Sukses

Bank Sentral Eropa Pangkas Suku Bunga, Ini Dampaknya ke Nilai Tukar dan Arus Modal

Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga sebesar 0,25 poin sesuai perkiraan setelah inflasi zona euro turun menjadi 2,2% pada Agustus.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Sentral Eropa (ECB) kembali menurunkan suku bunga untuk kedua kalinya pada tahun ini. Penurunan suku bunga ini diperkirakan akan membawa sejumlah dampak signifikan bagi ekonomi dan pasar keuangan di zona euro.

Pemangkasan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Sentral Eropa dari 3,75% menjadi 3,5%.Pemangkasan ini diumumkan pada kamis waktu setempat. Keputusan memangkas suku bunga dilakukan di tengah peringatan bahwa pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut akan lebih lemah dari perkiraan.

Dikutip dari theguardian, Jumat (13/9/2024), dengan suku bunga simpanan yang lebih rendah, biaya pinjaman bagi bank akan ikut turun, yang diharapkan dapat mendorong aktivitas kredit kepada bisnis dan konsumen.

Namun, sejumlah ekonom menyoroti risiko bahwa pemulihan ekonomi mungkin tetap lambat, meskipun suku bunga telah dipangkas.

Inflasi di zona euro saat ini telah turun menjadi 2,2% pada Agustus, turun dari 2,6% pada bulan Juli dan mendekati target ECB sebesar 2%.

Namun, tekanan inflasi yang lebih rendah ini justru memunculkan kekhawatiran tentang potensi stagnasi ekonomi di masa mendatang, terutama karena pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) diproyeksikan akan melambat. 

Bank Sentral Eropa kini memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya akan mencapai 0,8%, lebih rendah dari proyeksi awal sebesar 0,9%.

Penurunan suku bunga juga berdampak langsung pada nilai tukar euro. Untuk 2025, ekspektasi pertumbuhan dipangkas dari 1,4% menjadi 1,3%, dan dari 1,6% menjadi 1,5% pada 2026.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dampak Suku Bunga pada Arus Modal

Para analis keuangan juga memperkirakan dampak lebih lanjut di pasar saham dan obligasi Eropa. Dengan suku bunga yang lebih rendah, investor cenderung mencari aset-aset yang lebih berisiko, seperti saham, untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi. 

Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan, Bank Sentral Eropa tidak berkomitmen sebelumnya pada jalur suku bunga tertentu.

"Kami akan memutuskan pertemuan demi pertemuan. Saya tidak memberi Anda komitmen apapun sejauh menyangkut tanggal tertentu itu dan jalan kita sama sekali tidak ditentukan sebelumnya.” jelas dia kepada wartawan di Frankfurt.

Kathleen Brooks, direktur penelitian di XTB, mencatat bahwa meskipun pemangkasan suku bunga ini diharapkan bisa menstabilkan pasar, ada kekhawatiran bahwa ECB akan menghadapi tantangan lebih besar dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan inflasi. 

“Pasar berjangka suku bunga masih memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 60 basis poin untuk sisa tahun ini, dengan pemangkasan suku bunga diharapkan pada bulan Oktober dan Desember.” ucap Brooks.

3 dari 3 halaman

Menunggu Kebijakan Federal Reserve

Investor kini juga memantau kebijakan dari bank sentral lainnya. Federal Reserve AS diperkirakan akan mulai melonggarkan kebijakannya minggu depan, sementara Bank of England kemungkinan baru akan menurunkan suku bunga pada November.

Pergerakan suku bunga global ini akan semakin mempengaruhi arus modal dan dinamika pasar keuangan internasional, yang pada gilirannya bisa menambah tantangan bagi ekonomi zona euro.

Secara keseluruhan, meskipun langkah ECB ini diambil untuk mendukung pertumbuhan dan mengendalikan inflasi, dampaknya terhadap berbagai sektor ekonomi dan pasar keuangan masih akan terus dipantau dalam beberapa bulan ke depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini