Sukses

Jokowi Pantau Harga Bahan Pokok saat Blusukan ke Pasar Dukuh Kupang

Mengunjungi Pasar Dukuh Kupang, Surabaya, Jawa Timur, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan, pasokan banyak membuat harga telur jadi rendah.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Pasar Dukuh Kupang, Surabaya, Jawa Timur, untuk memantau harga kebutuhan pokok, Jumat, (20/9/2024).

 "Ya, mampir saja untuk melihat harga-harga. Saya lihat tadi baik semuanya," ujar Jokowi, seperti dikutip dari Antara.

Jokowi menuturkan, harga beberapa kebutuhan pokok turun dan bahkan cenderung rendah karena pasokan yang melimpah.

"Tadi harga telur harganya terlalu rendah harganya 24 ribu, cabai rawit 35 ribu ini sudah (rendah), mungkin pasokannya terlalu banyak," kata dia.

Saat ditanya, apakah kunjungannya juga bagian dari pamitan sebelum menyelesaikan masa tugasnya, Jokowi menjawab dengan bercanda kunjungannya tersebut untuk mengecek harga bahan pokok.

"Ya ngecek harga, mosok pamitan terus," tutur Jokowi yang beberapa minggu lalu juga hadir di Surabaya. Jokowi hadir di Pasar Dukuh Kupang, Surabaya, didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi dan Mensesneg Pratikno.

Rombongan Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 07.50 WIB, tampak Jokowi mengenakan baju putih lengan panjang dengan setelan celana hitam.

Tiba di lokasi, Jokowi langsung masuk ke dalam Pasar Dukuh Kupang menyapa warga secara langsung. Kedatangannya juga disambut warga meminta foto bersama Jokowi. Selain itu, Jokowi juga terlihat membagikan kaos dan bingkisan ke warga yang ada di pasar.

2 dari 5 halaman

Hacker Bjorka Bobol Data Pajak, Jokowi Buka Suara

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta perlunya mitigasi oleh kementerian terkait soal kebocoran data nomor pokok wajib pajak (NPWP). Sebelumnya, sebanyak 6 juta data NPWP diperjualbelikan dalam situs itu oleh akun bernama Bjorka pada tanggal 18 September 2024.

“Saya sudah perintahkan, Kominfo maupun Kementerian Keuangan untuk memitigasi secepatnya, termasuk BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) untuk memitigasi secepatnya,” kata Jokowi di sela peresmian jalan Tol Solo-Yogyakarta di Gerbang Tol Banyudono Boyolali, Jawa Tengah, dikutip dari Antara, Kamis (19/9/2024).

Ia mengatakan peristiwa tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di beberapa negara lain.

“Semua data mungkin karena keteledoran password bisa terjadi atau karena penyimpanan data yang terlalu banyak di tempat yang berbeda-beda,” katanya.

Ia mengatakan hal itu bisa menjadi ruang untuk diretas oleh hacker agar bisa masuk.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan menyatakan tengah mendalami kasus dugaan kebocoran data NPWP.

“Terkait dengan informasi kebocoran data yang beredar, saat ini tim teknis DJP sedang melakukan pendalaman," kata Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Kemenkeu Dwi Astuti.

 

 

3 dari 5 halaman

Diperjualbelikan Bjorka

Dugaan bocornya data NPWP mencuat usai pendiri Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto mengunggah tangkapan layar situs Breach Forums.

Melalui akun X @secgron, dia menyebut sebanyak 6 juta data NPWP diperjualbelikan dalam situs itu oleh akun bernama Bjorka pada tanggal 18 September 2024.

Selain NPWP, data yang juga terseret di antaranya nomor induk kependudukan (NIK), alamat, nomor handphone, email, dan data lainnya.

Harga jual seluruh data itu mencapai Rp 150 juta. Dalam cuitan yang sama, Teguh mengatakan bahwa data yang bocor juga termasuk milik Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) serta putranya Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.

4 dari 5 halaman

Hacker Bjorka Bobol Data Pajak Jokowi hingga Sri Mulyani, DJP Buka Suara

Sebelumnya, Indonesia kembali dihadapkan dengan dugaan kebocoran data, kali ini terkait dengan 6 juta Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang diduga dijual di forum daring Breach Forum.

Dugaan ini diungkapkan oleh Teguh Aprianto, pendiri Ethical Hacker Indonesia, melalui unggahan di media sosial X pada Kamis (19/9/2024).

Dalam bocoran tersebut, hacker Bjorka membeberkan data milik sejumlah petinggi negara, termasuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan dua anaknya—Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep—diduga ikut tersebar.

Selain itu, data Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, serta beberapa menteri lain seperti Erick Thohir dan Zulkifli Hasan juga termasuk dalam sampel yang bocor.

Teguh menyebutkan, data-data ini diperdagangkan dengan harga sekitar 150 juta rupiah. Kebocoran data tersebut mencakup informasi sensitif seperti NIK, NPWP, alamat, nomor telepon, dan email. Lebih lanjut, ada 10 ribu sampel data yang turut dibagikan oleh pelaku, berisi berbagai informasi pribadi termasuk wilayah tempat tinggal dan jenis wajib pajak.

 

5 dari 5 halaman

Respons Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

Menanggapi insiden ini, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) bergerak cepat untuk melakukan investigasi lebih lanjut. Dwi Astuti, Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP, mengonfirmasi bahwa tim teknis DJP telah memulai proses pendalaman terkait dugaan kebocoran data tersebut.

“Terkait dengan informasi kebocoran data yang beredar, saat ini tim teknis DJP sedang melakukan pendalaman,” ujarnya dalam keterangannya kepada Liputan6.com, Kamis (19/9/2024).

DJP berkomitmen untuk segera menelusuri kebenaran dari laporan ini dan memastikan bahwa langkah-langkah mitigasi akan dilakukan guna melindungi data wajib pajak yang ada. Ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap keamanan data yang dipegang oleh pemerintah.

Kebocoran data NPWP ini menjadi perhatian besar, tidak hanya karena melibatkan data penting pejabat negara, tetapi juga karena potensi dampak yang lebih luas bagi masyarakat dan keamanan informasi di sektor administrasi publik.