Sukses

PLN Pakai Limbah Operasional Bank Indonesia di NTT untuk PLTU Bolok

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menuturkan, pihaknya terus berinovasi untuk menuju target net zero emissions pada 2060.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menjalin kolaborasi dengan Bank Indonesia (BI) dalam pemanfaatan limbah operasional BI sebagai bahan baku cofiring untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bolok di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Limbah operasional Kantor BI yang sebelumnya dihancurkan dan dibuang di tempat pembuangan akhir, kini dapat diolah menjadi bahan campuran pengganti batu bara. 

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan, pihaknya terus berinovasi dan berkolaborasi dalam mencapai net zero emissions pada 2060 atau lebih cepat. Melalui kolaborasi dengan Bank Indonesia ini, program cofiring tidak hanya berhasil mengurangi emisi karbon, tapi juga menjadi solusi permasalahan limbah. 

"Inovasi terus kami lakukan sebagai langkah menuju target net zero emissions pada 2060. Selain mengurangi emisi karbon, program Waste to Energy ini hadir menjadi solusi dalam pengolahan limbah menjadi lebih bermanfaat," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/9/2024).

General Manager PLN UIW NTT, Ajrun Karim mengungkapkan, penggunaan cofiring untuk PLTU ini juga adalah bagian dari strategi PLN untuk meningkatkan bauran energi terbarukan. 

"Hingga Juli 2024, PLN NTT telah berhasil mencampurkan 2.872,07 ton biomassa yang setara dengan 1,43 persen dalam bauran energi dan berhasil menurunkan emisi CO2 sebesar 3.331 ton," terang Ajrun.

Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati menjelaskan, sinergi Bank Indonesia bersama PLN ini merupakan upaya bersama untuk menekan emisi karbon. Dalam kolaborasi ini, BI siap memasok kebutuhan biomassa bagi PLN hingga Juli 2025.

"Kerja sama ini kita laksanakan untuk bagaimana memanfaatkan limbah operasional menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat untuk masyarakat. Daripada dibuang begitu saja, maka kita sudah menemukan suatu bentuk baru bagaimana pemanfaatan limbah operasional ini menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat untuk masyarakat," ungkap Agus.

 

2 dari 5 halaman

PLN EPI Kembangkan Hidrogen Hijau untuk Produksi Amonia Hijau

Sebelumnya, PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) melaksanakan langkah strategis dalam pengembangan hidrogen hijau yang akan digunakan sebagai bahan baku utama dalam produksi amonia hijau. Hal ini sejalan dengan target pemerintah Indonesia untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060.

Dalam pengembangan hidrogen hijau, PLN EPI melakukan kerja sama dengan PT Pupuk Indonesia (Persero), PT PLN Indonesia Power, dan ACWA Power.

Direktur Gas & BBM PLN Energi Primer Indonesia, Rakhmad Dewanto, mengatakan, PLN berkomitmen mempercepat pengembangan energi terbarukan, termasuk hidrogen hijau, untuk mencapai target Net Zero Emission pada 2060.

PLN saat ini menghasilkan 203 ton hidrogen hijau per tahun dari 22 instalasi hidrogen yang didukung oleh Renewable Energy Certificate dan sumber panas bumi.

"Langkah ini sejalan dengan upaya kami untuk memperkuat ekosistem hidrogen hijau yang lebih luas, termasuk dengan memulai pembangunan fasilitas hidrogen hijau dan pabrik amonia hijau di Jawa Timur pada tahun 2025-2026," kata Rakhmad, Kamis (12/9/2024).

 

 

3 dari 5 halaman

Hidrogen dan Amonia Hijau

Proyek tersebut diproyeksikan akan memproduksi 15 KTPA hidrogen hijau per tahun, yang kemudian akan digunakan untuk berbagai aplikasi industri, termasuk pupuk ramah lingkungan. Pengembangan ini juga memainkan peran penting dalam dekarbonisasi industri, di mana amonia hijau yang dihasilkan dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan.

“Ini adalah langkah penting bagi PLN dalam membangun ekosistem hidrogen hijau yang berkelanjutan, dan kami akan terus menyediakan listrik bersih serta hidrogen hijau untuk kebutuhan industri masa depan," tambah Rakhmad.

Hidrogen Hijau dan Amonia Hijau

Ia juga menegaskan bahwa hidrogen hijau dan amonia hijau yang dihasilkan akan memainkan peran kunci dalam mendukung sektor industri yang lebih bersih di Indonesia, terutama dalam upaya dekarbonisasi.

Langkah strategis PLN EPI ini merupakan bagian dari peta jalan 10 tahun Kementerian BUMN untuk menjadi pelopor ekonomi hijau di Indonesia. Kerja sama dengan mitra internasional seperti ACWA Power diharapkan dapat mempercepat adopsi energi hijau di berbagai sektor dan memperkuat posisi Indonesia dalam mitigasi perubahan iklim di tingkat global.

 

4 dari 5 halaman

Hidrogen Bakal Mendominasi di 2050, Indonesia Digadang jadi Juaranya

Sebelumnya, prospek perdagaggan hidrogen dibidik semakin positif hingga 2050. Ini menyusul hidrogen menjadi satu sumber energi bersih yang akan jadi andalan di masa depan.

Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT PLN (Persero), Hartanto Wibowo mengatakan prospek perdagangan hidrogen 2023 yang dirilis oleh McKinsey, melihat potensi perkembangan tersebut. Bahkan, hidrogen akan mendominasi dua pertiga permintaan global di 2050.

"Potensi hidrogen sebagai sumber energi bersih tidak dapat disangkal, terutama di sektor-sektor yang sulit dialiri listrik seperti industri berat dan transportasi jarak jauh. Meskipun biaya terus meningkat, hidrogen terbarukan diperkirakan akan mendominasi dua pertiga permintaan global pada tahun 2050," ujar Hartanto dalam Diskusi Tematik Indonesia Sustainability Forum 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Dia mengatakan, hidrogen jadi salah satu yang bisa didapatkan di Indonesia. Dengan demikian, Indonesia bisa mengambil bagian yang menguntungkan.

"Indonesia, dengan sumber daya energi terbarukannya yang melimpah, dapat menjadi pemimpin dalam ekonomi hidrogen," tegasnya.

 

 

5 dari 5 halaman

Jajaki Kemitraan

Sementara itu, bagi PLN, pihaknya secara aktif menjajaki kemitraan untuk mengembangkan fasilitas produksi hidrogen hijau. Serta memanfaatkan aset energi terbarukan PLN untuk menghasilkan hidrogen bersih baik untuk penggunaan domestik maupun ekspor global.

"PLN memelopori peran dalam pengembangan hidrogen, menekankan inisiatif strategis kami untuk mempercepat penggunaan hidrogen untuk transisi energi. Kami memproduksi pabrik hidrogen hijau di 22 lokasi dan telah mendirikan pabrik hidrogen pertama di Asia Tenggara dengan memanfaatkan energi panas bumi," urainya.

Selain itu, PLN telah membangun stasiun pengisian bahan bakar hidrogen dan pusat hidrogen pertama di Indonesia, yang memperkuat komitmen kami untuk menjadi pemimpin dalam solusi energi berbasis hidrogen. PLN secara aktif mengejar pengembangan beberapa proyek hidrogen hijau skala besar di seluruh Indonesia bekerja sama dengan mitra strategis global.

"Proyek-proyek ini mencerminkan komitmen PLN untuk memajukan ekonomi hidrogen dan mendukung transisi energi global," ujar dia.