Sukses

Rupiah Tergelincir terhadap Dolar AS Hari Ini 28 Agustus 2024, Apa Sentimennya?

Ekonom prediksi, rupiah akan bergerak di kisaran 15.425-15.525 pada perdagangan Rabu, 28 Agustus 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Rabu (28/8/2024). Hal ini seiring sentiment risk-off di pasar mengenai ancaman penghentian produksi minyak dari Libya.

Mengutip Antara, rupiah tergelincir 14 poin atau 0,09 persen menjadi 15.509 per dolar AS pada Rabu pagi, 28 Agustus 2024. Sebelumnya rupiah berada di posisi 15.495 per dolar AS. Ekonom menilai, koreksi rupiah itu didorong dari ancaman penghentian produksi minyak dari Libya.

"Isu politik mulai mengkhawatirkan investor, terutama karena adanya ancaman penghentian produksi minyak dari Libya,” ujar Ekonom Bank Permata Josua Pardede seperti dikutip dari Antara.

Kemudian rupiah juga merosot imbas sentimen menguatnya data Durable Goods Order di Amerika Serikat (AS) yang diikuti tensi geopolitik di Timur Tengah yang meningkat.

Katalis itu mendorong apresiasi dolar AS secara global. Sentimen itu juga turut mempengaruhi pasar obligasi domestik yang tercermin dari imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) yang meningkat satu basis poin (bps) di seluruh tenor pada perdagangan Selasa, 27 Agustus 2024.

Volume perdagangan obligasi pemerintah pada Selasa tercatat Rp 19,6 triliun, lebih tinggi dibandingkan volume perdagangan Senin sebesar Rp 15,3 triliun.

Kepemilikan asing pada obligasi Pemerintah Indonesia turun sebesar Rp4,08 triliun menjadi Rp848 triliun atau 14,45 persen dari total outstanding pada 26 Agustus 2024.

Pemerintah menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan berhasil menyerap Rp8 triliun dari penawaran masuk sebesar Rp23,89 triliun.

Josua prediksi nilai tukar rupiah akan berada di rentang 15.425 per dolar AS-Rp15.525 per dolar AS pada Rabu, 28 Agustus 2024.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan Rupiah pada 27 Agustus 2024

Sebelumnya, Rupiah mengalami pelemahan menjelang akhir bulan pada Selasa, 27 Agustus 2024.

Rupiah ditutup melemah 56,5 point terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Selasa sore (27/8), walaupun sebelumnya sempat melemah 85 point dilevel 15.495 dari penutupan sebelumnya di level 15.438,5.

"Sedangkan untuk perdagangan besok depan, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang 15.420 - 15.520," ungkap Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka dalam keterangan di Jakarta, Selasa (27/8/2024).

Ibrahim menjelaskan, Dolar AS menguat tipis pada hari Selasa dan mata uang utama diperdagangkan secara menyamping karena kekhawatiran yang masih ada atas ketegangan di Timur Tengah sebagian mengimbangi optimisme investor terhadap pemangkasan suku bunga AS yang akan segera terjadi.

Sementara itu, mata uang utama lainnya bertahan mendekati level tertinggi yang bersejarah ketika USD mendekati level terendahnya dalam lebih dari setahun.

Penguatan itu ditopang oleh kemungkinan pemangkasan suku bunga AS pada bulan September mendatang setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell kurang lebih menyetujui langkah tersebut dalam pidatonya di Jackson Hole pada hari Jumat.

Pernyataan Presiden The Fed San Francisco Mary Daly juga mengatakan bahwa pengurangan seperempat poin persentase dalam biaya pinjaman bulan depan mungkin terjadi.

 "Siklus kenaikan suku bunga agresif Fed dan ekspektasi tentang seberapa jauh suku bunga AS dapat naik lebih jauh telah menjadi pendorong besar kekuatan dolar selama dua tahun terakhir, membuat mata uang lain, tetap tertekan. Pasar telah sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga bulan depan, dan melihat pelonggaran sekitar 100 basis poin pada akhir tahun," papar Ibrahim.

 

3 dari 4 halaman

BI Ramal Ekonomi RI Tumbuh Kisaran 4,7%-5,5% Tahun Depan

Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun depan akan berkisar 4,7 sampai dengan 5,5 persen.

Angka ini tak beranjak jauh dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua 2024 yakni sebesar 5,05 persen secara tahunan (yoy).

Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi, Ibrahim mengingatkan, pemerintah perlu meningkatkan konsumsi rumah tangga.

Hal ini disebabkan telah berakhirnya faktor musiman, seperti hari besar keagamaan nasional (HBKN) dan dampak pelaksanaan pemilu pada semester pertama  2024, jelasnya.

Selain itu, Proyek Strategis Nasional (PSN) dapat meningkatkan investasi, khususnya investasi swasta. Kenaikan stimulus fiskal dari 2,3 persen menjadi 2,7 persen dari PDB diharapkan juga dapat secara efektif memberikan dampak pengganda terhadap perekonomian.

 

 

4 dari 4 halaman

Permintaan Domestik jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi RI

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa waktu terakhir juga ditopang oleh kuatnya permintaan domestik dan meningkatnya kinerja ekspor.

Adapun sisi pengeluaran, di mana konsumsi rumah tangga sebagai kontributor utama tumbuh sebesar 4,93 persen (yoy) didorong periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah yang lebih panjang. 

Kemudian, pemerintah berusaha menjaga daya beli masyarakat dengan mengendalikan inflasi, menaikkan gaji aparatur sipil negara (ASN), memberikan gaji ke-13 dengan tunjangan kinerja 100 persen, serta menciptakan lapangan kerja baru yang lebih besar di awal tahun 2024 sebesar 3,55 juta.

Sementara, konsumsi pemerintah tumbuh positif sebesar 1,42 persen terutama didukung oleh penyerapan belanja modal dan belanja barang, masing-masing sebesar 39,5 persen dan 6,1 persen. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini