Sukses

Pasok 40% Kebutuhan Nasional, Proyek LPG Terminal Ref Jatim Masuk Fase Kedua

Dengan mekanisme baru, LPG Terminal Ref Jatim diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi risiko operasi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Energy Terminal (PET) menyampaikan perkembangan terbaru pembangunan LPG Terminal Refrigerated (Ref) Jatim di Tuban, Jawa Timur. Proyek ini dirancang untuk menyimpan LPG, menggantikan mekanisme ship-to-ship transfer atau pemindahan kargo dari kapal ke kapal.

Terminal ini diproyeksikan akan melayani hingga 40 persen kebutuhan LPG nasional guna menjamin ketersediaan energi dengan harga terjangkau. Terminal ini siap mendukung distribusi LPG melalui transportasi darat maupun laut dengan lebih efisien.

Direktur Utama PT Pertamina Energy Terminal Bayu Prostiyono mengatakan, fasilitas terminal ini telah berhasil membangun dua unit tangki refrigerated berkapasitas 44.000 MT pada fase pertama. Masing-masing untuk propane dan butane, serta dua unit tangki spherical berkapasitas 2.500 MT untuk LPG mixed.

"Saat ini, pembangunan telah memasuki fase kedua, yang meliputi pembangunan jetty, izin operasi, serta pengembangan fasilitas operasional di darat. Proyek ini merupakan wujud nyata komitmen kami dalam menjaga ketahanan energi nasional, sekaligus memastikan efisiensi operasional dan keamanan distribusi LPG di Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (3/9/2024).

Dengan mekanisme baru, LPG Terminal Ref Jatim diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi risiko operasi. Sebagai upaya peningkatan keandalan operasional, LPG Terminal Ref Jatim ini akan memperkuat throughput LPG Pertamina Energy Terminal.

Selain itu, proyek ini juga memberikan fokus besar pada peningkatan aspek keselamatan, memastikan bahwa distribusi LPG dilakukan dengan standar keamanan yang tinggi dan andal.

"Dengan lokasinya yang strategis, LPG Terminal Ref Jatim akan berperan sebagai hub terminal utama untuk distribusi LPG ke wilayah timur Indonesia," sambung Bayu.

Selain mendukung ketahanan energi, ia melanjutkan, pembangunan LPG Terminal Ref Jatim juga tercatat menyerap tenaga kerja sebanyak 1.142 orang selama proyek berlangsung, serta penyerapan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) proyek ini sebesar 33,23 persen.

"Kehadiran infrastruktur strategis ini, ditambah dengan penyerapan tenaga kerja dan optimalisasi TKDN dalam pembangunannya membantu menggerakkan perekonomian nasional," pungkas dia.

2 dari 3 halaman

Penuhi Kebutuhan LPG Indonesia, Terminal Tanjung Sekong Cilegon Pakai Teknologi Baru

Sebelumnya, Terminal LPG Tanjung Sekong, Cilegon, Provinsi Banten yang menjadi tulang punggung kebutuhan LPG nasional, memastikan terus meningkatkan performa dan operasionalnya dengan memasang sejumlah teknologi baru untuk mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus ketahanan energi Indonesia.

Pada pengoperasiannya, terminal ini menyediakan sekitar 40 persen kebutuhan LPG di tanah air ini dikelola oleh PT Pertamina Energy Terminal (PET), anak usaha dari PT Pertamina International Shipping (PIS), Sub Holding Integrated Marine Logistics (SH IML) Pertamina.

Terminal ini meningkatkan performanya antara lain dengan mengintegrasikan sistem teknologi canggih seperti Terminal Automation System, Digital Integrated Operation System (DIOS), pemanfaatan listrik tenaga surya, dan lainnya.

“Sebagai pemain utama di sektor logistik energi di Asia Tenggara, PIS terus berdedikasi terhadap operational excellence memastikan keandalan PET dan Terminal Tanjung Sekong dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia,” ujar Direktur Perencanaan Bisnis PIS Eka Suhendra, dikutip Minggu (29/6/2024).

Dengan penerapan teknologi baru ini, sepanjang 2024, Terminal Tanjung Sekong berhasil menjaga penggunaan dermaga atau Berth Occupancy Ratio (BOR) hingga 57 persen. Hal ini mendorong efisiensi waktu kapal bersandar atau Integrated Port Time sebesar 42,5 jam, dengan 284 ship call.

“Berbagai pencapaian tersebut mendorong tingkat throughput sebesar 1,28 Metric Ton atau 11 persen lebih tinggi dari target di Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP),”katanya.

Eka juga menjelaskan, berbagai investasi teknologi ini merupakan upaya menyediakan layanan yang lebih terintegrasi, mulai dari jasa marine hingga logistik. Sehingga aktivitas bisnis lebih fokus dan bisa memberikan solusi yang maksimal untuk seluruh supply chain.

“Penggunaan teknologi terbaru mendorong Terminal LPG Tanjung Sekong menjadi terminal LPG paling canggih di Indonesia dalam pengelolaan dan penyaluran LPG, sehingga kedepannya akan menjadi flagship dalam memberikan layanan terbaik khususnya terminal,”ujarnya.

3 dari 3 halaman

Green Business

Di lain pihak, Direktur Utama PET Bayu Prostiyono juga menjelaskan, kunjungan ini menunjukkan peran penting PET dalam mendukung pertumbuhan green business SH IML secara berkelanjutan.

“Sebagai pionir green terminal kelas dunia, Terminal LPG Tanjung Sekong telah menetapkan protokol keselamatan yang ketat, teknologi terbaru, dan melaksanakan berbagai inisiatif ramah lingkungan sesuai standar internasional, sebagai bukti komitmen SH IML dan Pertamina terhadap pembangunan berkelanjutan dan Net Zero Emission 2060 di Indonesia,”jelasnya.

Terminal LPG Tanjung Sekong menjadi satu dari enam terminal energi strategis yang dikelola oleh PIS melalui PET. PET mengelola beberapa terminal utama di seluruh Indonesia, termasuk Integrated Terminal Tanjung Uban (Kepulauan Riau), Fuel Terminal Pulau Sambu (Kepulauan Riau), Fuel Terminal Kotabaru (Kalimantan Selatan), Fuel Terminal Baubau (Sulawesi Tenggara), dan Terminal LPG Refrigerated Tuban (Jawa Timur).