Sukses

Menteri Trenggono Tantang Universitas Bikin Riset Laut Atasi Masalah Pangan

Guna mengoptimalkan potensi serta menghadapi tantangan yang ada, Menteri Trenggono menyatakan semua harus mulai menyadari pentingnya menempatkan ekologi sebagai panglima.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan sumber daya di laut bisa menjadi penopang ketahanan pangan dunia. Untuk itu, dia menantang universitas untuk membuat riset guna membuktikan hal tersebut.

Dia mengatakan, ketahanan pangan bersumber dari tiga hal, karbohidrat, lemak dan protein. Khusus untuk protein, salah satunya berasal dari produk perikanan. Merujuk data perdagangan yang selalu surplus, produk perikanan dinilainya sebagai sumber ketahanan pangan yang paling kuat.

“Silahkan diriset, laut dapat menjadi jawaban untuk mengatasi permasalahan pangan yang dunia sedang hadapi saat ini,” kata Trenggono, dalam keterangannya, Kamis (28/8/2024).

Guna mengoptimalkan potensi serta menghadapi tantangan yang ada, Menteri Trenggono menyatakan semua harus mulai menyadari pentingnya menempatkan ekologi sebagai panglima.

Pentingnya ekologi sebagai panglima telah menjadi perhatian KKP yang diimplementasikan melalui lima kebijakan Ekonomi Biru. Mulai dari memperluas kawasan konservasi laut; Penangkapan ikan secara terukur berbasis kuota; Pengembangan budi daya laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan; Pengelolaan dan pengawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; serta penanganan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan atau Bulan Cinta Laut (BCL).

Menteri Trenggono bilang mahasiswa, akademisi, dan perguruan tinggi mempunyai peranan penting dalam mengimplementasikan kebijakan Ekonomi Biru di sektor kelautan dan perikanan melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 

"Saya merekomendasikan agar kurikulum pendidikan di Universitas Hasanuddin memiliki fokus khusus terhadap ilmu pengetahuan, riset, inovasi, dan teknologi yang mendukung kebijakan Ekonomi Biru, karena inilah sesungguhnya masa depan bangsa Indonesia," bebernya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Siap Dukung

Rektor Universitas Hasanuddin, Jamaluddin Jompa mendukung program ekonomi biru. Pihaknya bersedia untuk bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan guna mendukung kebijakan tersebut. 

“Kebijakan ekonomi biru yang berbasis ilmu pengetahuan, sains seperti penangkapan ikan terukur harus dilakukan, ukuran sangat penting,” ungkapnya.

Dalam kuliah umum itu juga dilakukan Perjanjian Kerja Sama antara Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin tentang Pengelolaan Benda Muatan Kapal Tenggelam Melalui Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pendataan, Kajian dan Publikasi.

Seperti diketahui, Pembangunan ekonomi biru masih menjadi fokus yang sedang dijalankan oleh Pemerintah Indonesia pada sektor kemaritiman dan kelautan. Prinsip ekonomi biru dijalankan, karena fokusnya ingin mempertahankan kelestarian alam, namun tidak mengurangi pengembangan ekonomi.

3 dari 4 halaman

Ekosistem Digital Maritim Peningkatan Keamanan Pelayaran   Direktur Utama IDSurvey, Arisudono Soerono mengatakan, platform ini akan membantu dalam meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran.    Misalnya, melalui fitur information system dashboard diiringi dengan komunikasi satelit real-time yang lebih efisien dan reliable, baik antar kapal maupun dengan pusat kendali. Teknologi ini juga akan berguna untuk mempercepat respon terhadap situasi darurat.    "Konsep solusi MCP pada hari ini merupakan bentuk komitmen kami untuk memberikan jasa pemastian keselamatan dan ke depannya akan memberikan pelayanan yang optimal dengan memiliki beberapa keunggulan produk di antaranya, one stop solution indutsri maritim dalam hal operasional dan komunikasi, sistem komunikasi satelit yang real-time sehingga dapat menghilangkan blind-spot di operasional kapal, serta terintegrasi dengan data klasifikasi dan statutoria BKI," terang Arisudono.

Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menilai potensi ekonomi biru Indonesia menjadi salah satu yang bisa digarap. Salah satunya, melalui dukungan penguatan ekosistem digital.

Erick bilang, Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki jalur laut yang strategis. Sektor maritim menjadi salah satu sektor vital bagi perekonomian Indonesia.

"Potensi Blue Economy negara kita sangat besar, bagi bangsa ini laut bukan hanya sebagai penghubung, melainkan nadi dari perekonomian, sumber kehidupan, dan simbol kejayaan," kata Erick melalui keterangan resmi, Jumat (23/8/2024).

Dia memandang, penguatan ekosistem digital diperlukan gua menangkap potensi tersebut. Menjawab itu, Holding BUMN Jasa Survey, PT Biro Klasifikasi Indonesia atau IDSurvey bersama Telkomsel menghadirkan sistem digital maritim.

"Untuk itu adanya Maritime Cloud Platform (MCP) ini patut untuk diapresiasi sebagai bagian dari upaya mendukung transformasi ekosistem pelayaran nasional," ungkap Erick.

MCP ini dapat diakses oleh masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri sebagai ekosistem digital maritim yang memadukan tiga teknologi sekaligus. Diantaranya Cloud Computing, Satellite Constellation, dan Artificial Intelligent. 

4 dari 4 halaman

Peningkatan Keamanan Pelayaran

Direktur Utama IDSurvey, Arisudono Soerono mengatakan, platform ini akan membantu dalam meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran. 

Misalnya, melalui fitur information system dashboard diiringi dengan komunikasi satelit real-time yang lebih efisien dan reliable, baik antar kapal maupun dengan pusat kendali. Teknologi ini juga akan berguna untuk mempercepat respon terhadap situasi darurat. 

"Konsep solusi MCP pada hari ini merupakan bentuk komitmen kami untuk memberikan jasa pemastian keselamatan dan ke depannya akan memberikan pelayanan yang optimal dengan memiliki beberapa keunggulan produk di antaranya, one stop solution indutsri maritim dalam hal operasional dan komunikasi, sistem komunikasi satelit yang real-time sehingga dapat menghilangkan blind-spot di operasional kapal, serta terintegrasi dengan data klasifikasi dan statutoria BKI," terang Arisudono.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini