Liputan6.com, Jakarta Tupperware, merek ikonik yang telah bertahan lebih dari 70 tahun, telah menjadi bagian penting dalam budaya global.
Earl Tupper seorang pendiri Tupperware, merupakan inovator di balik penemuan ini. Pada akhir 1930-an, setelah gagal dalam usaha pertama sebagai ahli bedah pohon, Tupper bekerja di pabrik plastik yang berafiliasi dengan perusahaan kimia besar bernama DuPont.
Baca Juga
Saat itu, Tuper diberi kesempatan menggunakan limbah industri berupa polietilena hitam yakni sebuah material yang oleh sebagian orang dianggap tidak berguna. Namun, Tupper melihat potensi besar dalam material ini, dan setelah bereksperimen di dapur rumahnya, ia menemukan cara untuk memurnikan dan membentuknya menjadi plastik yang kuat, lentur, dan tahan lama.
Advertisement
Inovasi terbesar Tupper datang dengan penemuan tutup kedap udara yang terinspirasi dari kaleng cat. Tutup polietilen ini memungkinkan penyimpanan makanan lebih awet dan mencegah tumpahan. Pada tahun 1947, dia mematenkan desainnya, desain inilah yang pada akhirnya menjadi ciri khas dari produk Tupperware.
Untuk memasarkan produknya, Tupper menggandeng Brownie Wise, seorang pramuniaga yang membantu menciptakan metode pemasaran langsung melalui "Pesta Tupperware." Pesta ini menjadi fenomena budaya, mengubah pengalaman berbelanja menjadi acara sosial.
Di setiap pertemuan, Wise mendemonstrasikan kekuatan wadah Tupperware, bahkan sering kali dilakukan dengan melemparkan wadah berisi cairan ke seluruh ruangan tanpa tumpah.
Tupperware juga mendapat pengakuan dalam dunia desain. Produk-produk seperti teko, mangkuk, dan cetakan es Tupperware kini dipajang di Museum of Modern Art (MoMA), sebagai bagian dari pameran desain pertengahan abad yang diakui karena estetika modern dan fungsionalitasnya.
Desain Tupper yang sederhana namun terlihat elegan dianggap sebagai perwujudan cita-cita modernisme, menggabungkan antara bentuk dan fungsi dengan sempurna.
Tupperware Diambang Kebangkrutan Setelah Hampir 80 Tahun Berdiri
Tupperware tengah bersiap untuk mengajukan kebangkrutan pada pekan ini. Hal tersebut usai upaya selama setahun untuk menghidupkan kembali bisnis tersebut di tengah menurunnya permintaan.
Dikutip The Straits Times, Rabu (18/9/2024), Tupperware berencana untuk mengajukan perlindungan pengadilan setelah melanggar persyaratan pembayaran utangnya, dan meminta bantuan penasihat hukum dan keuangan.
Persiapan Tupperware bangkrut ini menyusul negosiasi yang berlarut-larut antara Tupperware dan para pemberi pinjamannya mengenai cara mengelola utang lebih dari USD 700 juta. Para pemberi pinjaman sepakat pada tahun 2024 untuk memberinya kelonggaran atas persyaratan pinjaman yang dilanggar, tetapi perusahaan tersebut terus memburuk. Â
Rencana tersebut belum final dan bisa saja berubah. Seorang perwakilan Tupperware menolak berkomentar.Â
Tupperware selama bertahun-tahun telah memperingatkan adanya keraguan dalam kemampuannya untuk tetap bertahan dalam bisnis. Pada bulan Juni, perusahaan tersebut membuat rencana untuk menutup satu-satunya pabriknya di AS dan memberhentikan hampir 150 karyawan.
Pada tahun 2023, perusahaan mengganti kepala eksekutif Miguel Fernandez dan beberapa anggota dewan sebagai bagian dari upaya untuk membalikkan keadaan bisnis, dengan menunjuk Laurie Ann Goldman sebagai CEO baru.Â
Tupperware pada tahun 1946 memperkenalkan produk plastiknya kepada masyarakat setelah pendirinya Earl Tupper menemukan segel kedap udara yang fleksibel. Merek tersebut meroket ke rumah-rumah di Amerika sebagian besar melalui penjualan yang digelar di pinggiran kota.
Perusahaan ini terus beroperasi selama hampir 80 tahun dan sangat bergantung pada penjualan langsung oleh banyak vendor amatir, dengan jumlah penjual atau wiraniaga independen yang tercatat dalam dokumen peraturan mencapai lebih dari 300.000 orang pada tahun 2022.
Advertisement
Sederet Fakta Tupperware Terancam Bangkrut, Wadah Makan Idaman Ibu Rumah Tangga
Sebelumnya, Merek peralatan rumah tangga asal Amerika Serikat (AS), Tupperware terancam bangkrut setelah mengungkapkan mulai mengalami kesulitan untuk melanjutkan kelangsungan bisnisnya.
Krisis ini imbas berbagai tantangan yang dihadapi Tupperware, yaitu penurunan tajam pada penjualan, berkurangnya konsumen pada produk rumah tangga, dan merek yang masih belum sepenuhnya terhubung dengan konsumen dari generasi muda.
Pada Senin 10 April 2023, saham Tupperware turun hampir 50 persen menyusul peringatan terkait kondisi finansialnya.
Berikut adalah fakta fakta Tupperware terancam bangkrut usai sahamnya anjlok, mengutip CNN Business, Rabu (12/4/2023) :Â
Mulai ragu bisa jalankan bisnis
Dalam sebuah pengajuan peraturan, Tupperware mengatakan ada "keraguan substansial tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kelangsungannya," dan sedang berdiskusi dengan penasihat keuangan untuk menemukan pembiayaan agar tetap bertahan.
Perusahaan juga sudah tidak memiliki cukup uang untuk mendanai operasinya jika tidak mendapatkan uang tambahan.
Penghematan biaya bikin karyawan Tupperware terancam PHK
Tupperware dikabarkan sedang melihat kemungkinan untuk penghematan biaya, hal ini menimbulkan potensi PHK di perusahan itu.
Melalui sebuah keterangan pers, CEO Tupperware Miguel Fernandez mengatakan bahwa "Tupperware telah memulai perjalanan untuk membalikkan operasi kami dan hari ini menandai langkah penting dalam mengatasi posisi modal dan likuiditas kami".
"Perusahaan melakukan segala daya untuk mengurangi dampak peristiwa baru-baru ini, dan kami mengambil tindakan segera untuk mencari pembiayaan tambahan dan mengatasi posisi keuangan kami," terangnya.
Saham Tupperware Terancam Dihapus
New York Stock Exchange memperingatkan bahwa saham Tupperware terancam dihapus dari daftar karena tidak mengajukan laporan tahunan yang diwajibkan.
Dalam posisi genting secara finansial
Analis ritel dan direktur pelaksana GlobalData Retail, Neil Saunders mengatakan bahwa Tupperware berada dalam "posisi genting" secara finansial karena berjuang untuk meningkatkan penjualan, dan karena asetnya ringan, ia tidak memiliki "banyak kapasitas untuk mengumpulkan uang".
"Perusahaan ini dulunya merupakan sarang inovasi dengan gadget dapur pemecah masalah, tetapi sekarang benar-benar kehilangan keunggulannya, katanya.
Advertisement
Saham Tupperware Anjlok 90 Persen dalam Setahun
Tupperware mengatakan bahwa produknya sudah masuk ke cabang ritel Target sebagai bagian dari reinvention merek, yang mencakup rencana untuk menumbuhkan bisnis melalui beberapa saluran ritel dan menampilkan produknya kepada konsumen yang lebih muda yang bahkan belum pernah mendengar tentang Tupperware (TUP).
Tapi upaya itu sejauh ini gagal: Saham Tupperware turun 90 persen selama setahun terakhir.