Liputan6.com, Jakarta - USD 1 dari setiap USD 10 yang dibelanjakan secara global pada 2024 digunakan untuk perjalanan wisata dengan pemesanan hotel, kapal pesiar, dan penerbangan.
Hal itu diungkapkan dalam laporan tahunan World Travel and Tourism Council (WTTC), sebuah organisasi nirlaba.
Baca Juga
Mengutip US News, Selasa, 3 September 2024, World Travel and Tourism Council mengungkapkan, kontribusi industri perjalanan dan pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) global diperkirakan mencapai titik tertinggi baru, karena konsumen semakin melihat perjalanan sebagai bagian penting dalam anggaran mereka.
Advertisement
WTTC memperkirakan kontribusi industri terhadap PDB global pada tahun 2024 akan meningkat 12,1% secara tahunan menjadi USD 11,1 triliun, yang merupakan 10% dari PDB global.
Ini merupakan peningkatan sekitar 7,5% dari rekor sebelumnya yang ditetapkan pada tahun 2019.
"Meskipun ada beberapa kekhawatiran tahun lalu tentang kita yang akan memasuki resesi global dan inflasi yang tinggi, tahun ini kita melihat perjalanan dan pariwisata menjadi pusat kekuatan ekonomi yang nyata secara global," kata Julia Simpson, CEO WTTC.
Belanja perjalanan wisata di Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jerman diperkirakan memberikan kontribusi paling besar terhadap PDB.
Selain itu, sektor wisata juga diperkirakan akan mendukung hampir 348 juta pekerjaan pada tahun 2024, atau 13,6 juta pekerjaan lebih banyak dari tahun 2019, rekor sebelum pandemi. Industri ini juga masih merekrut untuk mengisi pekerjaan di bidang yang berkembang pesat ini.
Di AS sendiri, saat ini terdapat 1 juta lowongan pekerjaan di seluruh industri pariwisata dan perhotelan, menurut Asosiasi Perjalanan AS. Total lapangan kerja yang didukung di AS adalah sekitar 27 juta pekerjaan pada tahun 2023, demikian menurut WTTC.
Ekonomi Indonesia Bakal Tumbuh Lebih Tinggi dari Global, Ini Ramalannya
Diwartakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia diramal lebih tinggi dari tingkat global. Ekonomi Indonesia diramal tumbuh 5,1-5,2 persen pada 2024 ini.
Airlangga mengatakan, ramalan pertumbuhan ekonomi itu dirikis Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia. Dia mengatakan, ekonomi dunia berkisar 3,2 persen tahun ini.
"Nah kalau kita lihat prospek ekonomi global memang tidak sederhana. Kita lihat baik World Bank maupun IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global di tahun ini 3,2 (persen) sampai 2,6 (persen), dan tahun depan 3,3 (persen) sampai dengan 2,7 (persen)," ungkap Airlangga dalam Konferensi Pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (5/8/2024).
Dengan angka ekonomi global tadi, Menko Airlangga menyebut Indonesia diramal jauh lebih tinggi. Kisarannya antara 5,1-5,2 persen untuk 2024 ini.
"Namun khusus untuk Indonesia keduanya outlook-nya melihat Indonesia bisa mencapai di angka 5,1 sampai dengan 5,2 (persen)," ucap dia.
Advertisement
Ekonomi RI Tahan pada Gejolak Dunia
Dia bilang, ramalan tersebut menunjukkan kondisi Indonesia yang cukup tahan terhadap tantangan yang ada di dunia. Mulai dari memanasnya konflik geopolitik hingga disrupsi rantai pasok.
"Nah ini juga membuktikan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi kita relatif mempunyai resiliensi terhadap konflik geopolitik, disrupsi rantai pasok maupun perkembangan dari fluktuasi nilai tukar," tegasnya.
Aturan Baru Bakal Diterbitkan Terkait Kunjungan Wisatawan Asing di Bali
Pemerintah berencana menerbitkan aturan baru terkait kunjungan wisatawan asing di Bali. Langkah ini guna mengatasi membludaknya kunjungan turis asing yang mengganggu budaya dan masyarakat lokal Pulau Dewata.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam kegiatan Indonesia Quality Tourism Conference yang ditayangkan secara virtual pada Kamis, 29 Agustus 2024. "Kami harus mengevaluasi (kondisi wisatawan) Bali, dengan banyaknya turis asing tetapi kualitasnya tidak bagus. Maka kami akan mengambil tindakan," ungkap Luhut, dikutip Jumat (30/8/2024).
"Mudah-mudahan minggu depan, kami akan mengadakan pertemuan di Jakarta untuk menyelesaikan peraturan baru ini," ia menambahkan.
Luhut mencatat, saat ini terdapat lebih dari 200 ribu warga asing tinggal di Bali.
"Namun itu menimbulkan beberapa masalah. Kami ingin tetap mempertahankan budaya Bali, karena Bali tanpa budaya mereka, bukan lagi Bali sebagai Pulau Surga," tegasnya.
Selain itu, Luhut juga ingin mendorong kualitas pariwisata di Bali untuk lebih berkelanjutan. Beberapa isu yang akan ditangani lebih lanjut adalah pengelolaan sampah dan limbah.
"Untuk Bali kami juga akan membetulkan pengelolaan sampah yang menurut saya sangat penting (dilaksanakan)," imbuhnya.
Adapun tindakan memperketat aturan mengenai kegiatan pesta yang digelar di Bali. Luhut menegaskan, meski banyak turis asing mendatangi pulau itu, mereka harus tetap menaati aturan budaya yang berlaku.
"Dan kami juga tidak ingin melihat sawah menjadi vila, atau menjadi klub, klub telanjang. Kami tidak akan membiarkan mereka melakukannya, jadi kami akan mengevaluasi, dan BPKB juga akan mengaudit beberapa wilayah di Bali," beber Luhut.
Advertisement