan Juli.

Timur Tengah telah gelisah selama berminggu-minggu setelah pembunuhan komandan Hizbullah di Beirut dan seorang pemimpin Hamas di Teheran, Iran.

Iran juga berjanji akan membalas Israel, namun sejauh ini ancaman serangan tersebut belum terwujud.