Sukses

Menteri KKP Usul Tambahan Anggaran Rp 6 Triliun pada 2025, Buat Apa saja?

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajukan usulan tambahan anggaran untuk tujuh program.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengusulkan tambahan anggaran untuk 2025. Besaran anggaran mencapai Rp 6,16 triliun. 

"Kami memohon dukungan Ketua, wakil ketua, dan anggota komisi IV DPR RI terhadap usulan tambahan anggaran KKP tersebut," kata Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (3/9/2024).

Usulan anggaran tersebut akan dialokasikan untuk tujuh program, di antaranya, pertama, pembangunan perikanan budidaya yang terintegrasi hulu - hilir berbasis ekonomi biru untuk mencapai swasembada pangan serta industri yang berkelanjutan dan penyediaan pangan bergizi Rp1,98 triliun.

Kedua, untuk pengembangan penangkapan ikan terukur yang terintegrasi hulu-hilir untuk mendukung sumber daya alam dan industri maritim Rp565 miliar.

Ketiga, untuk sistem logistik, sistem rantai dingin dan peguatan jaminan mutu untuk mendukung hilirisasi dan industrialisasi perikanan Rp696,6 miliar.

Keempat, untuk operasi Pengawasan dan Perawatan Armada PSDKP untuk Pemberantasan IUU Fishing serta penyelundupan Benih Bening Lobster (BBL) untuk mendukung Ekonomi Biru Rp 1,01 triliun. Kelima, untuk penataan Ruang Laut, Perluasan Kawasan Konservasi, dan Pengelolaan Pulau - Pulau Kecil untuk Menjamin Keberlanjutan Stok Ikan, Kesehatan Laut dan Kelestarian Lingkungan Hidup Rp896 miliar.

Keenam, untuk program pembangunan Kampung Nelayan/Budidaya Modern untuk Peningkatan Produktivitas Masyarakat, pemerataan Ekonomi, dan Pengentasan Kemiskinan serta Menciptakan Lapangan Pekerjaan Rp660 miliar. Ketujuh, untuk program peningkatan Kualitas Sumber Daya Manuasia (SDM) Kelautan dan Perikanan untuk Mendukung Hilirisasi dan Industrialisasi Rp353,1 miliar.

Pagu anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan pada Tahun Anggaran 2025 yang disetujui adalah Rp6,22 triliun. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan anggaran tahun 2024 yang mencapai Rp6,55 triliun.

Menteri KKP menjelaskan, anggaran tersebut berdasarkan Surat Bersama Menteri Keuangan No. S-612/MK.02/2024 dan Menteri PPN/Kepala Bappenas No/ B-480/D.8/PP/04/03/07/2024 tanggal 19 Juli 2024 hal pagu Anggaran Belanja Kementerian Lembaga dan Dana Alokasi Khusus TA 2025, dan penyelesaian Rencana Kerja dan Anggaran Kemenetrian Lembaga TA 2025.

 

2 dari 4 halaman

Pagu Anggaran 2025 Turun Jadi Rp 6,22 Triliun, Ini Tanggapan Menteri KKP

Sebelumnya, pagu anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan pada Tahun Anggaran (TA) 2025 yang disetujui adalah Rp6,22 triliun. Angka tersebtu mengalami penurunan dibandingkan anggaran tahun 2024 yang mencapai Rp6,55 triliun.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan, anggaran tersebut berdasarkan Surat Bersama Menteri Keuangan No. S-612/MK.02/2024 dan Menteri PPN/Kepala Bappenas No/ B-480/D.8/PP/04/03/07/2024 tanggal 19 Juli 2024 hal pagu Anggaran Belanja Kementerian Lembaga dan Dana Alokasi Khusus TA 2025, dan penyelesaian Rencana Kerja dan Anggaran Kemenetrian Lembaga TA 2025.

"KKP mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp6,22 triliun," kata Sakti Wahyu Trenggono, dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (3/9/2024).

Adapun anggaran tersebut bersumber dari Rupiah murni sebesar Rp4,36 triliun, pinjaman dan hibah luar negeri Rp1,38 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp351 miliar, Badan Layanan Umum (BLU) Rp92 miliar, dan  Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Rp25 miliar.

Berdasarkan SB pagu anggaran maka pagu KKP sebesar Rp6,22 triliun dialokasikan untuk Belanja Operasional Rp2,91 triliun (47 persen) yang terdiri atas belanja operasional pegawai Rp1,91 triliun dan belanja operasional perkantoran Rp991 miliar serta belanja non operasional (53 persen) Rp3,30 triliun.

Sementara, realisasi penyerapan anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tahun Anggaran 2024 hingga 30 Agustus baru mencapai 53,87 persen atau Rp3,53 triliun atau dari total pagu Rp6,55 triliun.

"Kami laporkan realisasi KKP sampai dengan 30 Agustus 2024 ditambah oustanding kontrak, mencapai 53,87 persen dari pagu efektif Rp6,55 triliun," pungkasnya.

3 dari 4 halaman

KKP: Ekspor Udang ke AS Turun hampir 16 Persen, Ini Penyebabnya

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat bahwa ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan sebesar 15,8 persen pada Semester I-2024, dibandingkan periode sama tahun lalu.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Budi Sulistiyo, mengatakan bahwa selama periode Januari-Juni 2024, Amerika Serikat tetap menjadi negara tujuan utama ekspor udang Indonesia, dengan nilai mencapai USD 477,29 juta atau sekitar Rp 7,41 triliun (asumsi kurs Rp 15.531/USD).

Namun, secara tahunan, ekspor udang dari Indonesia ke Amerika Serikat justru mengalami penurunan. Volume ekspor udang ke AS tercatat sebesar 62,17 ribu ton.

"AS tetap yang tertinggi. Nilai ekspornya USD 477,29 juta dengan pangsa ekspor Indonesia sebesar 63,1 persen. Namun, jika kita lihat dari perkembangannya, terjadi penurunan sekitar 15 persen," kata Budi dalam konferensi pers *Update Kasus Tuduhan Dumping Udang di AS* di Media Center KKP, Gedung Mina Bahari IV, Jakarta, Senin (2/9/2024).

Budi mengungkapkan, penurunan ini disebabkan oleh menurunnya konsumsi di Amerika Serikat, sejalan dengan semakin selektifnya warga Amerika dalam berbelanja di tengah kebijakan suku bunga yang tinggi di negara tersebut.

 

4 dari 4 halaman

Nilai Ekspor Udang

Sementara itu, nilai ekspor udang Indonesia di pasar global pada periode Januari hingga Juni 2024 juga mengalami penurunan sebesar 13,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Penurunan ekspor terbesar terjadi di pasar AS, yaitu sebesar 15,8 persen, yang merupakan pasar utama udang Indonesia, dengan pangsa 63 persen dari total ekspor udang Indonesia," ujar Budi.

Di sisi lain, penurunan ekspor tidak hanya terjadi di AS. Ekspor udang Indonesia ke Jepang, China, dan ASEAN juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 8,3 persen, 24,4 persen, dan 29,3 persen secara tahunan.

Adapun ekspor udang Indonesia ke dunia masih didominasi oleh udang beku, yakni sebesar 63,7 persen, diikuti oleh udang yang diawetkan sebesar 31,9 persen, dan udang segar dingin sebesar 4,4 persen.

Video Terkini