Liputan6.com, Jakarta Salah satu produsen otomotif asal Amerika Serikat (AS) yang dikenal dengan kemampuan untuk menaklukkan medan yang sulit yaitu Jeep tengah mengalami masa-masa sulit. Penjualan Jeep tengah seret padahal perusahaan tersebut menargetkan bisa melego 1 juta kendaraan di 2027.
Jeep, merek lama yang menjadi patokan industri otomotif, telah mengalami masa sulit penjualan di AS yang mencakup penurunan penjualan tahunan selama lima tahun, dengan 2024 berpotensi menjadi tahun keenam.
Dikutip dari CNBC, Jumat (20/9/2024), meskipun demikian, CEO Jeep yakni Antonio Filosa yakin bahwa hari-hari terburuk merek tersebut telah berlalu dan masih mungkin untuk mencapai target penjualan 1 juta. Perusahaan tersebut sedang melaksanakan rencana pemulihan untuk merek SUV Amerika klasik yang menurutnya sudah mulai membuahkan hasil setelah penurunan penjualan sebesar 9% di AS selama enam bulan pertama tahun ini.
Advertisement
Rencana tersebut mencakup penurunan harga di seluruh jajarannya, termasuk pada model bervolume tinggi seperti Jeep Compass dan SUV Grand Cherokee yang meluncurkan penawaran khusus seperti insentif atau pembiayaan 0%, dan meningkatkan pengeluaran untuk pemasaran dan periklanan, kata Filosa.
Tindakan semacam itu dapat menggerogoti laba, tetapi harga transaksi rata-rata merek tersebut telah meroket dari kurang dari 40.000 dollar sekitar 600 juta rupiah. Pada tahun 2020 menjadi lebih dari 50.000 dollar atau sekitar 750 juta rupiah di tahun ini, menurut Cox Automotive. Harga transaksi rata-rata Jeep telah berada di atas rata-rata industri sejak tahun 2021, menurut laporan Cox .
Penjualan Jeep
Filosa mengatakan Jeep yang melaporkan penjualan setiap triwulan mengalami peningkatan penjualan di Amerika Serikat bulan lalu. Penjualan naik 28% dari Agustus 2023 dan 55% dari Juli. Jeep juga menurunkan inventaris kendaraannya sekitar 25.000 unit selama waktu tersebut. Namun, merek tersebut masih harus menempuh jalan panjang untuk mencapai perubahan penjualan yang signifikan.
Penjualan Jeep di AS anjlok 34% dari rekor tertingginya, yakni lebih dari 973.000 SUV yang terjual pada tahun 2018 menjadi kurang dari 643.000 unit tahun lalu. Sementara sebagian besar merek mobil meningkatkan penjualan tahun lalu, Jeep justru turun sekitar 6%.
Penurunan terbaru terjadi setelah perusahaan menghentikan produksi Renegade entry-level dan SUV kompak Cherokee tahun lalu — dua model utama dengan penjualan puncak di AS sekitar 300.000 unit per tahun dari tahun 2016 hingga 2019.
Filosa mengatakan Jeep berharap dapat memulihkan pangsa pasar "dengan sangat cepat" dan kembali ke cakupan pangsa pasar 80%, yang mencakup segmen yang menjadi pesaing Jeep, pada akhir tahun depan, saat memperkenalkan pengganti Cherokee yang tidak disebutkan namanya serta model-model baru yang dialiri listrik.
Â
Advertisement
Langkah Jeep untuk Perbaiki Penjualan
Untuk memperbaiki angka penjualan, kedepannya Jeep berupaya memperbaiki kualitas kendaraan dengan meluncurkan SUV listrik baru seperti Wagoneer S dan Recon.
Selain itu, Â mereka juga menunda peluncuran beberapa model untuk memastikan kualitas lebih baik, di tengah penyelidikan keamanan terkait Jeep Wrangler dan Gladiator. Jeep berfokus pada peningkatan penjualan dengan produk baru yang diharapkan bisa mendorong pertumbuhan pada 2024.