Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak lebih dari 1 persen hingga sentuh rekor tertinggi pada perdagangan Kamis, 12 September 2024. Harga emas melambung didorong harapan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga pekan depan.
Harapan itu muncul seiring data Amerika Serikat (AS) menunjukkan perlambatan ekonomi. Seiring hal tersebut, harga emas di pasar spot naik 1,8 persen menjadi USD 2.556,86 per ounce. Harga emas berjangka di Amerika Serikat bertambah 1,7 persen ke posisi USD 2.585,20. Demikian mengutip CNBC, Jumat (13/9/2023).
Baca Juga
Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan, klaim pengangguran naik 2.000 menjadi 230.000. Harga produsen AS naik lebih dari yang diharapkan pada Agustus di tengah kenaikan harga untuk jasa. Namun, tren tetap konsisten dengan meredanya inflasi.
Advertisement
"Kita menuju lingkungan suku bunga lebih rendah sehingga emas menjadi jauh lebih menarik. Saya pikir kita berpotensi memiliki pemangkasan jauh lebih sering dibandingkan skala besar,” ujar Chief Operating Officer Allegiance Gold, Alex Ebkarian.
Saat ini, pasar prediksi peluang 87 persen untuk pemangkasan suku bunga 25 basis poin (bps) pada pertemuan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS pada 17-18 September 2024. Selain itu, peluang 13 persen untuk pemangkasan suku bunga 50 basis poin, menurut alat CME FedWatch.
Emas batangan dengan imbal hasil nol cenderung menjadi investasi yang disukai di tengah suku bunga lebih rendah. “Pasar tenaga kerja terus merosot dan jika pasar tenaga kerja memburuk, perjalanan yang akan mereka tempuh dalam memangkas suku bunga akan berlangsung lama,” tutur Chief Market Strategist Blue Line Futures, Philip Streible.
Vladimir Putin Pertimbangkan Batasi Ekspor Uranium hingga Nikel
Di sisi lain, palladium menguat 2,7 persen menjadi USD 1.035,69 per ounce, mencapai level tertinggi sejak lebih dari dua bulan. Pelaku pasar menyebutkan, logam itu diuntungkan dari reli setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Rabu lalu kalau pihaknya mempertimbangkan membatasi ekspor uranium, titanium, dan nikel sebagai balasan terhadap Barat.
"Putin tidak menyebutkan palladium. Namun, karena logam itu merupakan produk sampingan dari produksi nikel Rusia, pembatasan ekspor itu dapat menurunkan produksi kedua logam tersebut dan memperdalam defisit saat ini di pasar palladium,” tutur WisdomTree Commodity Strategist Nitesh Shah.
Harga perak di pasar spot naik 2,3 persen menjadi USD 29,35 dan platinum menguat 1,8 persen menjadi USD 968,48.
Advertisement
Meramal Harga Emas Batangan Minggu Ini, Makin Mahal atau Murah?
Sebelumnya, lonjakan harga emas sebesar USD51 pada tanggal 16 Agustus membawa harga emas berjangka jauh di atas USD2.500 per ons untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Hal ini secara efektif mengubah level resistensi utama sebelumnya di USD2.510 menjadi level support utama saat ini.
Pada kontrak emas Desember yang lalu, harga paling aktif diperdagangkan pada USD2.561,40, yang secara efektif menciptakan level resistensi utama saat ini.
Dikutip dari Kitco.com, Senin (9/9/2024), logam mulia sekarang berada dalam kisaran harga perdagangan yang ketat, memantul antara support di USD2.500 dan resistensi di USD2.560.
Fase konsolidasi ini sangat penting karena membentuk dasar di level USD2.500, yang telah berhasil melewati berbagai ujian.
Secara bersamaan, batas atas di USD2.560, yang ditandai dengan rekor tertinggi baru-baru ini, terbukti menjadi penghalang yang tangguh untuk pergerakan emas naik lebih lanjut.
Data Ekonomi
Data ekonomi terkini telah memainkan peran penting dalam membentuk perilaku pasar emas. Laporan penggajian nonpertanian terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS, indikator utama yang diawasi ketat oleh Federal Reserve, tidak memenuhi ekspektasi.
Sementara para ekonom memperkirakan penambahan 160.000 pekerjaan baru pada bulan Agustus, angka aktualnya adalah 142.000. Kinerja yang buruk ini memiliki implikasi signifikan terhadap keputusan kebijakan moneter.
Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Lebih jauh, tingkat pengangguran mengalami sedikit penurunan dari 4,3% menjadi 4,2%. Namun, angka ini masih menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat 3,8% yang diamati setahun lalu. Jumlah total pengangguran telah meningkat dari 6,3 juta menjadi 7,1 juta selama setahun terakhir, menunjukkan tantangan yang sedang berlangsung di pasar tenaga kerja.
Angka-angka pasar tenaga kerja ini, ditambah dengan laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) baru-baru ini yang menunjukkan inflasi pada level terendah dalam tiga tahun, telah memperkuat ekspektasi pemotongan suku bunga yang akan segera dilakukan oleh Federal Reserve.
Antisipasi ini semakin didorong oleh pernyataan Ketua Fed Jerome Powell di simposium Jackson Hole pada tanggal 24 Agustus, di mana ia mencatat bahwa "telah tiba saatnya bagi kebijakan untuk menyesuaikan diri."
Sentimen pasar, sebagaimana tercermin dalam alat FedWatch CME, saat ini menunjukkan kemungkinan 100% penurunan suku bunga pada September. Hal ini mencakup kemungkinan 70% penurunan 25 basis poin dan kemungkinan 30% penurunan yang lebih substansial sebesar 50 basis poin.
Kemungkinan ini telah berubah signifikan setelah laporan ekonomi terbaru, dengan peluang penurunan yang lebih besar menurun dari 40% menjadi 30%. Antisipasi penurunan suku bunga ini telah memberikan dampak signifikan pada pasar logam mulia.
Advertisement
Tren Harga Emas
Tercatat, emas berjangka untuk pengiriman Desember ditutup pada USD2.526,80, menunjukkan penurunan sebesar USD20,30 atau 0,80%. Demikian pula, perak berjangka untuk bulan Desember mengalami penurunan yang lebih tajam, turun 3,07% atau 89,5 sen menjadi USD28,20.
Saat pasar mencerna indikator ekonomi dan ekspektasi kebijakan moneter ini, kinerja emas dalam beberapa minggu mendatang akan diawasi dengan ketat.
Harga emas pada minggu kedua September 2024 diprediksi berada pada kisaran USD2.500 dengan resistensi di USD2.560, yang kemungkinan akan terus memengaruhi pola perdagangan.
Investor dan analis akan memantau dengan saksama apakah emas dapat keluar dari kisaran perdagangan ini, berpotensi mencetak rekor baru atau kembali ke level yang lebih rendah berdasarkan data ekonomi yang akan datang dan keputusan Federal Reserve.