Liputan6.com, Jakarta Berita duka pagi ini datang dari kalangan ekonom Indonesia. Sosok ekonom senior dan kritis Faisal Basri meninggal dunia.
Informasi yang sudah dikonfirmasi Liputan6.com ini, Faisal Basri meninggal dunia pada 5 September 2024, pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta.
"Mohon doanya semoga Rahimahullah diberikan tempat terbaik Jannatul Firdaus, diampuni segala khilafnya, dilapangkan kuburnya, diterima amal ibadahnya, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keikhlasan," tulis pesan yang diterima Liputan6.com, Kamis (5/9/2024).
Advertisement
Hal ini juga dibenarkan oleh Ekonom Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Indef Tauhid Ahmad.
"Ya," tegas dia ketika dikonfirmasi Liputan6.com
Adapun info pemakaman Faisal Basri yaitu berangkat sekitar Ba’da Ashar dari mesjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.
Sementara rumah duka berlokasi di Komplek Gudang Peluru Blok A 60 Jakarta Selatan
Â
Faisal Basri Sempat Tanggapi BBM Jenis Baru
Ekonom Senior INDEF Faisal Basri mengaku kurang setuju dengan rencana Pemerintah yang akan mengeluarkan BBM baru pada 17 Agustus 2024. Hal itu dinilai akan membuat masalah baru.
"Menyelesaikan masalah dengan menciptakan lebih banyak masalah baru. kayak dulu premium dibunuh muncul pertalite, pertalite (mau) dibunuh, muncul macam (BBM baru) gak tau," kata Faisal usai Diskusi INDEF terkait Menguji Rencana Kebijakan BMAD Terhadap Keramik, di Jakarta, Selasa (16/7/2024).
Jika pemerintah tetap ingin meluncurkan produk BBM baru yang dikalim rendah sulfur, Faisal menyebut itu kemungkinan di jenis solar. Kendati begitu, ia pun tetap heran dengan ide tersebut kenapa baru dicetuskan.
Padahal, sebelumnya ia telah menyampaikan kepada Pemerintah terkait cara mengelola minyak dan gas bumi Indonesia, ketika ia menjabat sebagai Tim Tata Kelola Migas pada 2014-2015.
"Kok baru sekarang? saya kan ketua tim tata kelola migas November 2014 hingga Mei 2015, sudah ada semua rekomendasinya. Gimana supaya harga BBM gak gonjang ganjing dengan harga minyak (harus) ada tabungan atau buffernya, gitu-gitu," jelasnya.
Adapun terkait rencana BBM baru itu muncul pasca Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan akan ada rencana pembatasan penggunaan BBM bersubsidi.
Luhut menyebut pembatasan itu akan dimulai pada 17 Agustu 2024 mendatang. Pembatasan menjadi salah satu cara untuk mengurangi konsumsi dan polusi yang dihasilkan. Menurutnya, hal itu sejalan dengan peralihan dari BBM ke bioetanol. Tujuannya, untuk mengurangi jumlah polusi yang mencemari udara. Dia mengatakan, pada konteks ini akan tercipta sebuah efisiensi anggaran.
Advertisement