Sukses

Pria Ini Pilih Resign demi Beli Perusahaan Bangkrut, Kok Bisa?

Charles Coristine tertarik mengembangkan bisnis makanan meski belum mempunyai pengalaman.

Liputan6.com, Jakarta - Charles Coristine, pria yang dahulu bekerja di Morgan Stanley di Wall Street, memutuskan untuk pindah haluan setelah merasa lelah dengan pekerjaan-nya.

Meskipun pernah mencoba berbagai cara untuk mengatasi stress karena berhenti bekerja, seperti menjadi vegetarian dan bermeditasi, tetapi hal itu tidak kunjung berhasil. Pada 2011, Coristine bertemu dengan pemilik perusahaan makanan ringan bernama LesserEvil yang ingin menjual bisnisnya. Meskipun tidak memiliki pengalaman di industri makanan, Coristine merasa tertarik untuk membeli bisnis ini karena nama dan konsepnya cocok dengan gaya hidup sehat yang dia inginkan.

Dengan tabungan pribadi yang dimiliki, Coristine membeli LesserEvil dengan harga USD 250.000 atau sekitar Rp 3,8 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.454). Saat itu perusahaan ini rugi dan hanya menghasilkan pendapatan kurang dari USD 1 juta atau sekitar Rp 15,3 miliar per tahun.

Namun, di bawah kepemimpinannya, LesserEvil berkembang pesat. Hingga pada 2023, perusahaan ini berhasil menghasilkan penjualan kotor sebesar USD 103,3 juta atau sekitar Rp 1,59 triliun.

Awalnya, Coristine menghadapi banyak tantangan setelah membeli LesserEvil. Ia bekerja bersama teman-teman dan anggota tim kecilnya untuk memperbaiki merek dan sistem produksi perusahaan.

Mereka memulai dari pabrik kecil dan menggunakan peralatan bekas yang dibeli di lelang. Berkat ide dari ahli gizi pribadinya, Coristine mulai menggunakan minyak kelapa untuk membuat popcorn, yang terbukti menjadi terobosan besar.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hadapi Banyak Tantangan

Pada tahun berikutnya, LesserEvil terus tumbuh, mengembangkan produk baru, dan menarik minat pengecer besar seperti Kroger. Selain itu, mereka juga mendapatkan investasi dari beberapa perusahaan untuk membantu ekspansi lebih lanjut.

Pada akhirnya, LesserEvil menjadi perusahaan yang menguntungkan dan dikenal secara luas, meskipun pernah menghadapi tantangan seperti penemuan timbal dalam salah satu produk anak-anak mereka.

Kini, LesserEvil memiliki sekitar 280 karyawan, dan Coristine merasa lebih bahagia serta memiliki waktu kerja yang lebih seimbang dibandingkan saat masih bekerja di Wall Street.

 

3 dari 4 halaman

Miliarder Australia Mau Akusisi Perusahaan Properti Inggris Rightmove

Sebelumnya, REA Group milik miliarder ternama asal Australia, Rupert Murdoch mengungkapkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan tawaran pengambilalihan untuk portal properti Inggris, Rightmove dalam upaya memperluas bisnis real estat digitalnya. 

Sebagai informasi, Rightmove merupakan perusahaan portal properti terkemuka di Inggris, yang digunakan oleh agen real estate untuk mengiklankan properti yang akan dijual dan disewa.

Melansir CNBC International, Sabtu (7/9/2024) perusahaan pencatatan properti Australia itu mengatakan kepada pasar saham Australia bahwa mereka sedang mempertimbangkan kemungkinan tawaran tunai dan saham untuk Rightmove, tetapi belum melakukan diskusi apa pun dengan perusahaan tersebut. 

Saham Rightmove melonjak 25% dalam transaksi awal setelah pengumuman tersebut. 

Saham tersebut naik 27,4% pada penutupan sesi hari Senin dan berakhir di puncak FTSE 100.

Sementara itu, saham REA Group turun sebanyak 6%. 

Pengumuman REA Group muncul setelah muncul laporan bahwa mereka bekerja sama dengan Deutsche Bank dalam akuisisi luar negeri yang besar, menurut laporan Financial Times. 

REA Group yang berkantor pusat di Melbourne tidak mengatakan berapa banyak yang akan ditawarkan untuk akusisi Rightmove, tetapi platform Inggris tersebut kini bernilai sebesar 4,34 miliar Poundsterling pada penutupan pasar hari Jumat.

Dalam pernyataannya, REA Group mengatakan bahwa mereka melihat potensi akuisisi tersebut sebagai peluang transformasional dan mengutip kesamaan yang jelas antara kedua perusahaan, termasuk kesadaran merek yang kuat, pangsa pasar, dan nilai-nilai budaya yang sangat selaras.

REA Group, yang sahamnya dimiliki oleh News Corp lebih dari 61%, mengoperasikan sejumlah situs web properti di Australia, serta beberapa merek di India dan AS.

Namun, usaha REA Group sebelumnya di Inggris menghadapi tekanan pasar yang kuat. Perusahaan tersebut menjual situs real estate-nya PropertyFinder Group ke pesaing Rightmove, Zoopla, pada 2009, selama Krisis Keuangan Global.

 

4 dari 4 halaman

Pasar Properti Inggris

Pasar properti Inggris kini tampak lebih menguntungkan, dengan suku bunga yang lebih rendah diharapkan dapat meningkatkan transaksi.

Namun Rightmove bersiap menghadapi tantangan menyusul akuisisi situs pesaing OnTheMarket oleh perusahaan properti AS CoStar. 

Analis Jefferies mengatakan dalam sebuah catatan bahwa REA Group tampak tidak gentar oleh meningkatnya persaingan pasar, setelah sebelumnya menghadapi persaingan dari CoStar di AS, melalui investasinya di realtor.com. 

Meskipun terdapat sinergi lintas batas yang terbatas antara kedua perusahaan tersebut, analis Jefferies juga mencatat bahwa Rightmove dapat memperoleh manfaat dari manajemen dan keahlian REA yang kuat dari bisnis strategisnya, yaitu hipotek, layanan komersial, dan persewaan.

"REA patut dipuji karena menjadi operator yang kuat di Australia, setelah mengambil bagian pendapatan dari pemain nomor 2 DHG dalam enam tahun terakhir," kata analis, merujuk pada portal properti Australia pesaing Domain Group.

 Berdasarkan undang-undang pengambilalihan Inggris, REA kini memiliki waktu hingga akhir September 2024 untuk secara resmi mengajukan penawaran atau menarik diri setelah menyatakan minatnya secara publik.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini