Kementerian Perindustrian mengeluhkan masih kalahnya kepentingan nasional dari ego sektoral dalam hal penyediaan kebutuhan pasokan gas untuk industri dalam negeri. Akibatnya tidak ada kebijakan besar penunjang kegiatan ekonomi yang kokoh.
Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto, menegaskan salah satu akar permasalahan keluhan pengusaha tentang pasokan gas untuk kepentingan industri dalam negeri adalah tidak kompaknya kebijakan instansi yang mengatur pasokkan gas. Akibatnya, sulit bagi setiap institusi untuk menetapkan gas sebagai prioritas nasional.
"Kordinasi kok susah, apakah egonya tinggi? Tapi kalau saya lihat sebabnya kita tidak mampu menetapkan kebijakan dan tidak mampu menetapkan prioritas nasional, semua sektor berjalan sendiri," kata Panggah, saat menghadiri diskusi arahan kebijakan pengembangan agas Indonesia, di Niaga Tower, Jakarta, Selasa (23/4/2013).
Panggah menilai, sebagai sebuah bangsa, Indonesia belum terbentuk secara penuh yang membuat cita-cita sebagai satu bangsa belum terwujud final.
"Otak kita masih masing-masing. Satu bangsa belum, karena bangsa kita seperti apa, sehingga menetapkan kepentingan nasional berjalan masing-masing," ungkap Panggah.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut Panggah mengusulkan sebaikanya harus ada persatuan antar instansi untuk mengurainya seperti permasalahan infrastruktur yang menunjang pasokan gas.
"Harus menghadapi kasus per kasus dengan semangat persatuan. Walau panas kita harus kordinasi dengan ESDM, PGN, Pertagas," pungkasnnya. (Pew/Shd)
Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto, menegaskan salah satu akar permasalahan keluhan pengusaha tentang pasokan gas untuk kepentingan industri dalam negeri adalah tidak kompaknya kebijakan instansi yang mengatur pasokkan gas. Akibatnya, sulit bagi setiap institusi untuk menetapkan gas sebagai prioritas nasional.
"Kordinasi kok susah, apakah egonya tinggi? Tapi kalau saya lihat sebabnya kita tidak mampu menetapkan kebijakan dan tidak mampu menetapkan prioritas nasional, semua sektor berjalan sendiri," kata Panggah, saat menghadiri diskusi arahan kebijakan pengembangan agas Indonesia, di Niaga Tower, Jakarta, Selasa (23/4/2013).
Panggah menilai, sebagai sebuah bangsa, Indonesia belum terbentuk secara penuh yang membuat cita-cita sebagai satu bangsa belum terwujud final.
"Otak kita masih masing-masing. Satu bangsa belum, karena bangsa kita seperti apa, sehingga menetapkan kepentingan nasional berjalan masing-masing," ungkap Panggah.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut Panggah mengusulkan sebaikanya harus ada persatuan antar instansi untuk mengurainya seperti permasalahan infrastruktur yang menunjang pasokan gas.
"Harus menghadapi kasus per kasus dengan semangat persatuan. Walau panas kita harus kordinasi dengan ESDM, PGN, Pertagas," pungkasnnya. (Pew/Shd)