Sukses

Inflasi AS Turun ke Level Terendah dalam 3 Tahun Terakhir

Inflasi AS mencapai titik tertingginya di 9,1% pada bulan Juni 2022, tetapi sejak itu turun mendekati tingkat 2% yang dianggap sehat.

Liputan6.com, Jakarta Inflasi di AS terus mereda bulan lalu, menurut data resmi, meningkatkan keyakinan bahwa bank sentral AS akan mulai memangkas suku bunga.

Harga konsumen naik 2,5% selama 12 bulan hingga Agustus, karena harga bensin, mobil dan truk bekas, dan beberapa barang lainnya turun. Hal tersebit menandai laju paling lambat sejak Februari 2021 dan turun dari 2,9% pada Juli, meskipun ada kenaikan biaya perumahan yang tidak terduga.

Data Departemen Tenaga Kerja muncul selama kampanye presiden di mana kenaikan biaya hidup telah menjadi isu utama.

Analis mengatakan data tersebut meningkatkan kemungkinan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuannya minggu depan, tetapi mengurangi kemungkinan pemangkasan yang lebih besar.

"Secara keseluruhan, inflasi tampaknya telah berhasil dijinakkan tetapi, dengan inflasi perumahan yang masih menolak untuk mereda secepat yang diharapkan, inflasi belum sepenuhnya hilang," Menurut Paul Ashworth, kepala ekonom Amerika Utara untuk Capital Economics, Jika harga pangan dan energi tidak termasuk, yang cenderung berfluktuasi dan dapat mengaburkan tren yang mendasarinya, harga naik 3,2% sepanjang tahun, karena tiket pesawat, asuransi mobil, sewa, dan biaya perumahan lainnya menjadi lebih mahal.

Sepanjang bulan tersebut, harga naik 0,2%, sama seperti pada bulan Juli. "Ini berfungsi sebagai pengingat untuk tidak terlalu terbawa suasana dengan data inflasi yang lebih baik selama beberapa bulan," kata Brian Coulton selaku kepala ekonom Fitch Rating.

"Tentu saja tidak cukup untuk menghentikan Fed memangkas suku bunga akhir bulan ini, tetapi inflasi jasa yang terus berlanjut akan menjadi salah satu alasan mengapa Fed tidak akan memangkas suku bunga secara agresif selama sekitar satu tahun ke depan."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Biaya Pinjaman Naik

Bank sentral, termasuk Fed, mulai menaikkan biaya pinjaman dua tahun lalu dalam upaya memperlambat kenaikan harga, yang meningkat secara global pada tahun 2021 karena masalah pasokan terkait pandemi dan lonjakan belanja pemerintah.

Di sisi lain, Invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 menyebabkan harga minyak melonjak, yang selanjutnya memicu inflasi global.

Inflasi AS mencapai titik tertingginya di 9,1% pada bulan Juni 2022, tetapi sejak itu turun mendekati tingkat 2% yang dianggap sehat.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini