Sukses

AI Diramal Bebani Harga Minyak Dunia, Kok Bisa?

Menurut perkiraan Goldman Sachs, sekitar 30 persen dari biaya sumur serpih baru berpotensi dapat dikurangi oleh AI. Ini yang kemudian bisa mempengaruhi harga minyak dunia.

Liputan6.com, Jakarta Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) diperkirakan dapat berdampak pada harga minyak dunia selama dekade berikutnya, dengan meningkatkan pasokan yang berpotensi mengurangi biaya melalui peningkatan logistik dan meningkatkan jumlah sumber daya.

Hal itu diungkapkan oleh bank asal Amerika Serikat, Goldman Sachs.

Dampak negatif pada harga minyak dapat menurunkan pendapatan produsen seperti anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+.

"AI berpotensi mengurangi biaya melalui peningkatan logistik dan alokasi sumber daya, yang mengakibatkan penurunan harga insentif marjinal sebesar USD 5/bbl, dengan asumsi kenaikan produktivitas sebesar 25 persen yang diamati untuk pengadopsi AI awal," kata Goldman Sachs dalam sebuah catatan, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (4/9/2024).

Goldman Sachs menjelaskan, dampak AI pada harga energi dan logam sebagian besar difokuskan pada sisi permintaan mengingat peningkatan permintaan listrik yang diharapkan.

Bank itu memperkirakan, peningkatan AI potensial yang sederhana terhadap permintaan minyak dibandingkan dengan dampak permintaan terhadap listrik dan gas alam selama 10 tahun ke depan.

"Kami yakin bahwa AI kemungkinan akan menjadi net negatif yang moderat bagi harga minyak dunia dalam jangka menengah hingga panjang karena dampak negatif dari kurva biaya (sekitar $5/bbl) jangkar jangka panjang minyak kemungkinan akan lebih besar daripada peningkatan permintaan (sekitar +USD 2/bbl)," beber Goldman.

 

2 dari 2 halaman

Bisa Kurangi Biaya Produksi

Menurut perkiraan Goldman Sachs, sekitar 30 persen dari biaya sumur serpih baru berpotensi dapat dikurangi oleh AI.

Selain itu, peningkatan faktor pemulihan rendah serpih AS sebesar 10 persen hingga 20 persen yang disebabkan oleh AI dapat meningkatkan cadangan minyak sebesar 8 persen hingga 20 persen (10-30 miliar barel).

Harga minyak mentah Brent turun USD 3,51, atau 4,5 persen, menjadi USD 74,02 per barel, level terendah sejak Desember.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate juga turun ke kisaran USD 2,97, atau 4,1 persen, menjadi USD 70,58 - harga terendah sejak Januari.