Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa “setiap masa ada pemeran dan orangnya, dan setiap orang, ada peran dan ada masanya’’. Hal ini diungkapkan saat mengucapkan kata perpisahan dalam Rapat kerja pemerintah dengan Badan Anggaran DPR RI pada selasa (17/9/2024).
Rapat tersebut membahas tentang asumsi makro ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 5,2 persen.
Baca Juga
‘’kita semuanya dari Badan Anggaran dan Pemerintah menyadari bahwa APBN adalah instrumen yang sangat luar biasa penting yang sangat menentukan kemajuan sebuah bangsa’’ Ungkap Sri Mulyani.
Advertisement
Dia juga menambahkan bahwa APBN yang dibahas Kementerian Keuangan bersama Badan Anggaran DPR RI sangat berguna untuk melindungi bangsa dan masyarakat dari berbagai guncangan ekonomi.
Dalam rapat tersebut Kementerian Keuangan telah menyepakati pembicaraan tingkat 1 untuk RUU APBN 2025 yang selanjutnya ‘’insyallah akan diteruskan pada tingkat 2 pengambilan keputusan terhadap RUU APBN 2025 di sidang paripurna.’’ tegas Sri Mulyani.
Akhir kata dari rapat terakhir di masa kepemimpinan Jokowi, Sri Mulyani menceritakan bahwa lebih dari 5 tahun dia telah berinteraksi secara sangat erat, berkolaborasi, beradu argumen, dan bekerja keras untuk mewujudkan kencintaan terhadap bangsa Indonesia dengan menyusun APBN.
‘’APBN tidak hanya sekedar angka-angka yang dibahas, namun dia merupakan cerminan dari tanggung jawab besar yang kita emban bersama.’’ Keuangan negara bukan hanya sekedar akuntansi tapi mandat konstitusi, ungkap Sri Mulyani.
Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2% pada 2025 Jadi PR Pertama Awal Pemerintahan Prabowo
Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama Pemerintah resmi menyepakati asumsi makro ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Hal tersebut disampaikan Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah dalam Rapat Kerja dengan Pemerintah, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (17/9/2024). Dalam pembukaan, Said menyampaikan, berdasarkan kesepakatan hasil pembahasan asumsi dasar ekonomi makro pada 2025, pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 5,2 persen.
Selanjutnya, nilai tukar rupiah terhadap US dolar Rp 16.000, tingkat suku bunga negara (SBN) 10 tahun 7 persen, harga minyak mentah USD82 per barel, lifting minyak bumi USD605.000 barel per hari, lifting gas bumi ribu setara minyak bumi 1,005 juta boepd.
Said menyampaikan, sesuai kesepakatan Pemerintah melalui Menteri Keuangan dan Komisi XI DPR RI, menyepakati bahwa Pemerintah akan melakukan upaya kebijakan dan program untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan, dengan menjaga daya beli masyarakat, meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kemudian, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kualitas belanja Pemerintah, memperkuat dan memperluas hilirisasi, mempertajam kebijakan pemberian insentif fiskal untuk mendorong investasi, dan mempercepat transformasi ekonomi untuk produktivitas, daya saing dan penguatan industri strategis nasional.
Advertisement
Semua Setuju
Selanjutnya, Said pun bertanya kepada peserta rapat kerja bersama Pemerintah terkait kesepakatan asumsi makro ekonomi dalam Rancangan APBN 2025.
"Dari panja asumsi, panja TDD, panja belanja, sampai panja draf RUU dapat disetujui?," tanya Said.
Para peserta pun menjawab dengan kompak bahwa mereka menyetujui asumsi makro ekonomi dalam Rancangan APBN 2025 tersebut. "Setuju," jawab para peserta rapat yang hadir.
Alhasil Ketua Banggar pun akhirnya mengetok palu untuk mendakan asumsi makro ekonomi dalam Rancangan APBN 2025 sudah resmi akan dilaksanakan oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto pada tahun pertamanya menjabat.