Sukses

Sawit Sumbang Rp 88,7 Triliun ke APBN 2023, Bagaimana Kebalikannya?

Ada pergeseran dari sisi ekspor kelapa sawit yaitu ekspor didominasi oleh produk turunan sejak 2011 dan semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Analis Kebijakan Madya Pusat Kebijakan Pendapatan Negara (PKPN) Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Nursidik Istiawan mengungkapkan, sektor kelapa sawit telah menyumbang Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 32,4 triliun dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berupa Pungutan Ekspor (PE) pada 2023.

Sedangkan untuk pajak, industri sawit telah menyumbang sebesar Rp 50,2 triliun untuk APBN dan Bea Keluar (BK) sebesar Rp 6,1 triliun. Nursidik menjelaskan, kontribusi perkebunan sawit pada APBN akan menjadi feedback bagi pelaku industri di lapangan.

“APBN menyediakan fasilitas perpajakan dan penerimaan PE ke sektor sawit (BPDKS). Dana BPDPKS digunakan untuk sawit dalam bentuk insentif tarif seperti biodiesel, peremajaan sawit rakyat (PSR), dan lainnya,” kata Nursidik dalam acara Press Tour Belitung 2024, Kontribusi Sawit untuk APBN dan Perekonomian, Selasa (27/8/2024).

Nursidik menuturkan dukungan APBN untuk perkebunan sawit pada 2023 yaitu berupa insentif biodiesel senilai Rp 18,5 triliun, Peremajaan senilai Rp 1,7 triliun, Riset senilai Rp 0,1 triliun, dan lainnya Rp 0,5 triliun.

Pergeseran Ekspor

Pada kesempatan yang sama, Nursidik menyebut ada pergeseran dari sisi ekspor yaitu ekspor didominasi oleh produk turunan sejak 2011 dan semakin meningkat dari tahun ke tahun.

“Ini menunjukkan hilirisasi sawit di Indonesia berkembang dengan baik sebagai perbandingan di 2023 Sawit ekspor sawit 10 persen sedangkan produk turunan 90 persen,” pungkasnya.

2 dari 4 halaman

GAPKI Kembangkan Pasar Minyak Sawit ke Nigeria

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) akan mengembangkan sawit di Nigeria. Hal itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Asosiasi Produksi Kelapa Sawit Nasional Nigeria (NPPAN). Kerja Sama ini bertujuan untuk memperkuat dan memperluas pasar ekspor minyak sawit Indonesia di Nigeria.

Penandatanganan MoU GAPKI dengan NPPAN ini berlangsung di tengah rangkaian Festival Indonesia Expo yang digelar di Afficient Event Center, Kano, Nigeria pada Jumat 23 Agustus 2024. Penandatanganan MoU ini menjadi langkah penting dalam upaya meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Nigeria, khususnya di sektor kelapa sawit.

 Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono, menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerjasama dengan Nigeria. MoU ini merupakan tonggak penting dalam hubungan perdagangan kedua negara.

"Kami berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan industri kelapa sawit di Nigeria dan menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Diharapkan MoU ini juga mendorong hubungan bilateral kedua negara ke depannya,” ujar Eddy Martono.

Sebagai informasi, festival Indonesia Expo merupakan acara yang diinisiasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Nigeria yang dibuka oleh Duta Besar RI untuk Nigeria, Usra Hendra Harahap, di Afficient Event Center, Kano State, yang merupakan negara bagian dengan populasi terpadat di Nigeria.

Salah satu kegiatan dalam acara expo tersebut adalah melakukan studi banding ke pabrik pengisian dan pengemasan minyak goreng yang berada di Kano Free Trade Zone (KFTZ).

3 dari 4 halaman

Berbagai Kemudahan

Dalam kunjungannya ke KTFZ, delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Kepala Kanselerasi KBRI, Fahmi Aris Innayah serta Ketua Asosiasi Pedagang Kano Kascote Exco, Hassan Tahir Yaro, memperoleh sambutan hangat dari Direktur KFTZ Muazu Musa Sahabi.

Muazu menyambut baik MoU yang dilakukan oleh GAPKI dan juga NPPAN untuk mengembangkan industri sawit di Nigeria. Muazu menegaskan komitmennya untuk memfasilitasi investasi yang masuk dengan menawarkan timbal balik yang dilengkapi berbagai macam kemudahan.

“Pengurangan pajak, pembebasan PPN, bebas bea impor, serta jaminan keamanan tambahan merupakan hal yang akan diberikan bagi investor yang berinvestasi di Free Trade Zone di Kano,” terang Muazu.

4 dari 4 halaman

Ekspor Sawit Indonesia

antaranya dikirim ke Nigeria. Angka ini menunjukkan potensi besar untuk peningkatan, terutama mengingat kebutuhan minyak sawit di Nigeria yang terus berkembang dan posisinya sebagai jalur perhubungan perdagangan utama di Afrika.

Immanuel Lingga, Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos, menggarisbawahi bahwa keterlibatan Indonesia dalam industri kelapa sawit di Nigeria tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan petani lokal tetapi juga memperkuat citra positif kelapa sawit di pasar global, terutama dalam menghadapi tantangan dari kampanye negatif di pasar Eropa.