Sukses

Sederet Harga Pangan Naik Hari Ini, Cabai Nyaris Rp 40 Ribu per Kg

Harga beberapa komoditas pangan, seperti harga cabai merah keriting, bawang putih bonggol, bawang merah, dan cabai rawit merah terpantau naik pada Jumat pagi.

Liputan6.com, Jakarta Harga beberapa komoditas pangan, seperti harga cabai merah keriting, bawang putih bonggol, bawang merah, dan cabai rawit merah terpantau naik pada Jumat pagi.

Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang diakses pada pukul 08.15 WIB, harga rata-rata nasional cabai merah keriting di tingkat eceran tercatat berada di angka Rp38.130 per kg, naik dari harga kemarin yang berada di angka Rp34.370 per kg.

Bawang merah juga mengalami kenaikan dari Rp26.390 per kg kemarin menjadi Rp27.810 per kg pagi ini. Sedangkan bawang putih bonggol tercatat Rp40.980 per kg atau naik Rp1.450 dibandingkan pekan lalu.

Daging ayam ras yang pada Kamis kemarin tercatat Rp34.490 per kg juga naik menjadi Rp35.690 per kg. Sementara telur ayam ras naik Rp1.090 menjadi Rp29.290 per kg.

Harga beras premium pagi ini tercatat berada di harga rata-rata Rp15.790 per kg, beras medium Rp13.730 per kg, dan beras SPHP Rp12.560 per kg.

Harga ikan juga naik. Ikan tongkol berada pada harga rata-rata Rp33.100 per kg, ikan kembung Rp38.460 per kg, sedangkan ikan bandeng turun jadi Rp32.570 per kg.

Kemudian, harga rata-rata gula konsumsi tercatat berada di angka Rp17.840 per kg, tepung terigu kemasan Rp13.120 per kg, dan terigu curah Rp10.240 per kg.

Adapun harga daging sapi murni naik Rp1.470 dari harga pekan lalu menjadi Rp136.070 per kg.

2 dari 4 halaman

Harga Beras Naik 11,19% pada Agustus 2024, Bagaimana Telur dan Daging Ayam?

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, harga beras di penggilingan mengalami kenaikan 11,19 persen secara tahunan atau year on year (YoY) pada Agustus 2024.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengungkapkan, rata-rata harga gabah di tingkat petani pada Agustus 2024 secara tahunan terpantau masih terus alami kenaikan.

Misalnya, gabah kering panen (GKP) turun sebesar 1,15 persen secara month to month (MtM), dan naik sebesar 10,10 persen secara tahunan (YoY). Sementara gabah kering giling (GKG) naik sebesar 0,14 persen secara MtM dan sebesar 6,17 persen secara YoY

"Sementara untuk rata-rata harga beras di penggilingan, pada Agustus 2024 ini turun sebesar 0,07 persen secara MtM, dan naik sebesar 11,19 persen secara YoY," terang Pudji dalam sesi konferensi pers bersama BPS, Senin (2/9/2024).

Untuk inflasi beras di tingkat grosir dan eceran, pada Agustus 2024 mengalami inflasi 0,21 persen secara MtM, dan sebesar 10,88 persen secara YoY. Sementara di tingkat eceran mengalami inflasi sebesar 0,31 persen secara MtM dan sebesar 11,56 persen secara YoY.

"Harga beras yang disampaikan di sini merupakan harga rata-rata beras yang mencakup berbagai jenis kualitas beras dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia," imbuh Pudji.

Kondisi ini berkebalikan dengan komponen makanan, minuman dan tembakau lain yang alami penurunan. Sehingga berkontribusi terhadap angka deflasi 0,03 persen secara bulanan (MtM) di Agustus 2024.

"Adapun komoditas utama penyumbang deflasi Agustus 2024 adalah bawang merah, daging ayam ras, tomat, dan telur ayam ras," imbuh Pudji.

 

 

 

3 dari 4 halaman

Komoditas Bawang Merah

Komoditas bawang merah, daging ayam ras, tomat, dan telur ayam ras jadi komoditas utama penyumbang utama deflasi Agustus 2024. Dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,08 persen, 0,03 persen, 0,03 persen, dan 0,02 persen.

Secara historis, ia melanjutkan, komoditas bawang merah dan daging ayam ras mengalami deflasi di setiap bulan Agustus dalam tiga periode terakhir. Komoditas bawang merah, daging ayam ras dan telur ayam ras menunjukan tren deflasi sejak Juni 2024. Sedangkan komoditas tomat menunjukan tren deflasi sejak Mei 2024.

"Untuk komoditas hortikultura, penurunan harga yang terjadi ini umumnya disebabkan oleh pasokan yang berlimpah," kata Pudji

4 dari 4 halaman

Indonesia Deflasi 0,03% pada Agustus 2024, Sudah 4 Bulan sejak Mei

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi deflasi 0,03 persen secara bulanan atau month on month (MoM) pada Agustus 2024. Ini merupakan deflasi keempat pada tahun ini dan berlangsung berturut-turut.

"Pada Agustus 2024 terjadi deflasi 0,03 persen secara bulanan atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers di Gedung BPD Pusat, Jakarta, Senin (2/9/2024).

Jika dihitung secara tahun ke tahun atau year on year (yoy) tercatat masih terjadi inflasi 2,12 persen. Sedangkan, jika dihitung secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 0,87 persen.

Deflasi Agustus 2024 ini lebih rendah dibandingkan Juli 2024. Deflasi ini merupakan keempat kalinya pada 2024. Deflasi terjadi sejak Mei hingga Agustus.

Kelompok pengeluaran terbesar pada Agustus 2024 adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,52 persen. Kelompok pengeluaran tersebut memberikan andil deflasi sebesar 0,15 persen.

Di sisi lain,  terdapat komoditas yang memberikan andil inflasi pada Agustus 2024. Di antaranya adalah bensin dan cabai rawit dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,03 persen.

"Kemudian kopi bubuk dan emas perhiasan dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,02 persen, kemudian juga beras dan sigaret kretek mesin atau SKM dan ketimun memberikan andil inflasi masing-masing 0,01 persen," imbuh Pudji.

BPS mencatat,  kelompok pendidikan juga memberikan andil inflasi sebesar 0,04 persen atau mengalami inflasi sebesar 0,65 persen. Secara spesifik, biaya sekolah dasar (SD) kemudian biaya kuliah atau perguruan tinggi, biaya Sekolah Menengah Pertama (SMP) memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen.