Sukses

Garuda Indonesia Antar Paus Fransiskus ke Papua Nugini, Ada 16 Awak Pesawat yang Bertugas

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan, sebagai bagian dari pelayanan dalam penerbangan khusus Paus Fransiskus, Garuda Indonesia tugaskan 16 awak pesawat.

Liputan6.com, Jakarta - Maskapai nasional Garuda Indonesia, menjadi pesawat yang ditumpangi saat rangkaian perjalanan apostolik Kepala Negara Vatikan sekaligus Pemimpin Umat Katolik Sedunia, Paus Fransiskus, ke Asia-Pasifik. 

Dalam kesempatan ini, Garuda Indonesia menjadi maskapai yang menerbangkan rombongan Paus Fransiskus menuju Papua Nugini, setelah Uskup Roma tersebut menyelesaikan agenda kunjungannya di Indonesia sejak Selasa, 3 September lalu. 

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra turut serta mendampingi perjalanan dari Jakarta menuju Ibu Kota Papua Nugini, Port Moresby.

"Sebagai bagian dari pelayanan dalam Penerbangan Khusus Paus Fransiskus kali ini, Garuda Indonesia menugaskan 16 awak pesawat, terdiri dari 4 cockpit crew. dan 12 cabin crew. Tak hanya itu, Garuda Indonesia juga menghadirkan sejumlah sentuhan khusus pada layanan dan touch point yang diberikan, di antaranya pada inflight menu dan inflight materials,"katanya.

Pada penerbangan menuju Papua Nugini tersebut, Garuda Indonesia mengoperasikan pesawat wide body jenis A330-900neo dengan nomor penerbangan GA-7780 yang mampu mengangkut hingga 301 penumpang. 

Pesawat tersebut diberangkatkan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta pada pukul 09.45 LT dan tiba di Jackson International Aiport, Port Moresby pada pukul 18.50 LT. 

"Merupakan sebuah kehormatan tersendiri ketika kami dapat turut andil dalam salah satu momen penting bagi Indonesia, di mana Garuda Indonesia dipercaya penuh untuk mengantarkan perjalanan Paus Fransiskus ke destinasi kunjungan beliau selanjutnya, yaitu Papua Nugini, melalui penerbangan bersama Garuda Indonesia,"kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, Jumat (6/9/2024).

Irfan juga menambahkan, penerbangan ini sekaligus merefleksikan semangat nasionalisme berkelanjutan Garuda Indonesia untuk senantiasa mendukung berbagai kegiatan Pemerintah Republik Indonesia (RI). 

"Kunjungan Paus Fransiskus ini turut mengusung misi persaudaraan dan toleransi antarumat beragama di Indonesia, sehingga keterlibatan dalam agenda tersebut memiliki nilai dan arti yang sangat penting bagi Garuda Indonesia sebagai maskapai pembawa bendera bangsa yang juga merepresentasikan wujud dari keberagaman di setiap layanan yang kami hadirkan,” ujar Irfan.

 

 

 

 

2 dari 4 halaman

Koordinasi Intensif

Dalam upaya mengoptimalkan kesiapan penerbangan tersebut, Garuda Indonesia berkoordinasi secara intensif bersama seluruh stakeholders. Selain untuk memastikan seluruh langkah serta prosedur yang dilaksanakan telah memenuhi standar yang dipersyaratkan.

Melalui berbagai langkah tersebut, Garuda Indonesia didukung lini anak usaha yang tergabung dalam Garuda Indonesia Group—sebagai unsur penting di balik layanan Garuda Indonesia. Dukungan tersebut mencakup beragam aspek, mulai dari teknis, operasional, hingga pelayanan.

"Kehadiran Garuda Indonesia dalam rangkaian perjalanan Paus Fransiskus kali ini merupakan manifestasi tangan-tangan penuh dedikasi dari seluruh unsur Garuda Indonesia Group, mulai dari Tim Engineering Garuda Indonesia dan GMF AeroAsia yang bertanggung jawab memastikan kelaikan dan keselamatan armada,"kata Irfan.

Lalu Aerofood ACS sebagai penyedia inflight meals yang tidak hanya lezat tetapi juga higienis dan sehat. Gapura Angkasa sebagai organisator proses ground handling yang tidak terlihat, Aerojasa Cargo sebagai penyedia layanan logistik dari dan menuju bandara, hingga awak pesawat yang menjadi garda depan pelayanan selama penerbangan.

3 dari 4 halaman

Paus Fransiskus Apresiasi Keragaman Indonesia dan Kerukunan yang Tercermin di Terowongan Silaturahmi

Sebelumnya, kunjungan Paus Fransiskus di Republik Indonesia mendapat sambutan hangat dari pemerintah dan masyarakat Tanah Air.

Melihat keramahan ini, Paus Fransiskus mengapresiasi Indonesia dengan mengatakan bahwa negara ini adalah mozaik budaya, suku bangsa, adat istiadat, dan kaya dengan keberagaman.

"Indonesia adalah negara besar, mozaik budaya, suku bangsa, adat istiadat, keberagaman yang sangat kaya, yang tercermin pula dalam keanekaragaman ekosistem dan lingkungan sekitarnya," ujar Pope Francis, Kamis 5 September 2024 saat berkunjung ke Masjid Istiqlal, Jakarta mengutip laman Kementerian Agama (Kemenag).

Menurut Paus, persatuan lahir dari ikatan persahabatan, rasa saling menghormati, dan saling mempertahankan ruang dan ide orang lain. Baginya, kerukunan umat beragama untuk kemanusiaan adalah inspirasi.

"Itu adalah ikatan yang memungkinkan kita untuk bekerjasama untuk maju bersama dalam mengejar suatu tujuan dalam membela martabat manusia, dalam memerangi kemiskinan, dalam memajukan perdamaian," jelasnya.

Pemimpin gereja Katolik dunia juga turut memuji keberadaan Terowongan Silaturrahmi yang menghubungkan Katedral dengan Masjid Istiqlal. Menurutnya, terowongan tersebut telah menciptakan hubungan antara dua tempat yang berbeda dan berjauhan.

"Sementara di permukaan ada masjid dan katedral yang sering dikunjungi oleh umat beriman masing-masing, di bawah tanah, di sepanjang terowongan, orang-orang dengan perbedaan itu bertemu dan dapat mengakses dunia keagamaan yang lain. Inilah yang dilakukan lorong bawah (Terowongan Silaturahmi) tanah, yaitu menciptakan ikatan," puji Franciskus.

 

 

 

4 dari 4 halaman

Senyum Ramah Warga Indonesia Bikin Paus Fransiskus Terkesan

Sebelumnya, Paus Fransiskus pun terkesan dengan senyum ramah para warga yang hadir, khususnya warga Katolik yang terlihat begitu menghormati dan mengasihinya.

"Terima kasih atas senyum ramah Anda yang selalu terpancar di wajah Anda dan merupakan tanda kecantikan dan keterbukaan batin Anda. Semoga Allah melestarikan anugerah ini dan dengan pertolongan dan berkatnya, maju terus Bineka Tunggal Ika," ucap Paus Fransiskus.

Turut hadir di Istiqlal, Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarrudin Umar, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), serta tokoh lintas agama.

Dalam acara ini juga dibacakan deklarasi kerukunan umat beragama yang diberi nama The Istiqlal Declaration.

Deklarasi ini dipersembahkan oleh Monsinyur Tri Harsono dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Ismail Cawidu dari Masjid Istiqlal.

Pembacaan deklarasi didampingi oleh tokoh-tokoh agama, termasuk:

  • Mewakili Islam, Yahya Cholil Staquf dari Nahdlatul Ulama dan Abdul Mu'ti dari Muhammadiyah  
  • Mewakili Kristen Peotestan, Referendus Jacky Manuputty
  • Mewakili agama Hindu, Wisnu Bawa Tenaya
  • Mewakili agama Buddha, Philip Wijaya dan Bhante Dhammasubbo
  • Mewakili agama Konghuchu Budi Tanuwibowo
  • Penghayat kepercayaan Engkus Kuswara.

Dalam kesempatan ini pula, Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki memberikan miniatur Masjid Istiqlal kepada Paus Fransiskus sebagai ungkapan rasa terima kasih dan kenang-kenangan dari negara Indonesia.