Liputan6.com, Jakarta Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa ia memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan terus memangkas suku bunga, setelah pemotongan pada hari Kamis (20/9).
Seperti diketahui, Komite Pasar Terbuka Federal Federal Reserve (FOMC) memangkas suku bunga pinjaman utamanya sebesar setengah poin persentase, atau 50 basis poin. Keputusan tersebut menurunkan suku bunga dana federal The Fed ke kisaran antara 4,75%-5%.
Baca Juga
Presiden AS menyebut pemotongan suku bunga setengah poin persentase oleh bank sentral AS sebagai kabar baik bagi konsumen. Biden pun menyatakan komitmen pemerintahannya untuk terus berupaya menurunkan inflasi di AS.
Advertisement
"Suku bunga akan turun dan diperkirakan akan terus turun. Itu adalah posisi yang baik bagi kita," ungkap Biden dalam acara Economic Club of Washington, dikutip dari US News, Jumat (20/9/2024).
Biden juga optimis bahwa inflasi AS kini jauh lebih dekat dengan target 2% The Fed.Â
"Saya tidak di sini untuk merayakan kemenangan. Kita masih punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan," Biden menambahkan.
Kepala staf presiden AS, Jeff Zients, mengatakan kepada wartawan melalui panggilan telepon bahwa banyak ekonom memperkirakan resesi perlu terjadi jika bank sentral ingin menurunkan inflasi yang tinggi.
Tetapi ia menilai, prediksi mereka salah karena kebijakan Biden yang bertujuan untuk memperluas manufaktur dalam negeri, berinvestasi dalam energi bersih dan infrastruktur lainnya, serta membatasi biaya obat untuk masyarakat lansia dan membantu menciptakan 16 juta pekerjaan dan menaikkan upah.
Menkeu AS Yellen: The Fed Pangkas Suku Bunga jadi Tanda Baik bagi Ekonomi AS
Adapun, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyambut keputusan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada Kamis (19/9).
Mengutip Channel News Asia, Yellen menilai bahwa keputusan bank sentral AS untuk memangkas suku bunga merupakan tanda yang sangat positif bagi kondisi ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Pernyataan Yellen disampaikan sehari setelah The Fed memutuskan pemangkasan suku bunga agresif pertama sejak tahun 2020 saat inflasi mereda.
"Hal ini mencerminkan keyakinan The Fed bahwa inflasi telah turun drastis dan berada di jalur kembali ke target dua persen, dan bahwa risiko terkait inflasi telah benar-benar berkurang secara signifikan," ujar Yellen dalam sebuah acara di Washington.
"Pada saat yang sama, kita memiliki pasar kerja yang tetap kuat," sambungya.
Yellen menambahkan bahwa menurunkan inflasi secara sukses dalam konteks pasar kerja yang kuat, yang dikenal sebagai soft landing, adalah "persis seperti yang kita lihat dalam perekonomian".
Pejabat The Fed kini memperkirakan akan ada penurunan satu poin persentase penuh suku bunga lagi pada akhir tahun 2025 dan setengah poin pada tahun 2026. FOMC juga mencatat bahwa penambahan lapangan kerja telah melambat dan tingkat pengangguran telah meningkat tetapi tetap rendah.
Advertisement