Liputan6.com, Jakarta - Gelaran Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 yang berlangsung di Jakarta Convention Centre (JCC) akan berlanjut pada Jumat, 6 September 2024.
Sejumlah agenda yang tak kalah menarik akan menjadi magnet bagi 11 ribu lebih partisipan forum. Dari sesi tematik, sesi pleno, sesi pembicara kunci dari berbagai bidang, pertemuan bilateral hingga penandatangan nota kesepakatan (MoU) dan surat pernyatan minat (LoI) akan menjadi penutup rangkaian pertemuan ISF 2024. Demikian mengutip dari keterangan resmi, Jumat (6/9/2024).
Pada hari pertama yang berlangsung Kamis, 5 September 2024, ISF diisi dengan sejumlah agenda seperti pembukaan oleh Presiden RI Joko Widodo dan ditutup dengan jamuan makan malam di Kawasan Monumen Nasional (Monas). Jamuan makan malam dihadiri Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin dan dimeriahkan dengan pertunjukan kolosal dengan permainan cahaya yang menyorot Monas.
Advertisement
Pada hari kedua ISF 2024 akan dibuka dengan rekap hari pertama gelaran ISF 2024. Ringkasan pertemuan akan disampaikan Rachmat Kaimuddin selaku Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves. Agenda dilanjutkan dengan sejumlah sesi tematik, sesi pleno, keynote spech, pertemuan bilateral, penandatanganan beberapa MoU dan LoI.
Beberapa isu menarik yang akan dibahas pada hari kedua ISF 2024 seperti konservasi Biodiversity, Blue Halo S, Quality Tourism, hingga konservasi Mangrove. Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan direncanakan kembali hadir pada hari kedua pelaksanaan ISF 2024 di salah satu sesi tematik yang mengangkat tema “Decarbonization opportunities in ASEAN”.
Kemudian, gelaran ISF 2024 akan ditutup dengan event summary dan rekap seluruh agenda oleh Deputi Rachmat dan Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Shinta W. Kamdani. Selain itu, Menko Luhut juga akan memberikan closing statement yang menjadi tanda resmi selesainya seluruh rangkaian pertemuan ISF 2024.
Begini Upaya RGE Dukung Transisi Energi dan Ekonomi Hijau di ISF 2024
Sebelumnya, sektor swasta memainkan peran krusial dalam transisi energi dan ekonomi hijau yang diperlukan untuk mengatasi krisis iklim dan mempercepat pencapaian target net zero emission Indonesia pada 2060 atau lebih cepat.
Pembahasan mengenai hal ini diangkat dalam sesi pleno bertajuk “Green Industry: Transitioning the Power Sector to Zero Emissions” pada gelaran Indonesia International Sustainability Forum atau ISF 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Managing Director RGE, Anderson Tanoto, yang menjadi pembicara dalam sesi tersebut, memaparkan upaya yang telah dilakukan grupnya dalam mendukung transisi global ini.
RGE dikenal sebagai grup yang mengelola perusahaan-perusahaan manufaktur global berbasis sumber daya alam, dengan produk-produk yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Semua inisiatif keberlanjutan RGE sejalan dengan visi 2030 yang diimplementasikan di setiap unit bisnisnya.
Anderson memberikan contoh unit bisnis APRIL Group yang memproduksi pulp, kertas, dan kertas kemasan di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau.
APRIL menggunakan energi bersih dan terbarukan dari instalasi proyek tenaga surya dan mengolah sisa buangan produksi menjadi energi biomassa.
“Saat ini, lebih dari 88 persen kebutuhan energi APRIL di Riau dipasok dari sumber energi bersih dan terbarukan dan kami terus berkomitmen untuk meningkatkan pemanfaatan yang berasal dari energi bersih dan terbarukan,” ujar Anderson di panel.
Sampai tahun 2030, APRIL menargetkan penggunaan sumber energi bersih dan terbarukan sebesar 90 persen.Langkah ini didukung oleh rencana peningkatan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya dari 26 MW menjadi 50 MW.
Advertisement
Investasi Ekonomi Hijau
Instalasi ini dilakukan di atas landfill tertutup, menjadikan APRIL sebagai perusahaan pertama yang menerapkannya di Indonesia.Anderson juga mencontohkan bahwa unit bisnis RGE lainnya, Asian Agri, mengelola 11 pabrik biogas yang dapat mengolah limbah pabrik kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent atau POME) menjadi energi terbarukan.
Energi terbarukan ini tak hanya dimanfaatkan untuk kegiatan operasional di Sumatra Utara, Riau dan Jambi namun juga dipasok ke masyarakat sekitar. Total potensi produksi listrik dari energi terbarukan ini mencapai 20 MWh.
Dengan luasnya penggunaan lahan di Indonesia, kata Anderson, sektor swasta perlu berfokus pada traceability (jejak rantai pasok), recyclability (kemampuan mendaur ulang), dan pengelolaan yang berkelanjutan.
Hal ini sejalan dengan konsep “production-protection” yang dijalankan RGE, yaitu memproduksi sekaligus melindungi lahan pada lanskap yang sama.“Investasi pada ekonomi hijau sebetulnya menguntungkan sektor swasta karena akan berdampak lebih besar untuk mendukung bisnis yang lebih berkelanjutan,” ujarnya
Hal tersebut juga di garisbawahi oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam pembukaan acara ISF 2024. Presiden menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi energi hijau yang melimpah, bahkan mencapai lebih dari 3.600 GW dan terbuka untuk menjalin kerja sama dalam investasi hijau dengan negara lain.
“Untuk memaksimalkan terciptanya akses energi hijau yang lebih terjangkau, Indonesia sangat terbuka untuk menjalin kerja sama dalam investasi hijau dengan negara lain, terutama dalam menciptakan akses energi hijau,” ungkapnya.
Komitmen Transisi Energi Hijau
Pada kesempatan yang sama, Energy Market Authority (EMA) Singapura mengumumkan diberikannya Persetujuan Bersyarat (Conditional Approval/CA) kepada TotalEnergies dan RGE untuk memasok 1,0 gigawatt (GW) tenaga surya Photovoltaic (PV) dari Indonesia ke Singapura. Kerja sama ini dilakukan melalui perusahaan patungan antara TotalEnergies dan RGE, yaitu Singa Renewables Pte Ltd (Singa).
Persetujuan Bersyarat tersebut diumumkan oleh Dr. Tan See Leng, Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura. Persetujuan ini menandai langkah penting untuk memperkuat kerja sama energi regional dan memajukan inisiatif energi terbarukan di Asia Tenggara.
Olivier Jouny, Senior Vice President Renewables di TotalEnergies, mengatakan jika TotalEnergies sangat senang dapat bermitra dengan RGE dan ikut berkontribusi pada tujuan transisi energi di Singapura dan Indonesia.
Proyek ini selaras dengan strategi energi terintegrasi TotalEnergies yang bertujuan untuk menyediakan tenaga listrik yang bersih dan andal melalui kombinasi Tenaga Surya dan Sistem Penyimpanan Baterai bagi pelanggan korporat melalui skema Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik.
“Bersama dengan TotalEnergies, kami menawarkan solusi yang memberikan manfaat bagi Indonesia dan Singapura dengan memasok listrik ramah lingkungan ke kedua negara demi mengurangi emisi karbon dan mencapai tujuan transisi energi bersih. Proyek ini turut mendorong pertumbuhan investasi, menciptakan lapangan kerja serta berkontribusi pada pengembangan rantai pasokan tenaga surya di Indonesia," William Goh, Global Head of Renewable Energy di RGE menambahkan.
Advertisement