Sukses

Harga Pangan Hari Ini Usai Libur Panjang, Harga Daging Sapi hingga Ayam Naik

Harga daging sapi murni naik sekitar Rp1.000 dari kemarin menjadi Rp135.120 per kg.

Liputan6.com, Jakarta Harga pangan, seperti bawang putih bonggol, bawang merah, dan cabai merah keriting terpantau turun pada Selasa pagi.

Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) seperti dikutip dari Antara, Selasa (17/9/2024), harga cabai merah keriting secara rata-rata nasional di tingkat eceran tercatat berada di angka Rp31.880 per kg, turun dari Rp34.810 per kg kemarin.

Harga bawang putih bonggol juga turun dari Rp39.680 per kg kemarin menjadi Rp39.090 per kg pagi ini. Sedangkan bawang merah turun menjadi Rp25.850 per kg.

Beberapa harga komoditas pangan lainnya yang turun adalah minyak goreng. Minyak goreng curah saat ini berada di angka rata-rata Rp15.550 per liter, sedangkan minyak goreng kemasan sederhana Rp17.850 per liter.

Beras premium tercatat berada di harga rata-rata Rp15.300 per kg, beras medium Rp13.450 per kg, dan beras SPHP Rp12.280 per kg.

Harga Daging Ayam

Sementara itu, komoditas pangan yang naik antara lain daging ayam ras yang kemarin Rp34.700 per kg kini menjadi Rp35.120 per kg, telur ayam ras menjadi Rp29.340 per kg, dan cabai rawit merah Rp45.980 per kg.

Harga ikan juga naik. Ikan tongkol berada pada harga rata-rata Rp33.360 per kg, ikan kembung Rp37.740 per kg, dan ikan bandeng Rp35.330 per kg.

Kemudian, harga rata-rata gula konsumsi tercatat berada di angka Rp17.960 per kg, tepung terigu kemasan Rp13.270 per kg, dan terigu curah Rp10.260 per kg.

Adapun harga daging sapi murni naik sekitar Rp1.000 dari kemarin menjadi Rp135.120 per kg.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Beras Naik 11,19% pada Agustus 2024, Bagaimana Telur dan Daging Ayam?

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, harga beras di penggilingan mengalami kenaikan 11,19 persen secara tahunan atau year on year (YoY) pada Agustus 2024.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengungkapkan, rata-rata harga gabah di tingkat petani pada Agustus 2024 secara tahunan terpantau masih terus alami kenaikan.

Misalnya, gabah kering panen (GKP) turun sebesar 1,15 persen secara month to month (MtM), dan naik sebesar 10,10 persen secara tahunan (YoY). Sementara gabah kering giling (GKG) naik sebesar 0,14 persen secara MtM dan sebesar 6,17 persen secara YoY

"Sementara untuk rata-rata harga beras di penggilingan, pada Agustus 2024 ini turun sebesar 0,07 persen secara MtM, dan naik sebesar 11,19 persen secara YoY," terang Pudji dalam sesi konferensi pers bersama BPS, Senin (2/9/2024).

Untuk inflasi beras di tingkat grosir dan eceran, pada Agustus 2024 mengalami inflasi 0,21 persen secara MtM, dan sebesar 10,88 persen secara YoY. Sementara di tingkat eceran mengalami inflasi sebesar 0,31 persen secara MtM dan sebesar 11,56 persen secara YoY.

"Harga beras yang disampaikan di sini merupakan harga rata-rata beras yang mencakup berbagai jenis kualitas beras dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia," imbuh Pudji.

Kondisi ini berkebalikan dengan komponen makanan, minuman dan tembakau lain yang alami penurunan. Sehingga berkontribusi terhadap angka deflasi 0,03 persen secara bulanan (MtM) di Agustus 2024.

"Adapun komoditas utama penyumbang deflasi Agustus 2024 adalah bawang merah, daging ayam ras, tomat, dan telur ayam ras," imbuh Pudji.

 

 

 

3 dari 3 halaman

Komoditas Bawang Merah

Komoditas bawang merah, daging ayam ras, tomat, dan telur ayam ras jadi komoditas utama penyumbang utama deflasi Agustus 2024. Dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,08 persen, 0,03 persen, 0,03 persen, dan 0,02 persen.

Secara historis, ia melanjutkan, komoditas bawang merah dan daging ayam ras mengalami deflasi di setiap bulan Agustus dalam tiga periode terakhir. Komoditas bawang merah, daging ayam ras dan telur ayam ras menunjukan tren deflasi sejak Juni 2024. Sedangkan komoditas tomat menunjukan tren deflasi sejak Mei 2024.

"Untuk komoditas hortikultura, penurunan harga yang terjadi ini umumnya disebabkan oleh pasokan yang berlimpah," kata Pudji

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini