Sukses

21 Bank Restrukturisasi Utang Waskita Karya Rp 26,3 Triliun, Erick Thohir: Kerja Keras Terbukti

Waskita Karya yang berkode saham WAKT mendapat persetujuan dari 21 kreditur perbankan terkait penyempurnaan atas MRA 2021 dengan nilai outstanding sebesar Rp 26,3 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkap hasil kerja keras dalam rangka restrukturisasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Terbaru, 21 bank nasional dan internasional sepakat restrukturisasi utang Waskita Karya.

Hal tersebut tertuang dalam penandatanganan Master Restructuring Agreement (MRA) antara Waskita Karya dengan 21 perbankan BUMN dan swasta. Erick Thohir memandang ini jadi titik baru penyehatan Waskita.

“Tentu kerja keras dua tahun hari ini terbukti bahwa kita berhasil untuk restrukturisasi," tegas Erick, di Menara Danareksa, Jakarta, dikutip Sabtu (7/9/2024).

Dia mengapresiasi dukungan para perbankan. Baik bank BUMN, swasta nasional, bahkan bank asing. Menurutnya, persetujuan restrukturisasi itu jadi bukti Kementerian BUMN menjalankan penyehatan ke arah yang benar.

"Saya ucapkan terima kasih kepada para bank yang men-support, kita bisa lihat tadi tidak hanya dari bank BUMN, ada bank swasta, bahkan bank internasional yang percaya bahwa kinerja kami di Kementerian BUMN terus membaik,” bebernya.

Perlu diketahui, perusahaan berkode saham WAKT ini mendapat persetujuan dari 21 kreditur perbankan terkait penyempurnaan atas MRA 2021 dengan nilai outstanding sebesar Rp 26,3 triliun.

Waskita Karya juga berhasil mendapat persetujuan terkait Pokok Perubahan Perjanjian fasilitas Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) yang dilakukan oleh lima kreditur perbankan dengan nilai outstanding sebesar Rp 5,2 triliun.

 

2 dari 3 halaman

Restrukturisasi Efektif Mulai Bulan Ini

Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho mengatakan, perusahaan menargetkan restrukturisasi mulai efektif pada September 2024. Artinya perusahaan bisa mendapatkan kestabilan finansial yang lebih kuat.

“Kami berharap setelah penandatanganan itu dilakukan, perseroan dapat mencapai kestabilan keuangan dan dapat fokus melanjutkan program transformasi. Hal ini demi mewujudkan fundamental yang kuat dan menjalankan bisnis secara berkelanjutan,” ujar Hanugroho.

Dia menambahkan, persetujuan restrukturisasi perusahaan menjadi titik penting dalam akselerasi laju penyehatan perseroan. Dengan begitu, Waskita Karya dapat fokus menyelesaikan proyek-proyek yang saat ini tengah dikerjakan.

"Perusahaan pun akan fokus memaksimalkan kapabilitas, pengalaman, dan keahliannya untuk mengerjakan proyek jalan, jembatan, gedung, infrastruktur, air, dan lainnya," tuturnya.

 

3 dari 3 halaman

Perkuat Tata Kelola

Selain itu, Waskita Karya berkomitmen terus memperkuat tata kelola perusahaan lewat penguatan di sisi Governance, Risk, dan Compliance (GRC). Termasuk mengedepankan integritas, akuntabilitas, dan transparansi.

Penguatan tersebut juga dilakukan dengan membentuk sejumlah komite untuk melakukan profiling proyek rendah risiko yang memiliki uang muka berskema pembayaran monthly payment. Perseroan pun memastikan kegiatan operasional sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku.

“Waskita turut melakukan langkah-langkah perbaikan melalui strategi 8 Stream Penyehatan Keuangan secara komprehensif dan berkelanjutan. Di antaranya melakukan sentralisasi procurement, engineering dan lean construction pada proyek-proyek yang sedang berjalan serta melakukan optimalisasi main power planning yang menyesuaikan dengan kinerja perusahaan, kegiatan operasional berbasis digital untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perseroan,” tutur Oho.