Liputan6.com, Jakarta Wilmar kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung akses pendidikan bagi generasi muda melalui beasiswa. Tahun ini, perusahaan agribisnis tersebut memberikan beasiswa kepada 12 siswa untuk angkatan 2024 di Institut Pertanian Stiper (Instiper), Yogyakarta.
Program itu diharapkan dapat membuka akses lebih luas terhadap pendidikan tinggi, sekaligus menyiapkan calon tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri agribisnis.
Baca Juga
Menurut Human Capital Head Wilmar Erlina Panitri, pemberian beasiswa merupakan bagian dari upaya Wilmar untuk meningkatkan akses pendidikan tinggi bagi anak-anak karyawan serta masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan, terutama mereka yang kurang mampu.
Advertisement
Program ini juga sejalan dengan visi Wilmar untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan.
"Dengan program beasiswa ini, Wilmar berharap dapat mencetak lebih banyak profesional berkualitas yang siap terjun ke dunia kerja, khususnya di sektor agribisnis, dan turut berkontribusi pada pengembangan industri sawit di Indonesia, " ujar Erlina dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (12/9/2024).
Salah satu penerima beasiswa, Dikris Jesenly berbagi cerita tentang latar belakang keluarganya yang dekat dengan industri sawit. Kedua orang tuanya bekerja di perusahaan Wilmar yang berada di Kalimantan Tengah. Sejak kecil dia tumbuh di lingkungan perkebunan sawit, yang memotivasinya untuk berkarir di sektor tersebut.
"Saya melihat masa depan yang cerah di industri sawit dan ingin berkontribusi di sana," ungkap Dikris.
Akses Pendidikan Tinggi
Dia menambahkan, beasiswa ini telah membantunya mengakses pendidikan tinggi tanpa membebani orang tuanya.
Dikris berharap, melalui pendidikan, dia dapat meningkatkan kualitas hidup dirinya dan juga keluarganya. Dia bahkan memilih untuk tidak melanjutkan proses seleksi pegawai negeri yang sempat diikutinya demi fokus pada peluang yang ditawarkan oleh industri sawit.
Penerima beasiswa lainnya, Ulva Ida, juga mengungkapkan kegembiraannya atas kesempatan tersebut. Menurutnya, bekerja di sektor sawit memungkinkan dirinya untuk mengeksplorasi pengalaman di lapangan, sesuatu yang tidak bisa didapatkan jika bekerja di balik meja. "Saya ingin mendapatkan pengalaman langsung di lapangan, dan industri sawit memberikan banyak peluang untuk itu," tutur Ulva.
Ulva juga telah akrab dengan sawit karena dibesarkan di lingkungan perkebunan di Labuhan Batu, Sumatera Utara. Dia berkeyakinan, kemauan berusaha dan akses kepada pendidikan dapat membantunya mewujudkan cita-citanya.
Advertisement
Cerita Unik Penerima Beasiswa Wilmar, Rela Lepas Kampus Negeri Demi Ikatan Dinas
Sebelumnya, Wilmar Indonesia Scholarship sukses mencetak profesional yang saat ini telah berkarya di perusahaan. Melalui kesempatan mengakses pendidikan, mereka telah mendapatkan jejang karier yang menjanjikan dan kehidupan yang lebih baik.
Kelik Jatmiko, supervisor Environment Health Safety PT Wilmar Nabati Indonesia, Gresik adalah salah satu penerima beasiswa. Latar belakang keluarga yang kurang mampu telah mendorong pria asal Magelang itu untuk mencari beasiswa.
Kala itu, ada dua perusahaan sawit yang memasang selebaran beasiswa di sekolahnya. Kelik justru asing dengan Wilmar dan memilih mengajukan beasiswa ke perusahaan lain, namun kuotanya sudah penuh.
Kemudian dia mencoba mengajukan ke Wilmar dan harus bersaing dengan 300-400 pelamar lainnya. Kelik kemudian lolos seleksi. “Saat itu saya sebenarnya sudah diterima di sebuah PTN (perguruan tinggi negeri) melalui Bidikmisi, tetapi saya lebih memilih Wilmar kerena ada ikatan dinas,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (18/7/2024).
Penerima beasiswa lainnya, Surya Purnawan Ganda, head Process Engineer PT Multimas Nabati Asahan, Serang adalah penerima beasiswa yang berasal dari anak karyawan di Wilmar Group. Pria asal Palembang itu awalnya telah diterima di sebuah kampus swasta jurusan pertambangan batubara. Namun karena masa depan di industri sawit dinilai lebih menjanjikan, dia memilih beasiswa Wilmar.
“Beasiswa telah memberi saya pengalaman yang tidak terlupakan. Saat itu saya pertama ke Jawa dan pertama kali naik pesawat,” ujar Surya.
Keduanya mendapatkan beasiswa belajar di Institut Pertanian (INSTIPER), Yogyakarta pada 2013. Program tersebut merupakan kerjasama Wilmar dan INSTIPER. Selain biaya pendidikan, perusahaan juga menyediakan biaya hidup, pendampingan, monitoring, materi kuliah, dan pengajar yang berasal dari karyawan perusahaan.
Kesempatan Magang dan On The Job Training
Mereka juga diberikan kesempatan magang dan on the job training (OJT/ pelatihan di tempat kerja) di pabrik Wilmar di seluruh Indonesia. Mereka mulai bekerja di Wilmar pada 2017 dan saat ini sudah hampir menyelesaikan ikatan dinas selama delapan tahun.
“Kami sudah familiar karena materi kuliah, magang dan OJT sangat relate dengan yang kami temui di industri,” kata Surya.
Kelik maupun Surya sepakat bahwa akses kepada pendidikan yang lebih tinggi telah membantu mereka mendapatkan pekerjaan dan memperbaiki kualitas hidupnya. Selama bekerja di Wilmar mereka telah banyak mendapatkan pengalaman dan diberikan ruang untuk berkontribusi positif.
“Alhamdulillah, keinginan punya rumah kesampaian. Saya juga bisa membeli kendaraan dan menyekolahkan adik,” kata Kelik.
Wilmar Indonesia Scholarship telah berjalan selama kurang lebih satu dekade terakhir, untuk membantu masyarakat dan anak karyawan mengakses pendidikan yang lebih tinggi dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Advertisement