Sukses

The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan, Bagaimana Dampaknya ke Ekonomi Global?

Ekonom EY-Parthenon, Gregory Daco menuturkan, posisi ekonomi AS merupakan salah satu pendorong utamanya kebijakan the Fed

Liputan6.com, Jakarta - Keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) dapat mempengaruhi ekonomi AS. Hal ini juga akan pengaruhi ekonomi global.

Ekonom EY-Parthenon, Gregory Daco menuturkan, posisi ekonomi AS merupakan salah satu pendorong utamanya kebijakan the Fed. "Ekonomi AS tetap menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia, dan akhir-akhir ini, salah satu tumbuh yang paling cepat,” kata Daco, demikian seperti dikutip dari CNBC, Kamis (19/9/2024).

Pada pertemuan September 2024, the Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan memangkas suku bunga acuan yang berdampak luas. Perubahan suku bunga the Fed dapat memengaruhi biaya produk pinjaman antara lain hipotek, kas, obligasi dan saham.

Keputusan the Fed mengakhiri siklus pengetatan ekonomi akan berdampak ke global. Pada Agustus 2024, inflasi tahunan mencapai 5,9 persen secara global, menurut Dana Moneter Internasional atau the International Monetary Fund (IMF). IMF juga melaporkan inflasi mendekati rata-rata 2,6 persen di seluruh negara maju seperti Amerika Serikat (AS).

Keputusan the Fed memangkas suku bunga acuan muncul setelah data pasar tenaga kerja AS yang tidak stabil selama berbulan-bulan.Tingkat pengangguran mencapai 4,2 persen pada Agustus 2024, dengan 7,1 juta warga AS tidak memiliki pekerjaan, sedikit berubah dari beberapa bulan terakhir.

Namun, gambaran lapangan pekerjaan telah memburuk secara signifikan dari tahun lalu, ketika pengangguran mencapai 3,8 persen dengan 6,3 juta warga AS mencari pekerjaan.

 

2 dari 4 halaman

Dampak Keputusan the Fed

Bank sentral di negara ekonomi maju di dunia menaikkan suku bunga acuan untuk menangkal inflasi global. Ekonom mencatat pengetatan kondisi lintas batas secara bersamaan dapat memperkuat dampaknya. Bank Sentral Eropa juga menurunkan suku bunga sebanyak dua kali pada 2024.

Di sisi lain, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global akan mencapai 3,2 persen pada 2024 dan 3,3 persen pada 2025, menurut IMF. “Tindakan dewan the Federal Reserve tidak hanya terbatas di AS. Tindakan tersebut memiliki implikasi, efek limpahan di bagian lain di dunia juga,” ujar Direktur Georgetown University’s Psaros Center, Reena Aggarwal.

Keputusan the Fed juga dapat mempengaruhi pasar valuta asing mengingat pengaruhnya terhadap nilai dolar AS.

“Pasar negara berkembang terdampak karena sebagian besar pinjaman dalam dolar AS. Jadi, mereka harus membayar bunga dan pokok dalam dolar AS. Jika suku bunga berubah di AS, semua biaya pinjaman juga berubah,” kata Aggarwal.

3 dari 4 halaman

Bank Sentral China

Negara-negara lain telah berupaya meningkatkan profil mata uangnya dengan hasil beragam. Yang paling menonjol, Bank Sentral China telah membentuk sistem moneter internasionalnya berdasarkan yuan atau renminbi. Ekonom di Fed menulis, Bank Sentral China telah mengelola nilai yuan untuk membantu negara mencapai tujuannya dalam perdagangan. China juga telah membangun jaringan jalur swap-sendiri untuk menyaingi sistem yang ditawarkan oleh bank sentral antara lain the Fed dan Bank Sentral Eropa.

“Banyak (kendaraan listrik-red) yang kita lihat keluar dari China merupakan akibat langsung dari fakta, China telah terbebani utang dan tidak dapat memakai model pertumbuhan sebelumnya untuk sekadar meningkatkan investasi,” ujar Ekonom TS Lombard, Freya Beamish.

Ia menambahkan, jika China ikuti model pertumbuhan ini harus andalkan ekspor. “Pada saat yang sama, mereka ingin renminbi lebih luas,” kata dia.

Yuan menyumbang 4,3 persen dari pembayaran yang dilakukan secara global pada 2023, menurut the Fed. Bank sentral AS mencatat meski porsi itu meningkat tetapi masih jauh tertinggal dari penggunaan dolar AS sebesar 47 persen dan euro sebesar 23 persen.

4 dari 4 halaman

Prediksi Suku Bunga The Fed

Di sisi lain, ekonom percaya pemangkasan suku bunga merupakan perkembangan positif bagi pasar dan akan menopang ekonomi.

"Saya pikir ini secara dramatis meningkatkan peluang the Fed bertahan yang pada akhirnya akan menjadi bullish bagi aset berisiko,” ujar Ekonom ClearBridge Investments, Jeff Schulze.

Adapun pejabat the Fed perbarui pandangannya tentang suku bunga dari proyeksi terbaru pada Juni. Namun, the Fed sekarang mengantisipasi pemangkasan yang lebih dalam, perkiraan suku bunga itu tetap di atas harapan pasar terhadap bank sentral yang lebih akomodatif.

The Fed memperkirakan suku bunga saat ini dalam kisaran 4,75 persen-5 persen menjadi 3,4 persen pada akhir 2025. Sedangkan pelaku pasar bertaruh 2,9 persen. Selain itu, titik akhir pemangkasan suku bunga the Fed mencerminkan sedikit peningkatan menjadi 2,9 persen dari 2,8 persen.

Di sisi lain, dengan beberapa petunjuk pada hasil pemilihan Presiden AS berpotensi mempersulit jalur pemangkasan suku bunga ke depan.

“Jika perang dagang terjadi di bawah kepemimpinan Trump, itu bisa berdampak negatif pada pendapatan tetap,” ujar Head of US Fixed Income RBC Global Asset Management, Andrzej Skiba.