Sukses

Mejeng di Jepang, Batik Cirebon hingga Anyaman Yogyakarta Banjir Peminat

Produk dari nasabah PNM Mekaar habis terjual pada gelaran Pameran Tokyo Gift Show ke 98 di Tokyo pada 4 - 6 September 2024

Liputan6.com, Jakarta Produk dari nasabah PNM Mekaar habis terjual pada gelaran Pameran Tokyo Gift Show ke 98 di Tokyo pada 4 - 6 September 2024, bahkan sebagian produk telah habis meskipun pameran masih berlangsung. Pameran Tokyo Gift Show ke 98 di Tokyo ini, merupakan pameran terbesar keempat di Jepang setelah Tokyo Motor Show. 

Produk-produk unggulan nasabah PNM Mekaar ternyata sangat diminati di pasar global, produk produk lokal yang kami bawa antara lain ada kain batik dari Cirebon, kerajinan kain Tapis dari Lampung, ada juga kerajinan manik-manik asli Banyuwangi, kerajinan anyaman dari Jambi, kerajinan Ketak dari Mataram dan anyaman serat dari Yogyakarta.

Rata-rata para pengunjung pada pagelaran ini sangat tertarik terhadap hasil kerajinan bambu dari Denpasar karna keunikan dari segi bentuk dan cara membuka kotaknya yang dibuat seperti puzzle. Ketertarikan pasar global juga sangat tertarik terhadap kain batik khas Cirebon dan Pati yang menurut mereka mempunyai kualitas yang sangat baik.

"Ini pengalaman yang sangat berharga untuk kami, Saya sangat senang melihat antusiasme dan respon positif dari para pengunjung di Pameran Tokyo Gift Show ke 98 di Tokyo," kata Sekretaris Perusahaan PNM L Dodot Patria Ary dikutip Jumat (6/9/2024).

Dodot  juga menyampaikan terima kasih nya terhadapa dukungan dari Kementrian BUMN Indonesia yang terus membantu kami untuk mendorong UMKM Go Global dan memiliki daya saing di pasar dunia" pungkasnya.

Nasabah PNM Mekaar yang bernama Ibu Ariri sebagai pemilik Batik Ariri juga mengungkapkan rasa bangganya, beliau mengatakan "Saya bangga produk kain batik saya bisa lulus kurasi ke negara matahari terbit Jepang, bisa mengharumkan kota Cirebon.” ujar Ariri. 

Berbeda dari lembaga pembiayaan lainnya, PNM memberikan akses permodalan bagi perempuan prasejahtera di seluruh Indonesia. Berbagai program juga dilakukan untuk mendampingi ibu nasabah agar modal usaha yang diberikan dapat dikelola dengan baik. Secara garis besar, PNM telah memberikan tiga modal utama yakni modal finansial, sosial, dan intelektual.

Holding Ultra Mikro juga telah mempersiapkan berbagai macam program pemberdayaan berskala penuh. Aspek yang dibangun dari adanya program tersebut mulai dari literasi dasar, pengembangan kapasitas usaha, kapabilitas digital, serta bisnis berkelanjutan.

 

 

2 dari 3 halaman

Waspada Terjebak Bank Emok, Ini Cara Hindari Jeratan Rentenir

Sebelumnya, sejak bergabung dalam holding ultra-mikro yang dipimpin oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) semakin fokus dalam menyasar usaha ultra-mikro. Usaha jenis ini memiliki karakter yang sangat terkait dengan upaya pengentasan kemiskinan, di mana masyarakat rentan terhadap jeratan bank emok.

Sekretaris Perusahaan PT PNM L. Dodot Patria Ary menyatakan bahwa Program Mekaar bertujuan untuk mengatasi kemiskinan, termasuk kemiskinan ekstrem, dengan mengintegrasikan data dari Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).

"Dengan berkembangnya Program Mekaar, diharapkan masyarakat menjadi lebih cerdas secara finansial sehingga tidak terjebak dalam aktivitas bank emok," ujar L. Dodot Patria Ary.

Program Mekaar juga mengintegrasikan kemampuan, kapasitas, dan aset untuk memberikan nilai tambah kepada pelaku usaha ultra-mikro. Program ini tidak hanya memberikan permodalan kepada masyarakat yang telah memiliki usaha, tetapi juga kepada mereka yang belum memiliki usaha namun memiliki kemauan kuat untuk berusaha.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengungkapkan bahwa program Mekaar memiliki dampak langsung terhadap perubahan aset (capital stock) di seluruh sektor ekonomi. Dampak terbesar terlihat di sektor pertanian (1,78 persen), peternakan (1,07 persen), dan perkebunan (0,79 persen).

Selain itu, beberapa sektor lain yang tidak secara langsung diintervensi oleh Program Mekaar juga menerima pengaruh positif. Perubahan aset terbesar terlihat di sektor bangunan (3,51 persen), industri karet plastik (1,47 persen), dan industri alat angkutan (1,21 persen).

Dari sisi pendapatan rumah tangga, Program Mekaar meningkatkan pendapatan rumah tangga sebesar 1,36 persen hingga 1,71 persen. Sedangkan dari sisi omzet dan profit usaha, setiap peningkatan 1 persen plafon kredit Mekaar meningkatkan omzet sebesar 0,066 persen dan profit sebesar 0,060 persen.

 

 

3 dari 3 halaman

Kesejahteraan Nasabah

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) mencatat bahwa setiap kenaikan plafon kredit Mekaar sebesar 1 persen mengurangi probabilitas debitur PNM untuk berstatus miskin menurut Multidimensional Poverty Index (MPI) sebesar 0,004 persen.

Keberhasilan Program Mekaar dalam meningkatkan kesejahteraan nasabah, yang tercermin dari meningkatnya indikator ekonomi, sosial, dan lingkungan, tidak terlepas dari kemampuannya dalam mereaktualisasi budaya bangsa menjadi kultur yang produktif.