Sukses

Boeing Peringatkan Pemangkasan Biaya hingga Potensi PHK Usai Mogok Karyawan

Boeing mengatakan, langkah pemangkasan biaya untuk hemat anggaran selama kebuntuan aksi mogok yang menurut eksekutif akan memperburuk kondisi keuangan.

Liputan6.com, Jakarta - Boeing mengumumkan pemangkasan biaya besar-besaran dan memberhentikan sementara stafnya seiring sedang berjuang hadapi aksi mogok lebih dari 30.000 pekerja di Amerika Serikat (AS).

Mengutip BBC, Selasa (17/9/2024), pemangkasan itu termasuk pembekuan perekrutan, jeda perjalanan staf yang tidak penting, dan pengurangan pengeluaran pemasok untuk menghemat uang tunai karena menghadapi pemogokan oleh lebih dari 30.000 karyawan pabrik.

Para pekerja pabrik Boeing, sebagian besar di wilayah Seattle, mulai mogok kerja pada Jumat pekan lalu setelah secara besar-besaran menolak kesepakatan tenaga kerja sementara, menghentikan sebagian besar produksi pesawat Boeing.

Boeing mengatakan, langkah itu ditujukan untuk hemat anggaran selama kebuntuan aksi mogok yang menurut eksekutif akan memperburuk kondisi keuangan perusahaan yang sudah genting, demikian mengutip BBC.

Pabrikan akan melakukan "pengurangan yang signifikan" pada pengeluaran pemasok dan menghentikan sebagian besar pesanan pembelian untuk pesawat jet 737 Max, 767 dan 777.

CFO Brian West mengatakan dalam sebuah catatan kepada para staf. Ini adalah tanda pertama yang jelas tentang bagaimana pemogokan akan mempengaruhi ratusan pemasok yang mengandalkan pekerjaan Boeing. Ia menuturkan, bisnisnya sedang dalam masa sulit.

"Kami bekerja dengan itikad baik untuk mencapai kesepakatan kontrak baru yang mencerminkan umpan balik dari mereka dan memungkinkan operasi untuk dilanjutkan,” kata West dalam catatannya.

"Namun, bisnis kami sedang berada dalam periode yang sulit. Pemogokan ini membahayakan pemulihan kami secara signifikan dan kami harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga kas dan melindungi masa depan kita bersama," ia menambahkan.

West menambahkan, Boeing tidak melakukan pemotongan dana untuk keselamatan, kualitas, dan pekerjaan dukungan pelanggan secara langsung. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Dampak Finansial dari Pemogokan

Dampak finansial dari pemogokan akan tergantung pada berapa lama pemogokan berlangsung, tetapi Boeing fokus pada penghematan uang tunai, kata West pada konferensi Morgan Stanley pada Jumat lalu.

Dia mengatakan CEO baru perusahaan, Kelly Ortberg, ingin segera kembali ke meja perundingan untuk mencapai kesepakatan baru.

“Kami juga mempertimbangkan langkah sulit untuk merumahkan sementara banyak karyawan, manajer dan eksekutif dalam beberapa minggu mendatang,” kata West.

Mengutip berbagai sumber,pada Jumat, Moody's menempatkan semua peringkat kredit Boeing dalam peninjauan untuk penurunan peringkat dan Fitch Ratings mengatakan bahwa pemogokan yang berkepanjangan dapat membuat Boeing berisiko mengalami penurunan peringkat. Hal ini dapat meningkatkan biaya pinjaman produsen yang sudah memiliki hutang yang menumpuk.

Boeing membakar sekitar USD 8 miliar pada paruh pertama tahun ini karena produksi melambat setelah ledakan panel pintu yang nyaris menjadi bencana pada awal tahun.

3 dari 5 halaman

Aksi Mogok di Boeing

Pemogokan di Boeing dimulai Jumat lalu, beberapa jam setelah pekerja di Washington dan Oregon menolak tawaran kontrak empat tahun yang baru.

Kesepakatan yang diusulkan menjanjikan kenaikan gaji sebesar 25 persen selama empat tahun dan perbaikan pada syarat dan ketentuan, serta telah direkomendasikan kepada pekerja oleh pemimpin serikat pekerja.

Boeing menggambarkan tawaran itu sebagai “bersejarah” tetapi kesepakatan itu ditolak oleh sebagian besar karyawan.

Sementara itu, pabrik-pabrik yang produksi 737 Max, 777 dan pesawat kargo 767 semuanya telah terpengaruh oleh aksi mogok itu.

Boeing telah meminta pemasok untuk hentikan pengiriman sebagian besar suku cadang untuk pesawat-pesawat itu, menangguhkan belanja modal yang tidak penting dan membekukan belanja konsultan.

Perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 170.000 orang, yang sebagian besar berkantor pusat di Amerika Serikat menyatakan mereka juga mempertimbangkan langkah sulit berupa cuti sementara bagi banyak karyawan, manajer dan eksekutif dalam beberapa minggu mendatang.

Boeing menuturkan, dampak pemogokan akan bergantung pada durasinya, tetapi analis mengatakan penghentian yang diperpanjang dapat merugikan perusahaan dan pemasoknya miliaran dolar AS.

Pemogokan terakhir di Boeing pada 2008 berlangsung sekitar delapan minggu. Secara terpisah, Boeing telah setuju untuk membayar USD 150 juta (£126 juta) kepada pembuat pesawat Brasil Embraer atas keputusannya untuk meninggalkan pembicaraan tentang kemungkinan merger pada 2020.

4 dari 5 halaman

Karyawan Boeing Mogok Kerja, Ada Apa?

Sebelumnya, para pekerja Boeing melakukan aksi mogok kerja setelah menolak kesepakatan sementara antara perwakilan serikat pekerja dan pembuat pesawat yang mencakup kenaikan gaji sebesar 25%.

Dikutip dari BBC pada Sabtu (14/9/2024), lebih dari 30.000 pekerja di Seattle dan Portland menghentikan pekerjaan mereka sejak tengah malam Waktu Pasifik (07:00 GMT) pada Jumat, 13 September 2024. Aksi mogok kerja ini adalah kemunduran lain bagi perusahaan, yang menghadapi kerugian finansial yang semakin dalam.

Perusahaan ini juga tengah berjuang untuk memperbaiki reputasinya setelah adanya serangkaian masalah keselamatan, termasuk dua kecelakaan fatal yang pernah terjadi.

Mogok kerja ini akan menjadi pukulan telak bagi kepala eksekutif baru Boeing yaitu Kelly Ortberg, yang ditunjuk bulan lalu dengan harapan segera dapat membalikkan keadaan bisnis.

Hampir 95% anggota serikat pekerja yang memproduksi pesawat termasuk 737 Max dan 777  memberikan suara dalam pemungutan suara menolak kesepakatan gaji.

 

5 dari 5 halaman

Pukulan Telak bagi Boeing

96% Pekerja Boeing Mendukung Aksi Mogok Kerja

Berdasarkan suara yang mereka berikan, terdapat 96% pekerja yang mendukung aksi mogok kerja hingga kesepakatan baru dapat tercapai.

Mogok kerja merupakan pukulan telak bagi Boeing dan memalukan bagi Ortberg, yang telah menyampaikan permohonan terakhir kepada para karyawan sebelum pemungutan suara, dengan memperingatkan pemogokan akan membahayakan bagi "pemulihan" perusahaan.

Selain kenaikan gaji sebesar 25% selama empat tahun, perjanjian awal yang ditolak para pekerja mencakup komitmen dari Boeing untuk membangun pesawat komersial berikutnya di wilayah Seattle jika proyek tersebut dimulai selama masa berlaku kontrak. Serikat pekerja awalnya menargetkan sejumlah perbaikan pada paket pekerja, termasuk kenaikan gaji sebesar 40%.

Para analis mengatakan bahwa penutupan yang diperpanjang dapat menyebabkan kerugian miliaran dolar AS bagi perusahaan dan para pemasoknya. Kontrak terkini antara Boeing dan serikat pekerja dicapai pada tahun 2008 setelah pemogokan selama delapan minggu.

Pemogokan telah merugikan perusahaan sekitar USD 1,5 miliar (£1,14 miliar) atau sekitar Rp 23,10 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 15.401) per bulan, menurut lembaga pemeringkat kredit Moody's.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.