Liputan6.com, Jakarta - Kabar bangkrut perusahaan yang produksi wadah penyimpanan makanan Tupperware muncul kembali. Tupperware dikabarkan bersiap mengajukan kebangkrutan pada pekan ini. Hal itu dilakukan setelah berupaya kembali menghidupkan bisnis di tengah menurunnya permintaan.
Tupperware akan mengajukan perlindungan pengadilan setelah melanggar persyaratan pembayaran utang dan meminta bantuan penasihat hukum dan keuangan, demikian seperti dikutip dari The Straits Times.
Tupperware yang terancam bangkrut ini seiring negosiasi yang berlarut-larut antara Tupperware dan pemberi pinjaman terkait cara mengelola utang lebih dari USD 700 juta. Pada 2024, pemberi pinjaman sepakat untuk memberi kelonggaran atas persyaratan pinjaman yang dilanggar tetapi perusahaan itu terus memburuk.
Advertisement
Rencana tersebut belum final dan bisa saja berubah. Seorang perwakilan Tupperware menolak berkomentar.Â
Tupperware selama bertahun-tahun telah memperingatkan adanya keraguan dalam kemampuannya untuk tetap bertahan dalam bisnis. Pada Juni, perusahaan tersebut membuat rencana untuk menutup satu-satunya pabriknya di Amerika Serikat (AS) dan memberhentikan hampir 150 karyawan.
Di tengah kabar kebangkrutan Tupperware itu, menarik untuk diketahui fakta-fakta Tupperware yang berdiri sejak 1946 ini yang dikutip dari berbagai sumber, Kamis (19/9/2024):
1. Awal Mula Tupperware
Tupperware pertama kali diperkenalkan pada 1946 oleh Earl Tupper, seorang ahli kimia dari New Hampshire, Amerika Serikat. Produk pertama yang diluncurkan adalah wadah penyimpanan makanan yang terbuat dari plastik polietilen, yang pada masa itu merupakan inovasi revolusioner dalam industri penyimpanan makanan.
Â
2.Terinspirasi dari Kaleng Cat
Tupper bekerja di pabrik plastik yang terafiliasi dengan perusahaan kimia besar bernama Dupont. Saat itu, Tuper diberi kesempatan menggunakan limbah industri berupa polietilena hitam yakni sebuah material yang oleh sebagian orang dianggap tidak berguna. Namun, Tupper melihat potensi besar dalam material ini, dan setelah bereksperimen di dapur rumahnya, ia menemukan cara untuk memurnikan dan membentuknya menjadi plastik yang kuat, lentur, dan tahan lama. Inovasi terbesar Tupper datang dengan penemuan tutup kedap udara yang terinspirasi dari kaleng cat.
3. Inovasi Penutup Kedap Udara
Salah satu terobosan terbesar Tupperware adalah penutup kedap udara yang dirancang khusus untuk menjaga kesegaran makanan lebih lama. Penutup ini terinspirasi dari kaleng cat yang digunakan Earl Tupper. Inovasi ini tidak hanya memperpanjang umur simpan makanan tetapi juga membantu mencegah kebocoran dan tumpahan.
Â
Advertisement
4. Pesta Tupperware yang Ikonik
Tupper menggandeng Brownie Wise untuk memasarkan Tupperware. Brownie Wise ada yang menyebutkan seorang ibu rumah tangga dan ada juga dia sebagai pramuniaga. Namun, pada 1950-an, Brownie Wise, memperkenalkan konsep Tupperware Party.
Acara ini memungkinkan calon pembeli untuk melihat dan mencoba produk Tupperware di lingkungan sosial yang santai. Strategi pemasaran ini terbukti sangat sukses dan menjadi model bagi banyak perusahaan penjualan langsung lainnya.
5. Ekspansi Global
Tupperware tidak hanya sukses di Amerika Serikat tetapi juga berhasil menembus pasar internasional. Pada 1960-an, Tupperware mulai memperluas operasinya ke Eropa dan Asia. Kini, produk Tupperware dijual di lebih dari 100 negara di seluruh dunia, menjadikannya merek global yang dikenal luas.
6.Ramah Lingkungan
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan, Tupperware telah berkomitmen untuk memproduksi produk yang lebih ramah lingkungan. Mereka menggunakan bahan-bahan yang dapat didaur ulang dan berusaha mengurangi jejak karbon dalam proses produksi. Selain itu, penggunaan Tupperware dapat mengurangi ketergantungan pada wadah sekali pakai yang berkontribusi pada masalah sampah plastik.
Â
7.Inovasi Berkelanjutan
Tupperware terus berinovasi dengan meluncurkan produk-produk baru yang memenuhi kebutuhan konsumen modern. Mulai dari wadah penyimpanan yang dapat digunakan dalam microwave hingga produk yang dirancang khusus untuk menyimpan makanan segar dan salad, Tupperware selalu berusaha untuk tetap relevan di pasar yang terus berkembang.
8.Hadapi Utang Rp 10,7 Triliun
Tupperware berencana untuk mengajukan perlindungan pengadilan setelah melanggar persyaratan pembayaran utangnya, dan meminta bantuan penasihat hukum dan keuangan.
Pengajuan perlindungan pengadilan itu di tengah upaya Perseroan bertahun-tahun mengatasi permintaan yang menurun. Adapun Perseroan mengajukan perlindungan pengadilan setelah negosiasi yang berlarut-larut antara Tupperware dan pemberi pinjaman mengenai cara mengelola utang lebih dari USD 700 juta atau sekitar Rp 10,73 triliun. Pemberi pinjaman setuju tahun ini untuk memberi sedikit ruang bernafas mengenai ketentuan yang pinjaman yang dilanggar, tetapi kinerja perusahaan terus memburuk.
Rencana itu belum final dan dapat berubah. Seorang perwakilan Tupperware menolak berkomentar. Tupperware selama bertahun-tahun telah memperingatkan akan adanya keraguan terhadap kemampuannya bertahan dalam bisnis.
Pada Juni, perusahaan tersebut membuat rencana untuk menutup satu-satunya pabriknya di AS dan memberhentikan hampir 150 karyawan. Tahun lalu, perusahaan mengganti Kepala Eksekutif Miguel Fernandez dan beberapa anggota dewan sebagai bagian dari upaya untuk membalikkan keadaan bisnis, dengan menunjuk Laurie Ann Goldman sebagai CEO baru.
Â
Â
Â
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement