Liputan6.com, Jakarta - Harga emas kembali menguat pada perdagangan Kamis, 19 September 2024. Penguatan harga emas terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) melonggarkan kebijakan moneter dengan memangkas suku bunga acuan 50 basis poin (bps).
Langkah the Fed tersebut mendorong emas batangan ke level tertinggi sepanjang masa. Harga emas di pasar spot naik 0,7 persen menjadi USD 2.575,90 per ounce dan harga emas berjangka AS menguat 0,1 persen menjadi USD 2.600,60. Demikian mengutip CNBC, Jumat (20/9/2024).
Baca Juga
Harga emas di pasar spot mencapai rekor tertinggi di USD 2.599,92 pada perdagangan Rabu pekan ini setelah the Fed menurunkan suku bunga acuan 50 bps menjadi 4,75 persen-5 persen. Hal ini sejalan dengan harapan pelaku pasar sebelum keputusan itu.
Advertisement
Para pembuat kebijakan the Fed juga prediksi suku bunga akan turun 50 bps pada akhir 2024. 1 persen pada 2025 dan 0,50 persen pada 2026.
"Pasar memperhitungkan penurunan suku bunga yang lebih besar dan lebih banyak karena kita memiliki defisit fiskal dan perdagangan, dan itu akan semakin melemahkan nilai dolar AS secara keseluruhan,” ujar Chief Operating Officer Allegiance Gold, Alex Ebkarian.
"Jika Anda menggabungkan risiko geopolitik dengan defisit saat ini yang kita miliki, bersama dengan lingkungan imbal hasil rendah dan dolar AS yang lebih lemah, kombinasi dari semua ini adalah yang mengarah pada emas,” ia menambahkan.
Pelonggaran kebijakan moneter oleh bank-bank global bersama dengan pembelian bank sentral yang kuat dan kekhawatiran geopolitik telah memicu reli harga emas ke rekor tertinggi beberapa kali tahun ini.
Aset yang Aman
Emas batangan dianggap sebagai aset yang aman selama ketidakpastian politik dan ekonomi. Emas batangan juga cenderung berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah.
"Menurut pandangan kami, reli ini bisa berlanjut lebih jauh. Kami menargetkan USD 2.700 per ounce pada pertengahan 2025. Bersamaan dengan faktor risiko jangka pendek, kami mengantisipasi permintaan ETF emas yang lebih besar akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang,” kata UBS dalam sebuah catatan.
Di tempat lain, perak spot naik 2,4% menjadi USD 30,78 per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak Juli di sesi sebelumnya.
"Kami mempertahankan pandangan kami bahwa perak akan diuntungkan dari lingkungan harga emas yang meningkat,” tambah UBS.
Harga Platinum naik 1,4% menjadi USD 982,27 dan paladium naik 1,7% menjadi USD 1.079,75.
Advertisement
Prediksi Harga Emas Pekan Ini, Anjlok atau Makin Mahal?
Sebelumnya, setelah kenaikan dan penurunan minggu lalu membawa harga emas kembali ke harga di kisaran USD 2.400, para pedagang sempat disuguhi reli pasar pada awal pekan kedua September 2024, dengan harga emas mencapai USD 2.500. Lantas bagaimana potensi harga emas pada pekan ketiga September 2024?
Survei Emas Mingguan Kitco News terbaru menunjukkan baik pakar industri maupun investor ritel tetap positif secara keseluruhan tentang potensi apresiasi emas, tetapi lebih ragu dan berhati-hati daripada dalam beberapa minggu terakhir.
Direktur Pelaksana di Bannockburn Global Forex, Marc Chandler misalnya yang melihat potensi harga yang lebih tinggi, tetapi juga berpikir emas sedikit di atas kemampuannya.
"Emas berada pada rekor tertinggi baru, tampaknya dibantu oleh penurunan suku bunga AS dan dolar. Setelah mereda, ada spekulasi baru tentang pemotongan 50 bp minggu depan oleh Federal Reserve,” kata Chandler, dikutip dari Kitco, Senin (16/9/2024).
Chandler menambahkan, harga emas masih belum bisa dipetakan secara keseluruhan, tetapi secara psikologis, pada level USD 2600 masih menarik.
Sedikit Capai Titik Jenuh
Kemudian, Kepala strategi mata uang di Forexlive.com, Adam Button menjelaskan harga emas akan bergerak lebih tinggi pada minggu depan dan tidak ada alasan untuk melawan momentum ini.
"Pemotongan Fed hanya 25 bps mungkin akan menyebabkan aksi jual spontan, tetapi akan ada pembeli di atas USD 2500,” jelas Button.
Selanjutnya, Daniel Pavilonis, pialang komoditas senior di RJO Futures, berpendapat harga emas sedikit berlebihan dalam jangka pendek, meskipun masih ada dorongan signifikan menjelang akhir tahun.
"Saya pikir kita akan mulai sedikit mencapai titik jenuh. Inilah yang diharapkan pasar, tetapi kita begitu jauh dari semua moving average, saya pikir kita mulai kembali ke kisaran tren yang realistis,” jelasnya.
Pavilonis mengatakan bahwa ia memperkirakan emas akan turun menjelang keputusan suku bunga karena akan terjadi beberapa aksi ambil untung.
Advertisement
Hasil Survei Kitco
Minggu ini, 13 analis berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News, dan meskipun hasilnya menunjukkan optimisme secara keseluruhan, banyak yang menyatakan kekhawatiran logam kuning tersebut dapat bergerak ke kedua arah di kedua sisi keputusan Fed.
Namun, delapan pakar, atau 62 persen, memperkirakan harga emas akan naik selama minggu depan, sementara tiga analis lainnya, atau 23 persen, percaya emas akan diperdagangkan lebih rendah minggu depan. Dua pakar yang tersisa, mewakili 15 persen, memperkirakan pergerakan harga logam mulia akan bergerak menyamping.
Sementara itu, 189 suara diberikan dalam jajak pendapat daring Kitco, dengan proporsi investor Main Street yang optimis sama seperti minggu lalu, tetapi beberapa suara menyamping bergeser ke wilayah pesimis.
Sebanyak 107 pedagang eceran, atau 57 persen, memperkirakan harga emas akan naik minggu depan, sementara 47, atau 25 persen, memperkirakan logam kuning akan diperdagangkan lebih rendah. 35 responden yang tersisa, mewakili 18 persen, melihat harga berkonsolidasi selama minggu depan.