Sukses

Pasar Motor Listrik Makin Menjanjikan, Produsen Pede Ekspansi Bisnis

Motor listrik Tangkas merupakan salah satu produsen motor listrik yang memiliki izin lengkap dari Pemerintah, termasuk penerima Subsidi Pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai upaya mendekatkan diri dan pengembangan saluran distribusi yang lebih luas, PT The Agung Pamungkas alias Tangkas, produsen motor listrik Tangkas, siap menambah jaringan penjualannya. Total ada empat showroom baru yang sedang disiapkan saat ini.

Tiga gerai ini akan dibuka di daerah Lengkong, Katapang, Taman Kopo Indah, Daeuh Kolot, Jawa Barat.

 

"Empat showroom tersebut sedang disegerakan penyelesaiannya untuk grand opening, jika semuanya lancar dan tidak ada kendala apapun," kata Founder & CEO PT. Tangkas Motor Listrik Agung Pamungkas dalam keterangan tertulis, Jumat (13/9/2024).

Don Papank menjelaskan, fasilitas yang disajikan pada gerai terbaru cukup lengkap, salah satunya meliput ruang pamer yang menyajikan deretan motor listrik Tangkas dari semua type.

Seperti diketahui, adanya showroom baru ini juga menjadi salah satu strategi yang diterapkan motor listrik Tangkas untuk memudahkan masyarakat mengenal dan memiliki deretan produk ramah lingkungannya.

Penerima Subsidi Pemerintah

Apalagi kata dia, motor listrik Tangkas ini merupakan salah satu produsen motor listrik yang memiliki izin lengkap dari Pemerintah, termasuk penerima Subsidi Pemerintah.

"Sebelumnya sudah ada di Bandung Kota (M Ramdan ) dan Cimahi. Dan akan Total 30 Showroom tambahan di Jawa Barat. Seiring dengan Resminya Tangkas Motor Listrik sebagai penerima Subsidi Pemerintah," jelas dia.

Don Papank juga menyebut Tangkas membuka mitra bagi partner baru untuk menjadi Mitra Tangkas dalam membuka Showroom di seluruh Indonesia.

"Bagi teman-teman atau pengusaha di seluruh tanah air yang ingin bergabung menjadi mitra atau partner dari mobil listrik Tangkas yang secara retail memang menguasai pasar dengan menghubungi website www.tangkasmotor.co.id," kata Don Papank.

2 dari 4 halaman

Produksi Mobil Listrik Indonesia Bisa Pakai Energi Bersih 8 Tahun Lagi

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kendaraan listrik bisa diproduksi berbasis energi hijau dalam 8 tahun mendatang. Menyusul, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berskala besar yang akan rampung pada waktu yang sama.

Menko Luhut mengatakan, PLTA tersebut ada di Kalimantan Utara, itu merujuk pada PLTA Kayan yang dibangun PT Kayan Hydro Energy (KHE).

"Seperti yang saya sebutkan kepada Anda, dalam waktu delapan tahun, Anda dapat melihat produksi kendaraan listrik hijau dari Indonesia karena pembangunan pembangkit listrik tenaga air kami akan selesai dalam waktu delapan tahun dari sekarang," ujar Menko Luhut dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Dia menyinggung juga Kalimantan Utara sebagai sentra industri hijau. Nantinya, hasil produksi tersebut akan dipasok untuk membangun kendaraan listrik.

Basis energi yang digunakannya, seperti listrik, bersumber dari PLTA. Dengan begitu, ada jaminan energi baru terbarukan (EBT) yang digunakan.

"Jadi di Kalimantan Utara, anda mungkin dapat melihat produksi aluminium hijau, produksi kendaraan listrik, bahkan produksi petrokimia hijau karena kami akan menggunakan energi hijau," tegasnya.

Menko Luhut meyakini hal tersebut bisa dicapai. Kuncinya ada kolaborasi dari seluruh pihak yang terlibat.

"Jadi, menurut saya, itulah impiannya. Apakah ini dapat dicapai atau tidak, tentu saja dapat dicapai karena saya yakin kita dapat membangun kolaborasi," pungkas Menko Luhut.

 

3 dari 4 halaman

Periklindo Tolak Keras Insentif Mobil Hybrid

Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) kembali menegaskan menolak pemberian insentif untuk mobil hybrid. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum Periklindo, Moeldoko, saat konferensi pers EV Conference, di Jakarta, Rabu (4/9/2024).

"Tidak mendukung hybrid mendapatkan subsidi ya, diperjelas," kata Moeldoko.

Sementara itu, Tenggono Chuandra Phoa, Sekretaris Jenderal Periklindo menegaskan, perkumpulan ini menjadi yang pertama membuat pameran kendaraan listrik, dan negara lain masih berpikir terkait model ramah lingkungan ini, tapi Indonesia sudah katakan jika bergerak ke arah mobil listrik murni, dan tidak ada yang lain.

"Kewajiban kita sebagai Periklindo, perjuangkan kendaraan listrik di Indonesia, kami tidak mendukung hybrid. Hybrid masih bahan bakar fosil. Fosil didukung subsidi pemerintah," tegasnya.

"Kalau subsidi pemerintah tambah baterai lagi saya kira nggak cocok ya. Maaf kami tidak mendukung hybrid. Kalau mau hybrid ya jangan bicara di tempat kita lah," tukasnya.

Sebelumnya, memang beberapa pabrikan asal Jepang cukup gencar meminta pemerintah untuk bisa memberikan insentif hybrid. Pasalnya, meskipun masih menggunakan bensin, namun mobil hybrid juga memiliki peran besar untuk mengurangi emisi.

Tapi, pemerintah sendiri, melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dengan tegas mengatakan tidak ada penambahan atau ubahan dari regulasi untuk industri otomotif pada tahun ini. Dengan kata lain, upaya untuk bisa insentif mobil hybrid ini disahkan, menjadi sia-sia.

Bertolak belakang dengan Periklindo, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) justru mendung pemberian insentif hybrid yang masih diusahakan oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. Meskipun, bantuan untuk mobil dengan mesin bensin dan motor listrk ini, diakui tidak harus sebesar mobil listrik murni.

"Kami sependapat bahwa mobil hybrid sebaiknya juga mendapatkan insentif, walaupun tidak sebesar mobil full listrik," ujar Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto, dikutip dari Antara.

4 dari 4 halaman

Gaikindo Dukung Insentif Hybrid

Jongkie berpendapat, mobil hybrid berhak mendapat insentif karena efisiensi bahan bakarnya yang jauh lebih baik dibandingkan mobil konvensional.

Kombinasi mesin pembakaran internal (ICE) dan motor listrik membuat mobil hybrid mampu mengurangi konsumsi bahan bakar secara signifikan, yang tidak hanya menghemat pengeluaran konsumen, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Efisiensi ini, sambungnya, juga berkontribusi pada pengurangan emisi gas buang, menjadikan mobil hybrid sebagai pilihan yang lebih ramah lingkungan dan membantu pemerintah mencapai target nol emisi pada 2030.

"Mobil hybrid sudah hemat BBM yang cukup signifikan, sudah rendah polusi karena mesin ICE jarang hidup, bisa langsung beroperasi," kata Jongkie.

 

Video Terkini