Sukses

Harga Emas Batangan Anjlok Lagi, Saatnya Beli?

Penurunan harga emas batangan untuk sesi keempat berturut-turut karena pasar memperhitungkan peluang pemotongan suku bunga

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun ke level terendah dalam hampir dua minggu pada hari Rabu, memperpanjang penurunan harga emas batangan untuk sesi keempat berturut-turut karena pasar memperhitungkan peluang pemotongan suku bunga yang lebih kecil pada pertemuan kebijakan Federal Reserve AS bulan ini.

Dikutip dari CNBC, Kamis (5/9/2024), harga emas spot turun 0,02% menjadi USD 2.493,33 per ons. Kontrak berjangka emas AS turun 0,06% menjadi USD 2.524,40.

"Tekanan sebagian besar terkait dengan ekspektasi bahwa The Fed hanya akan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September," kata Peter A. Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals, seraya menambahkan bahwa "prospek pemotongan suku bunga yang lebih besar sebesar 50 basis poin telah berkurang."

Pedagang yakin bahwa The Fed AS akan memotong suku bunga bulan ini dan memperkirakan peluang sebesar 59% untuk pemotongan 25 basis poin, menurut alat CME FedWatch.

Data Ekonomi AS

Data ekonomi AS minggu ini, termasuk laporan ketenagakerjaan ADP dan klaim pengangguran pada hari Kamis serta laporan non-farm payrolls pada hari Jumat, akan diawasi ketat untuk petunjuk mengenai jalur pemotongan suku bunga The Fed.

Emas juga tertekan untuk menutupi panggilan margin yang terkait dengan kelemahan ekuitas, kata analis StoneX, Rhona O’Connell.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saham Perusahaan Dunia

Saham global turun pada hari Rabu karena saham teknologi merosot, terkena aksi jual besar-besaran dari produsen chip AS Nvidia, dan karena ekspektasi penurunan pertumbuhan global merusak aset berisiko.

"Saya masih berpikir tren logam mulia sedang naik dan kerugian ini bersifat korektif," kata Grant.

Aset yang tidak menghasilkan imbal hasil ini telah naik lebih dari 20% sejauh tahun ini, mencapai level tertinggi sepanjang masa di USD 2.531,60 pada 20 Agustus.

“Kami melihat resistensi miring besar yang meningkat pada USD 2.510 per ons dan resistensi horizontal utama pada USD 2.513. Target awal breakout tetap di USD 2.543,” kata Mike Ingram, analis pasar di Kinesis Money, dalam sebuah catatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini