Sukses

Harga Emas Diprediksi Tetap Bullish Meski Ekonomi AS Membaik

Indikator teknis yang saat ini terbentuk menunjukkan bahwa harga emas akan terus melanjutkan tren utamanya, yaitu bullish.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas kembali cerah pada perdagangan hari ini. Harga emas menguat  di tengah kekhawatiran pasar terhadap potensi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) pada September. Data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang membaik tidak memberikan tekanan yang besar ke harga emas.

analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, indikator teknis yang saat ini terbentuk menunjukkan bahwa harga emas akan terus melanjutkan tren utamanya, yaitu bullish. Kombinasi indikator Moving Average yang diperhatikan Nugraha menunjukkan bahwa momentum kenaikan masih kuat, dengan proyeksi harga emas berpotensi naik hingga mencapai USD 2.430 per troy ounce.

"Namun, ada juga risiko penurunan jika momentum gagal dipertahankan. Dalam skenario ini, harga emas dapat terkoreksi hingga level USD 2.508," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (30/8/2024).

Selain analisis teknis, harga emas juga didukung oleh sejumlah data fundamental yang positif. Emas diperdagangkan lebih tinggi di kisaran USD 2.510 per troy ounce pada hari Jumat (30/8/2024), terdorong oleh data yang menunjukkan peningkatan permintaan dari China pada bulan Juli, kenaikan pertama sejak Maret 2024.

Kenaikan ini memberikan sinyal positif terhadap permintaan global emas, yang kemungkinan besar akan menjaga harga tetap stabil atau bahkan lebih tinggi dalam jangka pendek.

Namun, kondisi pasar keuangan di Asia pada hari Jumat bisa bergejolak, mengingat para investor di kawasan tersebut berharap untuk menutup bulan Agustus dengan performa yang baik, meskipun dihadapkan pada kalender ekonomi yang padat dengan berbagai rilis data penting.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kebijakan Suku Bunga AS

Sementara itu, pasar juga terus memantau perkembangan kebijakan suku bunga AS. Data terbaru menunjukkan PDB AS tumbuh pada tingkat tahunan 3,0% pada kuartal kedua, sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Meski demikian, mayoritas pedagang masih mendukung kemungkinan penurunan suku bunga sebesar seperempat poin pada rapat Fed 18 September mendatang, dengan probabilitas hanya 34% untuk penurunan sebesar 50 basis poin, turun dari 38% sehari sebelumnya.

Di sisi lain, indeks dolar AS tetap stabil di angka 101,34 setelah mengalami kenaikan sebesar 0,36% pada hari Kamis. Indeks ini mencatat kenaikan mingguan sebesar 0,66%, yang merupakan minggu terbaiknya sejak awal Agustus.

Namun, selama bulan Agustus, dolar AS mengalami penurunan sebesar 2,6%, menjadikannya bulan terburuk sejak November tahun lalu.

 

3 dari 3 halaman

Data World Gold Council

Dukungan lebih lanjut terhadap harga emas mungkin datang dari data yang dirilis oleh World Gold Council (WGC) pada hari Selasa (27/8).

Laporan tersebut menunjukkan bahwa impor emas bersih Tiongkok naik sebesar 17% pada bulan Juli, yang merupakan peningkatan bulanan pertama sejak Maret. Peningkatan kecil dalam arus masuk bersih sebesar 8 metrik ton (USD 403 juta) juga tercatat pada minggu lalu, dipimpin oleh dana dari Amerika Utara.

Faktor-faktor ini, menurut Nugraha, dapat memberikan dorongan tambahan bagi harga emas, yang menunjukan prospek hari ini terlihat positif. Kenaikan permintaan dari China, ditambah dengan kekhawatiran pasar mengenai potensi pemotongan suku bunga Fed, memberikan dukungan kuat bagi harga emas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.